Hai,kita teman kan?

4 0 0
                                    

Suasana kelas baru, Iriana kini duduk di bangku SMA. Dia masuk di salah satu sekolah terbaik di kotanya. Iriana bukan dari keluarga kaya,dia hanya seorang anak yang memiliki semangat belajar tinggi dan tidak mudah menyerah. Itulah mengapa dia bisa berada di sekolah itu sekarang.

Jam pelajaran hari pertama baru saja dimulai,tetapi Iriana sudah mencemaskan bagaimana dia pulang sekolah nanti. Hari ini ayahnya tidak bisa menjemputnya karena sedang bekerja ke luar kota. Tepat saat jam istirahat pertama,dia menghampiri salah seorang temannya yang berasal dari SMP yang sama dengannya.

"Wil,kamu rumahnya dimana? searah aku gak?"

"Searah sih,tapi aku gak bawa motor nih. Tadi nebeng temen juga." Jawab Wili

"Yahh.." Iriana menghela nafas

"Eh coba deh ke kelas 10.A disitu kan ada si Ilham,dia dulu temen kita di SMP,sekelas sama kamu pas kelas 3,dia searah kamu tuh rumahnya dan tadi dia bawa motor."

"Eh serius? oke deh aku kesana sekarang. Makasih.." 

Iriana bergegas menuju kelas 10.A yang hanya berjarak 1 kelas dari ruang kelasnya 10.C. Sesampainya disana,Iriana bertanya pada salah seorang siswi tentang keberadaan Ilham.

"Ilham,ada yang nyari kamu nih." Teriak siswi tersebut.

"Hai Ilham,ini aku,Iriana.Kita temen satu kelas pas di SMP" Kata Iriana yang melihat Ilham terdiam memandangi dirinya.

Ilham berjalan keluar dengan dahi berkerut. Dia memang tipe orang yang serius,melihat kerut di dahinya,Iriana ingat dengan jelas bagaimana dulu mereka sekelas saat SMP kelas 3. Ilham dan Iriana pernah satu kelompok untuk tugas sejarah,guru mereka yang lumayan killer membuat Ilham sampai berkali kali memberi Iriana penjelasan karena Ilham khawatir Iriana akan melupakan salah satu penjelasan penting terkait tugas kelompok mereka.

"Kita satu sekolah?" Tanya Ilham

"Eh kan kita juga sekelas pas di kelas 3? kita baru masuk SMA masak kamu dah lupa?" Iriana menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. 

Tiba-tiba Ilham tertawa,membuat Iriana heran. Ternyata Ilham hanya menggoda Iriana.

"Iya Iriana,ada apa?" 

"Gini,ayahku nanti gk bisa jemput,lagi keluar kota,kata WIli kamu bawa motor? Aku boleh nebeng kamu?"

"Emang rumah kamu dimana?"

"Gak jauh dari sekolah SMP kita, searah situ."

"Oke liat nanti deh."

Ilham berjalan begitu saja masuk ke dalam ruang kelasnya. Sementara Iriana masih kebingungan. Dia sedang berpikir sebenarnya Ilham mau memberinya tumpangan pulang atau tidak? Dia menghela nafas lalu berjalan kembali ke kelasnya karena bunyi bel tanda habis jam istirahat telah berbunyi.

Iriana tampak tenang mengikuti pelajaran terakhir hari itu, terlalu fokus pada materi yang dijelaskan guru hingga membuat dia tak lagi memikirkan bagaimana dia pulang sekolah nanti. Saat bel tanda jam pelajaran berakhir,dengan santai Iriana membereskan buku bukunya,hingga satu persatu temannya meninggalkan kelas,dia masih santai membereskan mejanya.

"Jadi bareng gak?" Teriak Ilham dari pintu kelasnya.

"Loh,eh,iya tunggu sebentar." Iriana mulai bergegas.

"Tunggu depan ya,aku ambil motor diparkiran." Ilham mengarahkan.

Iriana hanya tersenyum,lalu berjalan diantara siswa dan siswi lainnya. Sesuai penjelasan Ilham,dia menunggu di depan sekolah,di dekat gerbang sekolah. Tak lama,Ilham berhenti tepat di depan Iriana dengan mengendarai motornya. Iriana bergegas naik dengan canggung karena ini adalah kali pertama dia dibonceng cowok,ya walau hanya sebatas teman. Tapi tanpa mereka sadari,beberapa siswa dan siswi memandangi mereka berdua. Sebagian dari mereka ada yang bertanya sejak kapan mereka bersama,sebagian lagi ada yang penasaran apa hubungan mereka berdua. Sayangnya,baik Ilham ataupun Iriana tidak meyadari pandangan mata orang lain pada diri mereka.

Hari minggu pagi,Iriana hanya bersantai di kamarnya setelah selesai mencuci baju. Dia asik mendegarkan musik,sambil melihat-lihat buku pelajaran untuk besok di sekolah saat handphone nya tiba tiba berdering.

"Hallo,Assalamualaikum,ada apa Ilham?"

"waalaikumsalam,eh gak kok cuma mau nanya besok kamu berangkat sama siapa?" Kata Ilham terbata.

"hehehe sebenernya aku tadi mau sms kamu,mau nebeng buat besok soalnya ayahku ternyata masih belum bisa pulang." Iriana menjelaskan

"Pantes aja daritadi kepikiran kamu,tau gitu aku gak tlp duluan,tunggu kamu sms duluan aja" Jawab Ilham

"hehe,aku boleh nebeng?" Tanya Iriana

"Oke,besok pagi jam 6.15 aku jemput di depan gang. Nanti aku kabari kalau sudah hampir sampe" Jelas Ilham

"Makasih banyak Ilham" 

Tanpa disadari Iriana tersenyum bahagia. Dan seiring waktu mereka terbiasa berangkat dan pulang sekolah bersama. Ilham selalu menjemput dan mengantar Iriana. Terkadang Iriana tidak pulang bersama Ilham jika dia sedang ada tugas kelompok bersama teman sekelasnya atau jika dia sedang ada kegiatan ekstrakurikuler sepulang sekolah. Iriana yang supel tapi apatis tidak menyadari bahwa gosip tentang dirinya dan Ilham sudah hangat diantara teman temannya.

Siang itu saat jam istirahat,Iriana berjalan melewati ruang kelas Ilham saat hendak menuju kantin,tiba tiba teman teman kelas Ilham menjadi riuh memanggil Ilham.

"Eh Ilham,nih ada Iriana dateng nih" Kata seorang teman sekelas Ilham

"Iya nih pacarmu nih dateng" seru yang lain

Sementara Iriana tampak kebingungan sambil menggeleng gelengkan kepala dia menyahut

"Hah? Pacar?" Tanya Iriana pada mereka dan dirinya sendiri.

Lalu Yuke sahabat Iriana yang kebetulan juga teman sekelas  Ilham pun menjelaskan bahwa Ilham dan Iriana sudah mendapat label sebagai pasangan kekasih dari teman sekelas mereka dan mungkin saja dari seisi sekolah karena Ilham dan Iriana selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Iriana terkejut tapi tetap dengan sikapnya yang santai.

"hahaha ada-ada aja deh mereka"

"eh emang yakin nih kalian gak pacaran?" Yuke memastikan pada Iriana

"Ya gak lah,Ilham sama aku kan temenan,emang gak boleh ya kalo temenan bareng??"

"Ya gak papa sih,cuma jarang aja temenan bareng tiap hari gitu,apalagi cewek cowok."

Iriana tidak menyahut lagi,dia asik menikmati semangkuk mie ayam pesanannya.

Jam pulang sekolah, Iriana keluar dari kelas lebih dulu,dia memutuskan untuk menghampiri Ilham di kelasnya. Di dalam kelas,tampak Ilham masih membereskan buku sambil ngobrol dengan beberapa orang temannya. Lalu saat melihat kehadiran Iriana,beberapa temannya bergegas pamit pulang duluan kepada Ilham. Melihat Iriana sudah menunggu didepan kelasnya,Ilham segera bergegas keluar.

"Oh iya,kamu tau kan kalo temen temenku ngira kita pacaran." Tanya Ilham to the point.

"Iya tau,tadi pada heboh." Jawab Iriana sambil berjalan menuju parkiran 

"Kamu gimana?gak risih?" Tanya Ilham

"Gak sih,biasa aja kan kita temenan." 

"Ya udah kalo kamu gak risih gapapa." 

Mereka berjalan perlahan menuju parkiran sekolah,suasana sekolah yang mulai sepi membuat mereka leluasa berjalan berdua sambil berbicara. Irianapun nyaman dan santai dengan apa yang terjadi hari ini,dia tidak keberatan sama sekali dengan pemikiran teman temannya itu. Baginya itu hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan karena nanti pasti mereda sendiri. Sementara Ilham,entah apa maksut pertanyaannya pada Iriana,mungkinkah dia bertanya karena sebenarnya dia merasa risih atau memang seperti perkataannya,dia bertanya karena khawatir Iriana merasa risih dan terganggu dengan sikap teman sekelasnya tadi. Ilham,entah apa pikirannya,dia hanya bertanya tapi sebagian orang akan berpikir dia peduli.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love On The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang