5 years ago

2 2 0
                                    

Benar, tak selamanya semesta memberi kebahagiaan dan kesenangan dalam diri manusia, itu isi pikiran ku saat ini. Tak ada yang membuat diriku menyadari bahwa ialah rumah yang sebenarnya hangat.
Banyak luka yang membuat diriku sakit, Namun, yang lebih menyakitkan ialah terus berpura-pura bahagia didepan diri sendiri.

Entahlah mau sampai kapan aku terus seperti ini, tertutup akan semua kegelapan, kebohongan, kekecewaan, dan kesedihan yang mendalam. Aku tahu seharusnya aku bersyukur karena masih bisa melihat dunia, namun bagaimana aku bisa bersyukur kalau hidupku saja tertutup oleh perasaan yang sungguh tak bisa aku lupakan.

“Kamu tau mas kita sudah 8 tahun sama-sama dan kita juga sudah punya Jeisa” ucap wanita tua yang masih terlihat muda, dengan dress nya yang bewarna hijau pekat.

“Lalu bagaimana, apa ini semua salahku?”

“Mas tidak seharusnya kamu membawa perempuan ke dalam rumah ini, ada Jeisa, dia bisa lihat semua nya. Sungguh aku sama sekali tidak melarang mu untuk memiliki kekasih namun aku mohon jangan kotori otak anakku dengan perlakuan kamu”

“Kau salah paham Mira dia hanya teman lamaku dan aku tidak mungkin mengotori pikiran anakku sendiri, pahami itu baik-baik”

“Kau selalu mengatakan ia hanya teman, ia hanya teman. Mas, kita memang dipertemukan dengan cara perjodohan perusahaan, tapi kamu gak seharusnya melakukan itu”

“Terserah kamu, aku capek jelasin semuanya”

Itu adalah 5 tahun lalu ketika Jeisa masih berada di umur kanak-kanak. Saat itu Jeisa hanya sanggup untuk duduk terdiam di samping kasur dengan keadaan kuping ia tutup rapat dengan kedua telapak tangan nya dibarengi dengan isakkan kecil.

“Kak, Jeje takut” Itu adalah ucapan pertama saat Jeisa merasa semua dunia nya hancur. Dimana orang tua nya terus saja bertengkar hebat, lalu setelah bertengkar mereka akan menghilang entah kemana meninggalkan Jeisa sendirian di dalam rumah. Hal itu bisa terjadi dalam setahun berturut-turut, entah itu dalam hal sang papah pulang larut malam, atau mamah yang sama sekali tidak menjalankan tugas nya menjadi seorang ibu yang baik untuk Jeisa. Kesalahan sekecil apapun akan dijadikan perkelahian hebat, tanpa berpikir perkembangan Jeisa kedepan nya.

Namun disaat seperti itu ada seorang lelaki yang selalu ada untuk Jeisa. Memang terbilang sangat jauh akan umur tetapi, lelaki ini sangat amat penyayang dan lembut kepada nya. Maka dari itu sampai sekarang Jeisa selalu disamping lelaki ini, entah itu dalam hal menjadi teman jalan, guru les privat atau asisten pribadi nya.

“Mau kemana lagi?” Ucap lelaki itu sambil mengusap lembut rambut Jeisa.

“Kerumah kakak ketemu bunda, boleh?” Ucap Jeisa semangat. Lelaki itu hanya tersenyum hangat sambil menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Sangat sederhana namun Jeisa suka. Dari Ucapan nya, usapan lembut dari tangan nya dan perilaku nya Jeisa suka. Sampai saat ini belum ada yang bisa menggantikan lelaki itu dari pikiran nya, ayah nya sekalipun akan kalah jika dibandingkan dengan lelaki kesayangan nya ini.

Sorry that I'm back again with a new story.

keep supporting me.

KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang