Drunk

1.7K 185 31
                                    


Lea kembali mendesah lemah di meja bar. Ia mengocok shaker dengan malas dan pandangannya tak fokus. Pikirannya melayang ke penolakan pria manisnya.

"Lea, maaf. Aku ga suka kamu, aku ga bisa sama kamu."

Lea mengangguk, "tau. Saya bakal nunggu sampai kamu mau nerima saya."

"Kenapa? Kenapa Lea ga pergi dan cari cowo lain aja? Kenapa harus Hali?"

Kali ini, Lea hanya tersenyum. Dia punya banyak sekali alasan untuk menyukai Hali, dia punya banyak hal yang membuatnya ingin memiliki Hali, dan dia juga tau kalau dirinya hanya menginginkan Hali. "Banyak, sampai saya tidak bisa menghitung satu-satu."

Hali mendesah lelah. "Tapi aku ga bisa ... aku gamau kalau waktu aku sama kamu, kita cuma bakal suka sepihak."

Lea mengerutkan alis begitu menyadari raut hampir menangis Hali. Lea tidak suka, dia tidak mau perasaannya memberatkan pria itu. Perlahan gadis itu mengulurkan tangan menyentuh rambut Hali, "hei, look at me."

Set!

Mata Hali bertemu dengan senyuman Lea. Kali ini tulus, tidak terlihat menakutkan seperti saat Zalea tersenyum padanya. "Aku memang bakal nunggu, sampai kapapun. Tapi kamu ga perlu memikirkan perasaanku kalau kamu tidak mau. Kalau kamu nyaman melajang, aku hargai. Kalau kamu mau menikah dengan yang lain, aku bakal datang buat beri selamat.

Tapi ... kalau seandainya Hali mau menjadi pasangan Lea sebagai suami istri, aku pastikan kamu akan langsung menjadi Nyonya Admatja muda yang paling dicintai. Sebab aku tidak mau kamu menderita lagi saat bersamaku."

Lea berusaha menahan teriakan frustasi dalam dirinya, tapi tangisan Hali memecahkan lamunannya. "Hiks ... huhu kenapaa kenapa kamu suka Hali huwee ... maaf ... Hali jadi jahat huhuhu maaf Hali ga suka Lea huuu."

Lea jadi gelagapan sebab pria ini meraung tiba-tiba. Ia dengan segera memeluk Hali walau sedikit penolakan sempat ia terima.

Ya, Lea bisa menunggu. Dia bisa mengawasi Hali dalam diam dan menyingkirkan lalat seperti biasanya.

Pak!

"Jangan ngelamun! Ikhlas dong buatnya." Kiki, entah untuk berapa kalinya menepuk kepala Lea karena dia bengong.

Janda tampan kaya raya itu berdecak melihat keadaan anaknya yang semakin kurus pasca penolakan. Ia padahal sengaja membawa anaknya ke daerah malam ibukota dan menyeretnya menjadi bartender semalam karena tau racikan gadis itu sangat enak. Tapi anaknya malah tidak bersemangat.

Lea menganggukkan kepalanya kecil, ia mengedarkan pandangan pada orang-orang disekitarnya, banyak cowok cantik yang menggodanya disekitar. Cantik, wangi, dan seksi. Tapi sayangnya Lea tidak tertarik. "Sorry, dont bother me. I have a husband." bohongnya agar tidak ada yang mendekat.

Pria-pria itu mendecak dan berpindah menggoda ibunya. Ia hanya mendengus dan melirik jam yang menunjukkan pukul satu malam. Oke, waktunya pulang dan membiarkan ibunya disini.

"Lou! Ganti set!"

"Siap nona bos!"

Lea mengganguk dan segera menyambar jaketnya. Ia berjalan menuju lantai dansa yang merupakan jalan keluar tercepat, namun beberapa kali tertahan oleh wanita atau pria yang sengaja melemparkan diri kearahnya dan membuatnya kesal.

Diriku cuma buat disentuh Hali, sialan!

Lea menggerutu kesal dan mempercepat langkahnya keluar. Namun sesuatu yang terlalu klise untuk ia alami sekarang malah terjadi di depannya.

HaLea ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang