09

41 3 0
                                    

HwaYoung mendorong kursi roda yang diduduki BangChan. Meski sempat diomeli oleh HwaYoung, tapi BangChan bersikeras ingin menghirup udara luar, jadi disinilah mereka. Taman di depan bangunan utama.

HwaYoung merapikan sweater yang dikenakan Chan. Memastikan kakaknya supaya tidak kedinginan. Lalu ia duduk dibangku sebelah kursi roda Chan.

"Apakah Hyunjin dan Han menjagamu dengan baik?" Tanya Chan kepada adik kesayangannya itu.

HwaYoung tersenyum dan mengangguk. "Mereka menjagaku dengan baik kak."

"Oh ya dimana mereka? Aku tidak melihat mereka." HwaYoung menoleh kesana kemari, karena dari pagi tidak menemukan dua temannya itu.

"Mereka pergi untuk menjemput Minho."

HwaYoung menyernyit. Siapalagi itu.

Seakan paham dengan gerak gerik adiknya, BangChan langsung menjawab "Minho, teman satu department ku, nanti dia akan membantu menghubungkan antara Hyunjin dan kepolisian."

HwaYoung mengangguk mengerti.

BangChan menoleh ke adiknya dan merapikan beberapa helai rambut HwaYoung. "Ternyata kamu sudah dewasa ya. Kamu tidak perlu kakak lindungi lagi." Ucap BangChan sambil tersenyum.

"Yap, dan sekarang aku yang akan menjaga kakak. Kan selama ini kakak yang selalu menjagaku." Ucap HwaYoung sambil menggenggam tangan kakaknya.

"Nanti, kalau terjadi sesuatu denganku, kamu tidak boleh berlarut dalam kesedihan. Oke?!"

"Ish! Apa yang kakak bicarakan? Pokoknya kakak kan akan selalu ada untukku. Aku juga akan selalu menjaga kakak." Protes HwaYoung. Ia tidak terima dengan apa yang kakaknya bicarakan.

Lagi lagi BangChan tersenyum dan mengelus rambut adiknya dengan sayang. "Semua ada waktunya HwaYoung. Tenang saja, kakak akan selalu menjagamu darimanapun."

"Kak!" HwaYoung langsung memeluk BangChan dan memeluknya dengan erat.

"Aku masih ingin bersama kakak." Ucap HwaYoung sambil mwnangis.

"Ya, baiklah." BangChan memeluk adiknya dan mengusap punggungnya.

Beberapa saat kemudian, BangChan tersenyum ke arah samping dan mengangkat tangannya. "Oi Minho."

HwaYoung langsung melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya.

"Ah! BangChan Hyung!" Teman BangChan yang bernama Minho itu berlari kecil lalu memeluk BangChan.

HwaYoung membungkuk sedikit saat BangChan memperkenalkannya kepada Minho.

"Hmm, boleh aku ijin berbicara dengan BangChan?" Tanya Minho lalu diberi anggukan oleh Hyunjin.

"Ah, aku juga pinjam Han. Karena ada sangkut pautnya dengan bidang yang dia kuasai."

"Baiklah kak." Kata Han. Lalu menoleh ke arah HwaYoung. "Sabar ya, temanmu yang manis ini ingin bekerja dulu. Jangan merindukan aku HwaYoung." Ucap Han sedikit berdrama.

Lalu BangChan, Minho dan Han pergi ke ruangan BangChan supaya mereka lebih leluasa dan supaya BangChan tidak terlalu kelelahan.

Tersisa HwaYoung dan Hyunjin. "Kau.. kenapa?" Tanya Hyunjin yang melihat mata HwaYoung yang sedikit sembab.

"Tadi kakak berbicara aneh aneh. Aku tidak suka itu." Ucap HwaYoung sambil menatap BangChan yang sudah masuk ke bangunan utama.

Hyunjin mengusak kepala HwaYoung."Tenang saja. Semua akan baik-baik saja."

HwaYoung mengangguk. "Aku harap begitu."
.
.
.
.
.
.
Minho menginap malam itu di kediaman Hyunjin.

BangChan terlihat sedikit lebih pucat.

"Hyung, kau yakin baik-baik saja?" Tanya Minho yang sedang mendorong kursi roda BangChan.

BangChan hanya mengangguk meyakinkan. Mereka sedang melihat HwaYoung, Han, dan Hyunjin yang mempersiapkan barbecue.

Tiba-tiba BangChan memegang dada kirinya. Dirinya serasa tersengat ribuan aliran listrik.

"HYUNG!! MEDIS!!" Minho berteriak dengan lantang.

Semuanya kaget dan HwaYoung langsung mendekat.

"Kak, kakak!"

BangChan ingin dibawa oleh petugas medis ke kamarnya tadi tangannya menandakan 'sebentar'.

Ia melihat adiknya dan masih memaksakan senyum. Tangannya terbuka lebar. HwaYoung langsung memeluknya. "Ak..ku.. ss..angat.. menya...yangimu." ucap BangChan dengan sisa tenaganya.

"Aku juga sangan menyayangimu kakak. Ayo kakak diobati dulu ya." Peluk HwaYoung erat. Lalu ia melepaskannya supaya BangChan bisa ditangani.

Tidak ada yang boleh masuk ke dalam kamar BangChan. Semuanya menunggu di luar dengan mulut terkunci.

Saat petugas medis keluar, HwaYoung sudah bisa menebak apa yang terjadi. Ia langsung menerobos untuk masuk ke kamar BangChan.

"Kak.. kakak dengar aku ga?"

HwaYoung melihat kakaknya yang sudah terbujur kaku dengan muka yang sangat damai.

"Kak, aku akan merawat kakak. Kakak gamau ya?"

Semua yang melihat HwaYoung hanya memandangnya sedih. Ternyata malam ini ada duka.

"HwaYoung.." Panggil Minho.

Han juga mendekat dan memegang pundak HwaYoung.

"Han, kayaknya kakak lagi nge prank. Iya ga si Han hahaha." HwaYoung tertawa sambil menangis.

Hyunjin tidak bisa berkata kata. Ia seperti mengalami déjà vu.

"HwaYoung, kamu harus ikhlas." Ucap Han yang menenangkannya.

HwaYoung mengambil napas yang dalam. Sekali lagi ia memeluk BangChan dan menempelkan telinganya di dada kakaknya. Nihil. Tidak ada detakan apapun yang HwaYoung rasakan.

"Selamat jalan kak." Ucapnya pelan dan mencium kening kakaknya.

"Hyung selamat jalan." Ucap Minho pelan.

Han juga mengucapkannya dan menitikan air mata.

"Hyung tenang saja. Aku akan menjaga HwaYoung." Ucap Hyunjin dalam hati.

"HwaYoung, maaf.. aku akan mengurus jenazah BangChan Hyung karena ia pernah berpesan beberapa hal kepadaku. Sebentar lagi helikopter akan datang untuk membawa BangChan. Tidak apa apa kan?" Tanya Minho setelah HwaYoung tenang.

HwaYoung tersenyum tipis dan mengangguk. Ia berdiri dan membungkuk. "Terimakasih banyak kak Minho, tolong urus kakakku sebagaimana yang ia minta."

"Sama-sama. Tidak usah sungkan untuk meminta bantuanku ya." Ucap Minho.

HwaYoung hanya mengangguk.

HwaYoung beranjak ke kamar setelah melihat kepergian kakaknya yang dibawa oleh helikopter untuk diurus oleh Minho. Kalau kalian bertanya kenapa HwaYoung tidak ikut.. itu karena ia masih harus bersembunyi, sesuai pesan BangChan yang disampaikan oleh Minho.

"HwaYoung, kalau kau butuh apapun, ketuk kamarku saja oke?" Kata Jisung yang berdiri di pintu kamar HwaYoung. HwaYoung hanya mengangguk.

Beberapa saat setelahnya. Hyunjin mengetuk pintu kamar HwaYoung dan melihat HwaYoung yang masih terjaga,  bersandar di kasurnya.

Hyunjin masuk dan duduk di samping HwaYoung. "Hei.. kalau ingin nangis. Jangan ditahan."

HwaYoung menatap Hyunjin berkaca kaca. "Sakit Hyun."

Hyunjin menarik HwaYoung ke pelukannya. Membiarkan gadis itu menangis dengan puas di pelukannya.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

LEADER [Hyunjin + BangChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang