Jangan lupa spam komentar dan benerin kalau ada typo yaaa.
Happy Reading...
Aku menatap diriku didepan cermin yang sudah siap dengan seragam sekolah. Hari ini, aku akan kembali bersekolah seperti biasa.
Aku keluar dari kamar, lalu menghampiri Papa, Mama dan Abangku yang kini sudah menunggu di meja makan untuk sarapan bersama.
Sudah menjadi kebiasaan keluargaku, untuk selalu menunggu hingga semua anggota keluarga berkumpul baru kemudian sarapan dimulai.
Bisa dibilang itu adalah hal yang kecil. Namun, aku tidak dapat menepis bahwa hal kecil itu mampu membuatku sangat bahagia.
Aku mengambil tempat tepat disebelah kakak laki-laki ku, atau yang biasa aku panggil dengan sebutan Abang.
Semuanya tersenyum saat aku tiba di meja makan.
"Yakin nih, berangkat sekolah?" tanya Abang yang menatapku intens.
"Kalau masih nggak enak badan, nggak usah sekolah dulu, Lian" sambungnya dengan memasukan sesendok nasi ke dalam mulutnya.
Terlihat Mama mengangguk menyetujui pendapat Abang.
"Aku udah sehat Abang, udah kuat ini" gurauku.
"Bener?" kali ini Papa yang bertanya. Aku mengangguk meyakinkan.
"Algar, kamu anterin Liany ke sekolah, yah. Papa harus buru-buru ke kantor soalnya ada meeting penting pagi ini. Takutnya kejebak macet" ujar Papa lalu bangkit dari duduknya.
Bang Algar mengangguk mengiyakan.
"Kalau gitu Algar sama Liany berangkat sekolah dulu yah Ma, Pa" pamit Bang Algar kemudian mencium tangan Papa dan Mama disusul olehku yang melakukan hal yang sama.
"Ayo berangkat" ajak Bang Algar sambil merangkul pundak ku. Kebiasaan cowok itu.
"Ih Abang. Lepas dong, tangannya berat amat" gerutu ku. Bukan apa-apa tapi memang kenyataannya tangan cowok itu sangat berat.
Bang Algar tertawa kecil, kemudian makin menarik tubuhku untuk lebih merapat padanya.
"Ayo naik" ujarnya, saat cowok itu sudah siap diatas motor sport hitam miliknya.
Aku menepuk jidatku pelan saat melupakan sesuatu.
"Kenapa?" tanya Bang Algar.
Aku menyengir.
"Roti"
"Astaga. Sana ambil" ujar Bang Algar sambil menggelengkan kepalanya.
Sudah menjadi kebiasaan ku saat berangkat sekolah selalu membawa roti. Bukan dimakan disekolah, tetapi dimakan saat perjalanan ke sekolah.
Menurutku, menikmati roti saat perjalanan ke sekolah itu sungguh nikmat. Hehe.
"Kok balik?" tanya Mama heran saat melihatku kembali masuk ke dalam rumah.
"Lupa rotinya, Ma" jawabku sambil mengambil roti yang sudah di olesi selai cokelat.
"Berangkat dulu, Ma."
"Iya hati-hati."
"Udah?" tanya Bang Algar, kemudian memakai sebuah helm full face. Aku mengangguk kemudian naik ke atas motor.
"Pegangan" perintah cowok itu.
Sebelah tanganku memegang ujung jaket Bang Algar, dan sebelahnya lagi memegang roti.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Teen FictionIni tentang masa mudaku. Tentang aku dan dia yang tidak sengaja bertemu, disaat waktu yang ku punya hampir mencapai kata selesai. Namun takdir berkata lain. Pada akhirnya kami harus saling melepaskan. Kisah ini pun selesai. Sebelum waktu itu, kami m...