II

321 43 25
                                    

Xiao Zhan terbangun dari tidur nyenyaknya, aroma kopi menguar diudara dengan suara hujan sebagai backsound

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Zhan terbangun dari tidur nyenyaknya, aroma kopi menguar diudara dengan suara hujan sebagai backsound.

"Zhange," panggil seseorang.

Xiao Zhan menoleh dan mendapati kekasihnya yang sudah rapi akan berangkat sekolah. Hari ini kekasihnya resmi lulus dari SMA.

"Pagi, sayang."

Xiao zhan memeluk kekasihnya dengan hangat begitu juga sebaliknya.

"Zhange, ayo anterin Yibo sekolah," ajaknya.

Kekasih yang Xiao Zhan maksud adalah Wang Yibo. Remaja manis yang terkadang dingin seperti es namun kadang juga menyebalkan. Sangat berbanding terbalik dengan sifat Xiao Zhan yang hangat dan ramah.

"Iya, sayang. Tunggu sebentar," jawab Xiao Zhan lantas langsung bangun dan membersihkan dirinya.

Sambil menunggu Xiao Zhan. Yibo menatap jendela yang menampilkan pemandangan kota saat pagi hari.

Ada rasa cemas dan ragu yang mengganggunya. Dia tidak ingin membuat Xiao Zhan marah tetapi dia juga tidak bisa untuk tidak mengatakannya.

Cklek.

Suara pintu terbuka itu menandakan Xiao Zhan telah selesai dengan kegiatannya. Tetapi dia heran melihat Yibo yang melamun menatap jendela.

Dari belakang, tangan kekar itu mulai melingkar diperut Yibo. Wangi khas kekasihnya begitu menenangkan untuk dinikmati.

"Ada apa?" tanya Xiao Zhan lembut sembari memeluk Yibo dari belakang.

Yibo terdiam tetapi tangannya bergerak mengelus tangan Xiao Zhan.

"Tidak ada."

Xiao Zhan rasa itu bukan jawaban yang tepat, karena dia tau Yibo tengah menyembunyikan sesuatu.

"Habiskan kopimu, Zhange," titah Yibo melepas pelukan Xiao Zhan.

***

Kelulusan berjalan semestinya dan Yibo mendapat nilai bagus. Karena satu dan lain hal akhirnya Yibo memutuskan untuk ikut acara teman-temannya, sedangkan Xiao Zhan akan kembali ke apartemennya, dia melupakan berkasnya.

"Dimana aku taruh ya?" gumam Xiao Zhan bingung pasalnya dia jarang sekali melakukan kecerobohan seperti ini.

"Ah, ini dia."

"Eh?"

Xiao Zhan mengerutkan alisnya tatkala ada satu kertas yang tidak termasuk dalam dokumennya.

"Toronto?"

Xiao Zhan membaca semuanya dengan wajah yang terkejut. Semuanya, tanpa dia ketahui bahwa kekasihnya telah mendaftarkan diri ke Universitas di toronto, kanada.

Harusnya dia senang tetapi jauh dilubuk hatinya ada rasa sakit. Mengapa Yibo tidak ada memberitahunya apa-apa? Atau Xiao zhan yang terlalu sibuk dengan pekerjaan? Atau mungkin Xiao Zhan lupa akan universitas impian Yibo? Tapi....

Bagaimana bisa? Batin Xiao Zhan.

Sedih, marah dan kecewa akan dirinya yang selalu tidak punya waktu untuk sekadar mendengar keluh kesah Yibo membuat Xiao Zhan mengalami kecelakaan ringan.

"Zhange!"

Yibo berlari layaknya orang gila dikoridor rumah sakit. Kalut dan cemas membuatnya tidak bisa berfikir jernih.

Pintu kamar pasien terbuka dan menampikan Xiao Zhan yang terbaring dengan luka ringan dikepala serta infus ditangannya.

Yibo lantas berlari dan memeluk Xiao Zhan. Nafasnya terengah-engah serta air matanya tidak dapat dia bendung.

Xiao Zhan juga membalas pelukan Yibo. Rasanya sakit ketika melihat wajah khawatir Yibo yang langsung datang kemari tatkala mendengar Xiao Zhan kecelakaan.

Sedangkan Xiao Zhan? Saat Yibo sakit saja dia tidak bisa ijin untuk sekadar menemui Yibo.

Apakah aku seburuk itu? Batin Xiao Zhan.

"Zhan ge. Bagaimana kondisimu sekarang?" tanya Yibo khawatir.

"Cukup baik," jawab Xiao zhan singkat.

"Syukurlah," ucap Yibo lega.

"Yibo."

"Iya, Zhange?"

"Ayo putus," ucap Xiao Zhan enteng.

Yibo membeku, hatinya rasanya tercabik mendengar pernyataan Xiao Zhan.

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Yibo berusah tenang meski air matanya sudah mengalir.

"Tidak. Hanya saja, aku tidak pantas untukmu dan juga bukankah kau akan pergi ke toronto? Ah, disana pasti kau menemukan seseorang yang-...."

Plak.

Kalimat Xiao Zhan terhenti begitu saja ketika tangan yang biasa dia genggam itu menamparnya.

"KAU BILANG APA? MENEMUKAN SESEORANG?!"

Yibo dengan wajah yang merah padam serta air mata yang setia mengalir itu membuat Xiao Zhan juga merasa sakit yang luar biasa pada hatinya.

"JIKA KAU BERFIKIR BEGITU MAKA BAIKLAH...."

Yibo menghela nafasnya lelah serta mengusap air matanya dengan kasar.

"OK, AKU AWALNYA INGIN MEMBICARAKAN INI BAIK-BAIK PADAMU TAPI SAYANGNYA KAU BUKANNYA MENYELESAIKAN MASALAH TETAPI MENYELESAIKAN HUBUNGAN KITA. AKU SUDAH BERUSAH MEMAHAMIMU KETIKA TIDAK SEDIKITPUN KAU PUNYA WAKTU UNTUKKU TAPI KALI INI TIDAK LAGI!" jelas Yibo panjang lebar.

"Memang sebaiknya kita akhiri semuanya," final Yibo. Meninggalkan Xiao Zhan yang mematung tanpa bisa berbicara sepatah kata.

Didalam benaknya selalu terputar kalimat yang diucapkan Yibo serta hanya itu kalimat terakhir yang Xiao Zhan dengar dari mulut Yibo, karena 2 hari setelahnya dia benar-benar kehilangan Yibo untuk selamanya.

Kecelakaan pesawat yang membawa Yibo menuju toronto itu membawa Xiao Zhan kedalam kelamnya kesedihan dan penyesalan akan kehilangan.

Pesawat itu jatuh kelaut, hancur dan Yibo tidak temukan tetapi dinyatakan meninggal setelah 12 hari pencarian.

Hingga 2 tahun lamanya Xiao Zhan masih ingat jelas pertengkaran mereka saat itu. Bahkan Xiao Zhan harus ke psikolog untuk mengobati psikisnya.

Rindu itu selalu menggerogotinya setiap malam dan tangis itu selalu membuat matanya lelah serta kaset rusak itu selalu terputar dalam ingatannya.

Akhir yang tidak diharapkan bagi Xiao Zhan, hanya karena kebodohannya. Mungkin saja jika Xiao Zhan dapat memahami keadaan saat itu, mungkin saja Yibo sudah menyelesaikan studinya dan pulang kepelukan Xiao Zhan.

Hanya kemungkinan yang tidak berarti untuk saat ini, karena pada dasarnya semua sudah terjadi.

Tbc

Lagi 3 chap, yey.

Sekian dari saya. Salam manis dari Yuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Maybe Later [ZhanYi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang