FARHAN [End]

055

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵
╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

Hari ini semua berkumpul di shelter, Zara membawa Hara karena Bundanya akan pergi sementara Kara sudah kembali ke rumah sang Ayah sejak 3 hari yang lalu.

"Sini biar aku aja yang jagain Hara, kasian kamu capek." Ucap Laura mengambil alih Hara dari gendongan Zara.

Mereka memang sudah berbaikan, kemarin Laura menjelaskan semua yang terjadi kepada Zara sehingga mereka sekarang berteman dengan baik.

Zara menghampiri Farhan dan Renza yang sedang fokus ke komputer.

"Nathan sama Daren udah berangkat ke London?" Tanya Zara di balas anggukan oleh Farhan.

"Lo yakin bisa pancing Zafran buat ke Indo?" Farhan bertanya balik.

"Semalam udah gue call dan mungkin ntar malam dia sampai." Jawab Zara melemparkan senyum hangatnya.

"Kalian urusin yang itu aja biar Zafran urusan gue." Ucapnya lalu beralih kepada Aulia yang tengah sibuk menelpon seseorang.

"Call siapa Beb?" Tanya Zara menggoda Aulia.

Gadis itu berdecak kesal, "Nathan ga kasih kabar, gue kan jadi khawatir."

"Jangan terlalu overthinking, nanti juga pasti kabarin."

◈ ━━━━━━━ ⸙ - ⸙ ━━━━━━━ ◈

Kini sudah menunjukkan pukul 23:15 namun Zafran masih juga belum datang.

Zara bersama yang lain sudah kembali ke rumah Zara, mereka sedang menunggu kedatangan Zafran. Renza dan Aulia bersembunyi di sebuah ruangan, Laura menjaga Hara di kamar Zara sedangkan Farhan bersembunyi tak jauh dari Zara katanya sih untuk jaga-jaga jika Zafran menyakiti Zara.

Klek!

Knop pintu terbuka menampilkan Zafran yang sudah siap memeluk Zara, ia menerjang Zara dengan pelukannya lalu mengecup singkat bibir gadis itu.

Farhan yang menyaksikan hanya mampu menahan emosi dan mengepalkan tangannya.

"Gue kangen banget sama lo!" Pekik Zara seolah kesenangan karena kedatangan Zafran.

Zafran terkekeh, "Baru di tinggal bentar udah kangen aja istri gue." Ucapnya mengacak-acak rambut Zara.

"Duduk di sini biar gue bikinin minum." Zara meninggalkan Zafran ke dapur untuk membikinkan minuman.

5 menit ia kembali membawa segelas kopi panas lalu ia menaruhnya di meja, di hadapan Zafran.

Zara duduk di samping Zafran, "Gue mau kasih tau sesuatu tapi lo janji jangan marah?"

Zafran menyerngit bingung, "Apa?"

"Janji dulu!" Pinta Zara manja membuat Zafran gemas.

Zafran mengangguk lalu meniup kopi yang panas, perlahan ia meminum kopi itu.

"G-gue keguguran."