Judul sebelumnya "SAMRA"
Semua alur dan nama-nama tokoh aku ubah dan ada sedikit beberapa tokoh baru di dalamnya dengan versi baru.
.
.
.
.❘༻Happy Reading༺❘
1. Samuel Agarish Jaxsen
Perkataan seseorang beberapa waktu yang lalu kembali terngiang-ngiang di dalam benaknya. Ia menumpahkan semua amarahnya pada Samsak, Samuel meninju secara brutal.
Samuel hanya telanjang dada, sehingga perut kotak-kotak tersebut terpampang jelas di tengah kegelapan yang minim cahaya. Tidak lupa dengan keringat yang membasahi seluruh tubuh seperti habis mandi.
"Lo pembunuh!"
"GUE BUKAN PEMBUNUH!" teriak Samuel.
Amarahnya kian memuncak, diapun menambah kecepatan dalam meninju Samsak bagaikan musuh yang harus ia habisi.
Keadaan Samuel di bilang tidak bagus, tubuhnya yang atletis kini dibanjiri keringat yang terus menetes dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Setelah sedikit mereda, dia berhenti dan berjalan menuju kursi untuk meminum air seraya melepas Hand wrap.
Tersisa setengah botol air yang dia minum, setengahnya lagi dia tuangkan ke rambut dan airpun mengalir hingga ke bawah.
Samuel menghela napas lelah, wajahnya sedikit sendu. Lalu ia berkata.
"Maafin gue."
....................
"Woy!" teriak Alezra Zavier.Dia mengatur napas terlebih dahulu sebelum lanjut berlari menghampiri sahabat-sabahatnya.
"Sialan lo bertiga!" kesal Alezra. "Gue teriak-teriak kek orang gila dari tadi kagak denger apa?"
"Denger," jawab Laut Alaska.
"Terus?"
"Sengaja, lo ke lamaan. Jadinya kita tinggal, ya nggak El?" jawab Sastra Virendra. Kedua alisnya naik, dan di angguki Samuel sebagai balasan.
Terlihat dari raut wajah Alezra, ia kelelahan mengejar mereka bertiga dari parkiran hingga ke lantai dua sekolahan.
"Gitu amat, gue minta waktunya cuman lim—"
"Mata lo lima menit, yang ada lima belas menit," sembur laut.
"Lagian lo ngapain ke wc? Mana lama lagi," tanya Sastra.
"Gue boker, hehe," Alezra mengaruk lehernya seraya cengigisan.
"Sialan,"
"Ya sorry, lagian gue panggil-panggil lo pada pura-pura budek," keluh Alezra. "Berasa manggil angin gue, mana cepet amat lagi jalannya,"
"Itung-itung lari pagi," ujar Samuel Agarish Jaxsen. Cowok yang memiliki mata setajam mata Elang.
Setelah mengatakan kalimat itu, Samuel lanjut berjalan dan diikuti sahabatnya.
Seperti biasa Samuel tidak memiliki ekspresi pada wajahnya. Orang-orang menjuluki Samuel sebagai Pangeran kulkas.
Wajahnya tampan, tubuh yang atletis nan tinggi seperti Pangeran kerajaan. Serta sifat yang tertutup, cuek, dingin dan tatapan tajamnya seperti ingin membunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samuel (New Version)
Roman pour AdolescentsWarn! Judul sebelumnya "SAMRA" Ubah alur dan nama tokoh (New Version). __________ Satu persatu, orang-orang yang Samuel sayangi pergi meninggalkan dirinya. Hidupnya hampa dan terasa tidak bearti lagi. Kepergian mereka meninggalkan goresan besar di...