0.5. Diajak Uji Nyali

6 0 0
                                    

Akhirnya aku harus mengikuti Gojo jalan-jalan bersama Yuji dan Megumi. Apakah ini hari keberuntungan ku? Bisa pergi jalan-jalan bersama tiga cowok ganteng sekaligus. Pasti semua orang bakal iri denganku dan membayangkan kalau mereka berada di posisi ku, hahaha.

'{Name} harusnya kamu tidak perlu kegeeran yang tinggi. Cukup, nikmatin aja jalan-jalan ini'—batinku cengengesan.

  Selama perjalanan kami berempat diam saja dan tidak ada yang berbicara sama sekali. Aku melihat sekitar orang-orang pada sibuk dengan kegiatan masingmasing dan menghabiskan waktu bersama teman-teman di tempat santai. Melihat pria jangkung berambut putih di depanku, ia sedari tadi berjalan ke sembarangan arah.

Seolah ia tidak memiliki tujuan sama sekali. Menghela nafas kasar, berkata,"memangnya kita mau pergi kemana? Mau pergi ke mall?" tanyaku penasaran dengan tujuan, pria aneh—Gojo.

   Dia bukan hanya pria aneh. Namun, pria yang menyimpan banyak informasi, yang aku tidak terlalu suka adalah sifat konyolnya dan berpura-pura bodoh. Aku tidak mengerti, bagaimana bisa aku bertemu dengan Gojo? Saat kondisiku terpuruk di jodohkan oleh CEO. Seolah aku ini, orang yang tidak akan pernah laku jika "di jodohkan".

Pria itu menoleh ke arahku, tersenyum sumringah. "Tenang aja, kita akan pergi ke suatu tempat yang meriah dan menyenangkan." katanya membuatku tersenyum sumringah, mendengar tempat yang menyenangkan itu.

Rasa penasaranku sangat tinggi sekali. Yuji langsung bersemangat saat Gojo mengatakan pergi ke tempat menyenangkan itu.

"Wah apa itu! Aku tidak sabar pergi ke sana, hehe." kata Yuji penuh riang. Ku balas anggukan mantap.

"Iya, benar banget. Aku juga tidak sabar tempat apa yang Gojo tunjukkan ke kita!" kataku menyetujui ucapan Yuji.

Kami berdua nampak senang dengan tujuan Gojo. Tetapi tidak dengan Megumi yang sedari tadi wajahnya datar tanpa ada satu katapun yang keluar dari mulut. Mana mungkin, seorang Megumi sedang sakit gigi? Ia adalah tipe pemuda yang kuat dan juga sifat dingin seperti es. Aku menyenggol lengan Megumi pelan.

"Kenapa kamu tidak senang mendengar, Gojo membawa kita ke tempat menyenangkan?" tanyaku mencoba mancing Megumi angkat bicara, sedikit.

"Tidak." jawabnya singkat.

Dahi ku berkerut kecewa mendengar ucapan Megumi yang terlalu singkat. Megumi selaku saja menjawab pertanyaan dingin dan singkat. Ia angkat bicara banyak saat hanya ada misi mengusir hantu. Namun, jika diingat-ingat anak kosan jujur kasihan sangat jarang menangkap hantu.

'Jangan-jangan Mahito udah mati. Mati di tangan author Gege.'—batinku berasumsi bahwa Mahito sudah mati atau kalah telak.

"Tidak mungkin hal itu terjadi cepat. Buktinya yang lain baik-baik saja dan pria aneh itu masih belum berbentuk kotak amal." kataku pelan, datar.

Yuji dan Megumi yang mendengar gumaman ku mengatakan ucapan kompak, begitupun dengan tatapan mereka berdua. Mereka kaget, kalau aku seenak jidat mengatakan kalau Gojo akan berubah menjadi kotak alias tersegel. Namun, kini alur ceritanya berbeda dari versi aslinya.

Aku sendiri tidak tahu, aku ada disini karena kabur dari kata "Perjodohan" sungguh menyakitkan jika dipikir-pikir lagi. Mana mungkin aku jatuh hati dengan seorang CEO yang pekerjaannya sama seperti kedua orang tuaku. Dan aku tidak ingin mengambil usaha dari usaha pria itu meski urusan bisnis atau kerja sama, jaminan anaknya.

'Lebih baik aku lupakan soal itu dan menjalankan aktivitas baru bersama Yuji serta Megumi,'—batinku kesenangan.

"Kamu kabur dari rumah karena di jodohkan sama orang tuamu dan soal bisnis?" tanya Megumi langsung ku balas anggukkan mantap.

Kost Juka {Jujur Kasian X Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang