Camelia POVDi indonesia ini adalah tanah kelahiranku khususnya di kota Jakarta yang penuh dengan ingar bingar tempat asal aku tinggal. Aku adalah anak satu-satunya alias anak semata wayang yang ayah bunda punya. Aku telah memasuki perkuliahan di tahun lalu, mungkin mustahil untuk masuk di Universitas Negeri Jakarta dan untungnya aku keterima dan masuk di jurusan seni.
Ayah dan bundaku termasuk keluarga konglomerat bahkan keduanya sangat menyayangiku tapi satu yang membuatku tidak tahan dengan perlakuan mereka dan itu sangat membuatku cukup malu yaitu, bunda yang selalu ingin ditemani kemanapun ia pergi begitu pun dengan nya yang selalu ingin menemaniku kemanapun aku pergi dan itu yang membuatku lama-kelamaan menjadi anak yang sedikit nakal dan sedikit berbohong untuk yang entah keberapa kalinya.
Malam lalu,
"Abis dari mana kamu?, hm." tanya bunda sambil menonton televisi.
"Abis dari toko buku, Bun." jawabku yang hanya di anggukan kepala saja oleh bunda.
Iya, bunda hanya tidak apa-apa tidak menemaniku membeli buku karena menurutnya buku adalah sebuah hal yang baik untuk pengetahuan. Padahal tanpa bunda tahu sebenarnya aku dan teman-temanku habis pergi ke club walaupun tak sampai pulang pada jam 12 malam.
Sampai hari itu tiba,
"Habis dari mana kamu?, dari toko buku lagi?, bunda tau ya kalau kamu itu lagi berbohong. Mana mungkin toko buku sampai jam 12 malam, yang bunda tau jam 10 saja sudah tutup." ucapnya dengan tegas yang membuatku tak sanggup berdiri lagi.
Bahkan esok malamnya aku ditemani pergi karena bunda ingin ikut pergi denganku.
"Kenapa?, Bunda kan mau ikut ke toko buku sama kamu. Soalnya ada buku yang pingin bunda beli." jelasnya sambil tersenyum menang.
'Mampus!, demi apa, Bunda sekarang jadi protektif sama gue. This is so bad.' Batinku.
**
Keesokan paginya di kampus, tepatnya di kantin, tongkrongan biasa yang aku dan teman-temanku duduki. Bahkan aura setiap kali menunggu teman lama datang rasanya sangat mencekam karena ngeri mendengar suara menggelar dari mereka.
"Gila lo!, semalam kita abis kedinginan gara-gara nunggu lo, ke mana aja sih?" tanya cewek berambut ikal dan panjang berwarna coklat tak lupa dengan gayanya yang selalu dikuncir kuda.
Dia bernama, Amoy. Teman cewek seksi yang aku punya. Aku bahkan iri dengan tinggi badan yang menjulang tinggi bak model iklan atau mbak-mbak spg di swalayan. Hehe.
"Amoy teman gue yang cakep, lupa, ya? Kayak nggak tau aja sih lo sama bunda gue. Gue aja pusing banget dan nggak tau harus bohong apa lagi, gue udah mati kutu banget semalem." jawabku sambil memijat pelan keningku.
"Camelkuuu~" panggilnya yang masih jauh perlahan berjalan mendekat.
Holyshit! Datang sesosok galah panjang yang tingginya kayak mau nembus awan.
Kalau si cowok ini, dia orang Padang yang tajir nya sampai mampus ngejar aku sampai ke goa punya Si Buta Dari Goa Hantu. Canda eh. Rambut panjangnya yang sebahu diikat ke belakang membuat siapapun tak akan menolak akan pesonanya dan kekayaannya. Memang di kampus ini banyak yang menyukainya tidak denganku yang risih karena tingkah lakunya. Dia tampan dengan mobil BMW kuning yang mengkilap tak terkalahkan dia juga salah satu temanku sendiri yaitu Daniel.
"Minggir-minggir!, jangan menghalangi gue dari bidadari yang ada di samping gue ini. Gue pengen nikmatin wajah cantiknya dari samping pagi ini. Always." ucapnya membuat kedua temanku minggir. Nah, sebelum Amoy, aku sudah berada di kantin bersama Bella. "Kamu mau makan apa, Beib?" tanyanya sambil merangkul bahuku sedang aku hanya memutar kedua bola mataku malas untuk meladeni tingkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
Romance^Blurb^ [16+] "Kamu ini anak kecil yang tidak tahu apa-apa!" ucapku yang masih mencekal lengannya sedangkan dia terus meronta tetapi tetap tidak terlepas karena kekuatannya tak sebanding dengan ku. "What!, lo ngomong apa barusan?, gue anak kecil, um...