Sound Of Your Heart
.
.
.sreekkk
Suara robekan kertas itu begitu nyaring sehingga membuat telinga seorang pria di dekat nya berdengung. "chhkk.." Pria itu meringis dan menatap nanar kertas yang baru saja di robek oleh pemiliknya.
"Ay.." Pria itu ingin menangis saat melihat kertas itu sudah tak berbentuk, lantaran sang empu meremuk-remuk kertas itu setelah merobeknya.
Entah mengapa ia merasa sakit. Seperti ada yang menghujam jantungnya. Dadanya terasa sesak. Nafasnya menjadi tak beraturan.
"Lebay, lo."
Gadis yang duduk di samping pria itu pun beranjak dari tempat duduknya dan membuang kertas yang sudah ia remuk tadi ke dalam tempat sampah.
Setelahnya, gadis itu kembali duduk dan mencepol asal rambut panjangnya itu. Kemudian ia mengambil kertas baru yang masih bersih dan rapi.
"Yang tadi kenapa di sobek?" Pria tinggi dengan warna rambut yang sedikit coklat itu bertanya pada gadis di sebelahnya. Matanya nampak berkaca-kaca, menyayangkan sebuah kertas yang baru saja di buang oleh sang pemiliknya itu.
Gadis itu merotasi kedua bola matanya dan menjawab malas pertanyaan pemuda di sebelahnya itu. "Salah garis." jawabnya.
Ia mengambil sebuah penggaris dan menggambar ulang sebuah Nirmana garis yang menjadi tugas pertamanya di semester 3 ini.
"Sumpah? padahal tadi tinggal dikit lagi kelar!!" Pria itu nampak sangat gregetan. Ia sangat tahu rasanya ketika tugas nya hampir kelar, tapi harus mengulang karena satu garis yang tidak sejajar.
"Makannya gua kesel banget heuhhh!" Gadis itu meraih botol minum di atas mejanya dan meneguk habis minumannya. Setelah itu ia meremuk-remuk botol plastik itu sampai botol itu tak berbentuk lagi.
"Yang sabar ya, Ay." ucap pria itu sambil mengusap punggung gadis di sebelahnya.
Gadis itu mendelik tajam sambil menggerakkan bahunya untuk menepis tangan pria itu dari tubuhnya.
Pemuda itu pun langsung ciut dan menarik kembali tangannya. Gadis di sebelahnya itu menatap tajam dirinya dan berdecak kesal. Ia sangat tahu gadis itu pasti dalam kondisi mood yang tidak bagus.
Akhirnya ia mengalah dan memilih untuk diam sambil memberikan ruang pada gadis itu untuk melanjutkan pekerjaannya.
Tugas ini membutuhkan fokus yang tinggi. Untuk menggambar sebuah nirmana garis, harus menggunakan ketelitian saat mengerjakannya. Bila salah satu garis saja, itu akan menghancurkan lukisannya dan membuat lukisan yang seharusnya sempurna itu menjadi gagal total.
Gadis itu sangat fokus mengerjakan tugasnya ulang, sementara sang pria hanya diam memperhatikannya sambil tersenyum padanya.
"Bisa gak sih, gak usah ngeliatin gua!" Gadis itu merasa tidak nyaman karena pria itu terus menatap ke arahnya.
"Ya terserah gua dong, lagian siapa suruh lo cantik banget jadi orang, mata gua jadi enak mandangin elo nya." ucap pria itu sambil memberikan cengiran khas nya.
Gadis itu pun menatap pria itu dan memukul pundaknya. "Stop kayak gitu! lo ganggu fokus gua!" ucapnya seraya membenarkan posisi duduknya.
Pria itu tertawa kecil melihat tingkah lucu gadis di sebelahnya. "Kenapa? lo salting ya?" ucapnya menggoda.
Gadis itu langsung memberikan pelototan tajam pada pria itu. "Pergi gak lo dari sini! gua ga mau liat muka lo, ga enak di pandang soalnya." ucapnya pada pria tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sound Of Your Heart
Science Fiction"Ketika sendiri merasa terbebani, pas ngumpul malah makin menjadi." Inilah kisah lika-liku dunia perkuliahan para mahasiswa-mahasiswi yang memiliki kisah berbeda di setiap langkahnya, namun memiliki mimpi dan tujuan yang sama.