Diusir

41 4 2
                                    

  Aku menangis tersedu-tersedu sambil menyeret koper besar. Kehidupan ku sungguh penuh Drama Korea, aku di usir oleh kedua orang tuaku karena menolak perjodohan antara aku dan Ceo perusahaan kain. Padahal ekspetasi ku, aku ingin menikahi dengan seorang lelaki dua dimensi.

Akhir-akhir ini aku bucin banget sama karakter Jujutsu Kaisen karena apa? Karena aku cinta sama mereka dan tidak ada alasan apapun untuk bertanya. Kenapa aku jadian sama mereka bukan dirinya.

Untuk apa memilih kalau ada 2 ya dua. Kalau ada 7 sampai 20 ya pilih 1 sampai 20. Serakah? Ya, memang aku serakah karena aku adalah Queen.

"Huaaaa!" tangis ku duduk di bangku taman dan tidak tau harus pergi kemana.

Pergi ke hutan, sudah, pergi ke Mesir udah, pergi ke Paris dan mengelilingi bumi sudah semua. Sekarang, aku ingin tinggal di mana. Rumah pun tidak punya. Nebeng rumah ke orang, ku rasa itu tidak mungkin, bisa-bisa aku di usir karena diriku beban.

  Lalu aku merasa ada orang yang menghalangi sinar matahari dari sisi kiri ku. Aku menoleh melihat pria tinggi berpenampilan aneh bukan aneh tetapi seperti pernah ku lihat sebelumnya. Tapi di mana?—batinku dan otak ini berpikir untuk mengingat-ingat.

"Haloo! Apa kabar?!" sapanya yang ceria. Tetapi aku tidak peduli dan memilih untuk merenungi nasibku yang menderita.

Di usir orang tua bro! Bayangkan itu karena aku menolak perjodohan antara dua kubu. Sedangkan aku udah jatuh hati sama anime yang jelas beda alam. Diriku sudah tidak waras tapi demen untuk berpikir.

Itu cerdas atau malah stress?!

"Nampaknya kamu tidak baik. Apa kau di usir?" tanya pria itu tidak sopan membuat hatiku kesal.

"Menurutmu?" tanyaku balik. Mencoba untuk mengetes, apakah orang ini jahat atau tidak?

"Menurutku, hmm," ucapnya memegang dagu, ia menatapku dibalik kain yang menutup kedua matanya.

Hei! Apakah ia buta?—batinku.

"Kau di usir dan sudah jelas dari raut wajahmu seperti gembel." kata pria itu seenaknya jidat. Dan aku langsung memukulnya, herannya dia tidak menghindar dari pukulan ku.

Bugh!

   Darah keluar dari hidungnya, diri ini tidak sengaja mematahkan hidung dan aku tidak mengasihani dirinya. Setelah ku pukul orang tersebut. Ia bukan menyerang ku balik malah tertawa menganggap ini adalah guyonan semata.

"Hahahaha!"

"Kamu termasuk cewek kuat dan pemberani." katanya.

"Kenapa kamu nggak menghindar pukulan ku?"

"Sepertinya itu tidak perlu. Karena wanita yang tengah sedih butuh untuk melampiaskan kemarahannya ke sesuatu barang tanpa kesalahan. Contohnya tadi. Kau memukul hidungku yang artinya aku telah membantu mu." katanya membuatku tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

Yang dikatakannya memang benar, memang benar tetapi semua itu hanyalah separuh dari kekesalanku. "Kau sama sekali tidak membantuku tetapi membuatku bertambah kesal!"

"Oh, sokka. Jadi kau mau apa?" tanyanya padaku.

Seulas senyum miring terukir jelas di bibirku. "Aku mau rumah yang nyaman dan damai. Tidak ada kerusuhan dan membuat pikiranku jernih."

"Mudah kalau itu, hehehe. Sebagai gantinya kau harus mengobati lukaku." katanya padaku.

"Tidak mau! Karena aku bukan babu mu, pria aneh!" jawabku ketus berjalan melewatinya.

"Ini pertama kalinya, Gojo Satoru dihina oleh cewek. Bukannya mereka rata-rata terpesona denganku." ucapnya berkeluh.

"Oi mana rumahmu! Ayo pergi dan traktir aku baso Pak Deh ya. Satu mangkok cuman 5 ribu rupiah." kataku menyuruh pria aneh pergi menuju ke rumahnya dan memberikan ku traktir baso Pak Deh.

Kost Juka {Jujur Kasian X Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang