2. Raja Balapan

539 204 151
                                    

.
.
.
.
.
❘༻Happy Reading༺❘

2. Raja Balapan

Samuel turun dari motor meninggalkan motor itu sendiri di tepi jalan untuk menemui gadis yang selama ini dia rindukan. Rupa gadis itu benar-benar mirip.

Samuel ingin menyangkal ini semua, tapi tidak bisa. Rasa rindunya begitu besar dan sulit untuk diabaikan begitu saja.

"Alora...."

Samuel terus bergumam memanggil nama Alora.

Samuel kehilangan jejak gadis itu, dia terus berlari lalu memutar tubuhnya untuk mencari area sekeliling. Namun, hasilnya nihil. Dia gagal.

"Sialan!" umpat Samuel, dia mengacak kesal rambutnya.

"Lo dimana ha?" katanya pelan penuh frustasi.

Banyak orang-orang sekitar Samuel menatapnya iba, terlihat dari wajahnya yang terlihat menyedihkan. Samuel tidak memperdulikannya, dia ingin gadis itu ada dihadapannya sekarang.

Samuel menghela napas kasar, sudah sekian tempat di area sana Samuel cari tetapi hasilnya tetap sama. Selagi ini bukan mimpi, dia akan terus mencari gadis itu. Entah hari ini, besok, atau seterusnya.

Samuel merasa kecewa pada dirinya sendiri dan memutuskan untuk kembali. Dari sekian langkah yang di ambil, Samuel lagi-lagi melihat orang itu. Samuel tidak langsung melihat wajahnya, hanya saja gaun yang dikenakan mirip.

Dengan sangat cepat Samuel langsung berlari dan memperlambat ketika akan sampai. Tangannya meraih bahu orang itu sehingga dia otomatis berbalik badan.

Dari raut wajah gadis itu, dia terlihat sangat terkejut bukan main sekaligus terpana akan ketampanan orang yang dengan lancang memegang bahunya.

Hening.

"Maaf?"

"Sorry,"

"Gue salah orang."

Samuel pikir perempuan itu adalah orang yang dia cari, tapi kenyataannya dia salah.

Sebelumnya, perempuan itu keluar dari sebuah toko. Samuel secara langsung memang tidak melihat wajahnya, hanya saja gaun yang dikenakan mirip. Dan mengira bahwa perempuan tadi adalah orang yang dia cari.

Samuel tidak berpikir panjang, dia baru sadar bahwa perempuan itu tidak mengenakan pita di belakang rambutnya.

______________________

"Maaf Samuel telat, ma,"

Samuel mengusap pelan batu nisan yang bertulisan nama sang Ibu, Darla. Seperti biasa setiap kunjungannya, Samuel akan menabur bunga mawar dan menyiramnya tidak lupa dengan sebucket bunga favorit Darla yang dia letakkan di dekat batu nisan.

"Samuel kangen mama, juga Alora,"

Samuel berbalik badan, matanya tertuju pada batu nisan yang bertulisan nama sahabatnya, Alora Viorica. Makam Ibu dan Alora berdampingan.

Samuel (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang