"Mas Zoe Alexandro Scott apa kabar"
" Eh bang Jey Yehezkila Scott ada yang bisa dibantu" jawab Zoe sambil memainkan rubiknya
"enak bangat yah bangun tidur mandi gak nyuci piring lagi langsung berangkat kesekolah pake motor orang lagi. Hidupmu sangat istimewa sekali" jelasku dengan tangan yang sudah mengepal hendak meninju mukanya
" itulah hidup kita harus saling bergantung bang kalo tidak bergantung kita bisa meninggal" Zoe tersenyum singkat dan berlalu pergi
Aku tersenyum simpul. Mendengar perkataan seorang anak yang sangat tidak tau malunya dan seenaknya pergi tanpa pamit.
Demi Tuhan anak itu sangat menyebalkan entah dari mana orang-orang sangat mengaguminya dan dia orang yang tau bagaimana caranya menyusahkan aku. Disusulnya aku dari belakangnya dan hendak untuk berteriak namanya agar dia menungguku seseorang sudah lebih dulu memanggilnya
" Jo tunggu" Teriak sicewek sambil melambai-lambaikan tangannya
"Kenapa" jawabnya sinis
"Kasar bangat sesekali jawabnya ada apa yezka gitu ke atau kalo gak kenapa yezka sambil senyum"
" ..... "
" kenapa liatan aku kegitu muka aku ada sesuatu yah" tanyaku sambil mengambil kaca dari saku bajuku
" nggak apa-apa. Aku pergi duluan"
" Ha, jo tunggu bareng ke kelas " yeska berlari mengejarnya
Setelah pelajaran jam pertama selesai akhirnya bel istirahat berbunyi. Yezka menghampiri kelas teman-temannya dengan membawa bekalnya untuk dimakan oleh mereka bukan untuk dirinya. Begitulah kebiasaan Yezka dari dulu dibawanya bekal dari rumah bukan dimakan tapi malah orang lain yang makan.
" Dih lama bangat Yezka datangnya udah lapar gue" protes mark tak tahan lapar
" kalo lapar makan "
" yang bawa bekalkan yezka yah jadi harus ditunggu bumazir tau kalo tuh nasi gak dimakan" sambung mark
"Hallo"
" Dimana bekal kamu" tanya mark buru-buru
"Gak bawa hari ini" jawabnya
" Hahaha mampus makanya beli sana dikantin masi banyak" diledeknya jey
" Tumben kamu gak bawa"
"Ah kan hari pertama sekolah jadi gak bawa"
"Apa hubungannya nyet sama bekal" jawab mark dengan antusias
"Yah kalo kamu mau makan kenapa gak bawa sendiri aja sih dasar botak" ejeknya
🥕
"Jo, je ..."
Suara itu astaga tidak! Suara yang bertanda bahaya akan segera datang.
Secepat kilat kurapikan tempat tidur dan seisi kamar serta cemilan yang ada ditengah meja belajar menumpuknya kepinggir meja. Tak lupa kututup dengan buku-buku cetak begitu mendengar langkah kaki yang semakin mendekat kekamar." Woi Jo, Jo, sialan anak durhak bangat yah lo"
"Apasih nyet sehari gak ribut tulang lo bisa patah HA" teriak Zoe karena lagi fokus dengan rubiknya
"Mama datang nyet, liat tu meja belajar lo tempat tidur lo main aja tu rubik lama-lama gue jadi lo rubik beneran" bisiknya dengan penuh emosi
"Bilang dong dari tadi dasar setan"
"Lo nya yang tuli kasihan masi muda udah tuli"
" Berisik" sambungnya
" Jo, Je..."
Suara itu semakin dekat. Pemilik suara itu tiba-tiba saja sudah berada dibalik pintu dan tidak sampai lima detik, wanita itu membuka pintu kamar.
"Tumben gak berantam" ejek mama livia dengan menyodorkan buah
Diterimanya Zoe dengan meletakannya di atas meja Jey" Terimakasih" jawabnya serentak
" Kalo besok pagi mama bangunin dan kamar ini berantakan liat aja kalian" diancamnya dengan senyuman manis dibibir
"Selamat malam" gumam Livia, kemudian dia buru-buru menutup pintu kamar. Matanya memandang sekeliling untuk memastikan lampu ruangan sudah mati atau belum. Setelah memastikan lampunya sudah mati livia kembali melangkah menuju kamarnya
#jangan lupa divote 🍄
#jangan lupa dikomen 🍄
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late To Realize
Roman pour Adolescents" kita gak sedekat itu untuk Lo jelasin semuanya" " gue benci sama Lo, sama semua orang yang ada disini" " jauh-jauh lo dari gue, gue jijik sial dekat sama orang yang gak punya perasaan kaya lo" Teriak Yeska dengan suara yang serak