Kukira, semuanya akan berubah.namun, ternyata perkiraanku salah. Semangatku jadi semakin patah. Aku jadi seperti orang yang tak ter-arah. Berharap menemukan tujuan yang ingin ku capai. namun, aku hanya kembali terbelenggu diatas pangkuan. menanap nanar perjuangan yang telah kulakukan. mengharap sisa perjalanan yang masih ku abaikan.
Aku masih saja terduduk sendirian. Sibuk memikirkan pilihan yang telah ku putuskan. Menyesal, aku terus saja merenung akan segala bentuk 'kekalahan'.
Sementara waktu terus berjalan. Memaksaku agar segera bangkit dari 'keterpurukan'.
Mengejar semua ke-tertinggalan.
Semangat belum lama pergi. Melewatiku tanpa permisi. Meninggalkanku yang tengah sendiri. Menyisakan sepi yang menemani. m
Menghadiahkanku selimut sunyi.
susah payah ku menata hati, untuk selanjutnya runtuh lagi.
Bagaimana mungkin aku belajar tanpa semangat yang berkobar?
Kini aku harus memulainya dari awal. Menyalakan kembali api yang telah padam. Namun, itu tak semudah yang mereka katakan. Aku butuh proses yang sangat panjang.
Aku sadar, saat ini aku sedang belajar berdiri sendiri setelah sebelumnya terjatuh karena terlalu cepat berlari.
24 November 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Riuh yang Sunyi
General FictionHanya sebuah catatan kecil, yang memuat segala perjalanan panjang. Selasa, 10 Mei 2022
