Three

44 6 0
                                    


Aska POV

Aku terpaku melihat gadis di depanku, dia tertawa dan tersenyum dengan teman-temannya aku memang sudah terpana sejak pertama kali melihatnya.

Dia memiliki tubuh yang kecil dan sedikit kurus, kira-kira tingginya hanya sepundak ku dan mempunyai kedua bola mata hitam yang bulat seperti kucing dan berbentuk smile jika tersenyum warna rambut panjang coklat yang di bawahnya bergelombang alami bulu matanya lebat sekaligus lentik, kulitnya seputih susu dan lembut saat aku menyentuhnya cukup kasar saat insiden tadi, dia juga mempunyai gigi kelinci sekaligus bibir tipis sedikit berisi berwarna merah segar.

Camelia di Nasution jangan Mencoba menjauh dariku karena kau berurusan denganku. Ungkap ku dengan diri sendiri.

Senyumku mengembang saat dia menatapku, dia berdiri agak jauh dariku, rasanya aku ingin menariknya dan langsung membawanya ke dalam pelukanku lalu segera ku bawa pulang.

Cinta pada pandangan pertama, heh?

Gila memang!

"You see, Sir. Sepertinya saya mengejutkan, Anda." ucapnya tersenyum mengejek tapi terlihat manis di mataku lalu ia beranjak pergi keluar.

"Mau ke mana kamu?" tanya ku yang membuat seisi ruangan kelas menatap ku bingung begitupun juga Camel.

"Sorry, Sir. Apa Anda tidak dengar kalau suara bel berbunyi tadi?" tanyanya acuh lalu segera meninggalkanku begitupun dengan yang lain keluar satu persatu. Namun bedanya mahasiswa lain masih ada rasa hormat denganku berbeda dengannya.

Aku terperangah, mengapa aku bodoh dan linglung seperti ini setelah mendengar ucapannya. Shit, aku membereskan buku-buku ku lalu kembali ke ruangan.

Camelia POV

Akhirnya kelas pun berakhir dan sudah tidak ada jadwal lagi hari ini. Sesampainya di kantin, Amoy, Bella, dan Daniel sudah menungguku.

Aku pun langsung menghampiri mereka dan duduk di samping Daniel. Yup, karena sudah tidak ada tempat duduk lagi dan dia memang sengaja agar aku bisa duduk disampingnya.

"Oh my heart, abis dari mana aja kamu?, kita disini nunggu kamu sampai tuyul pendek sekarang berubah jadi tuyul tinggi kayak amoy." canda nya.

"Sialan, Lo," lempar Amoy sedang Daniel hanya tertawa cekikikan.

"Kesel gue sama tuh dosen killer nan Arogan." ucapku singkat.

"Oh, iya gue dengar tadi ada dosen baru. Katanya sih ganteng, emang iya, Cam?" tanya Amoy.

"Jangan dipercaya!, dosen angkuh plus sok tau gitu dibilang ganteng, idih." kesalku.

"Sampai kapan kita ngobrol perut gue udah dangdutan nih, bulu ketiak gue juga udah menari kesana kesini." ujar Bella.

"Idih jorok banget sih, lo, jadi cewek." cerca Daniel.

Kami pun memesan mie ayam bakso dan teh manis setelah itu kami berpisah karena ketiga temanku masih ada jam kuliah.

Akhirnya aku memutuskan untuk pulang sesampainya di rumah aku terkejut saat melihat ayah duduk membaca koran sambil menikmati es kopinya.

"Ayah, Camel pulang."

Ayah yang sedari tadi serius sekarang langsung menatapku dengan senyum yang mengembang.

"Anak Ayah sudah pulang? Ayah nunggu kamu dari tadi, Sayang."

Oh really? pikirku, tumben Ayah seperti ini biasanya Ayah selalu pulang larut dengan Bunda.

"Ayah tumben pulang jam segini, Bunda mana, Yah?" tanyaku sambil tengok kanan-kiri mencari Bunda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang