Axel POV
Aku menunggu seseorang dihalte dekat rumahku, ku lirik Cherlyn yang sedang menggigiti kukunya. Aish, ini anak cantik - cantik tapi kok jorok banget sih? Laper kali ya?
"Cher, kamu laper? Kalo laper jangan gigitin kukunya gitu dong"
"Nggak laper Xel cuman bosen aja kita udah berdiri disini selama kurang lebih 20 menit menunggu sesuatu yang tidak jelas."
"Nanti juga kamu tau apa yang aku tunggu"
Akhirnya dia datang juga setelah sekiranya 25 menit aku dan Cherlyn menunggu. Aku hampiri dia yang turun dari angkot bersama temannya dan masih mengenakan seragam sekolah. Aku yakin mereka mampir ke mall dulu sebelum ke sini.
"Hey, Tania, Kania" aku lempar senyum mempesonaku kepada mereka.
"Axel maaf ya menunggu lama, aku tadi dijalan baru inget mau beliin ini untuk kamu" Kania menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna biru.
"Iya gak apa - apa, ya udah yuk ke rumah. Hera, dan Andre udah nunggu didalem dari tadi."
Kania ternyata cantik ya tetapi aku tidak mencintainya, yaa hanya sekedar mengaguminya karena dia selain cantik juga pintar. Hatiku tetap berteguh pada Cherlyn. Sejak awal masuk SMA aku sudah jatuh cinta dengan Cherlyn yang sangat manis dan cantik, keindahan mata coklatnya yang membuat siapapun akan jatuh cinta kepadanya.
Flashback on
Aku kebingungan mencari kelasku. Setelah melaksanakan tes yang akan menentukan bidang akademik yang akan aku pelajari, Harini inilah pengumuman itu diumumkan. Aku mencari namaku disetiap kertas yang tertera pada setiap kelas. Sudah aku cari dimana nama aku tertera pada kertas dari kelas 10 IIS 3 sampai 10 IIS 1 pun tidak aku lihat namaku terpampang disana sampai akhirnya aku melihat namaku berada dikelas 10 MIA 1 yang katanya kelas unggulan. Aku menganga tidak percaya, karena aku bisa masuk ke kelas unggulan. Aku mantapkan langkahku ke dalam kelas itu dengan perasaan bangga.
"Hey" sapaku kepada gadis cantik nan manis ini.
Dia tersenyum, ah senyumnya indah sekali. Sepertinya aku akan mencintai gadis ini.
"Boleh duduk sini?" Aku lemparkan senyum terbaikku kepadanya, aku yakin dia pasti akan meleleh secara gitu aku kan ganteng, lagi pula tidak sedikit yang mengagumi ketampananku ini. Gadis itu mengangguk pelan. Asik! Bisa duduk sama gadis cantik ini.
"Axel Miller Ferguson." aku menjulurkan tanganku.
"Cherlyn Abbryana Karl." dia menjabat tanganku. Seketika jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya. Aku sudah mengencani banyak gadis tapi aku rasa gadis ini berbeda. Ya, aku yakin dia sangat berbeda dari yang lain. Aku suka dirinya.
Flashback off
Cherlyn menarik - narik lengan bajuku yang sebelah kanan. "Masih jauh emang Xel? Lamaaa" terdengar keluhan Cherlyn yang lucu.
aku melihat Tania terus berjalan dan melewati rumahku.
"Eh, Tania mau kemana? Ini rumah aku""Eh aku kira rumahmu yang itu" Tania menunjuk sebuah gedung bercat putih dengan pagar tinggi.
"Itu kan sekolah SLB, ih ngaco kamu" Tania dan Kania cekikikan geli.
"Udah ah yuk masuk" aku membukakan gerbang pagar ini lebar - lebar.
"Selamat datangg para gadis yang cantik, ini rumah aku" aku menundukkan bahu dan memberi hormat bak perajurit yang memberikan hormat pada sang Raja maupun Ratunya.
"Xel, gak nyangka kalo kamu tuh alay gini ya?" Cherlyn mencibir jijik.
"Eh suka - suka aku" kataku sambil mengangkat kedua bahuku. Dia malah memutarkan bola matanya yang indah, duhh ini anak kok lucu ya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia Bunglonku
RandomAku Cherlyn Abbryana Karl gak akan pernah suka dengan seorang manusia bunglon itu! aku bersumpah! si Manusia bunglon itu sudah membuat duniaku hancur lebur karena ulahnya yang berhasil mengacak - acak hatiku. Aku benci kamu manusia bunglonku!!! ****...