32🍁

66 23 23
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian
Dan jangan lupa komen, berikan tanggapan kalian tentang cerita ini, have fun....

Happy Reading 😍

🍁🍁🍁

"Billa sini sayang," ucap Bunda menepuk sofa di sebelahnya, Billa pun segera mengangguk lalu duduk di sebelah bunda.

Ten yang mengikuti dari arah belakang pun segera mendaratkan bokong nya di sofa yang terletak disebelah ayahnya yang langsung berhadapan dengan Billa.

"Jadi apa bisa kita mulaikan acara intinya yaitu memasang cincin tunangan atau cincin ikatan untuk meresmikan perjodohan ini?" Ucap Heli bunda Ten yang diangguki oleh semua orang.

"Tentu saja, mari kita mulai," ucap Citra ikut menjawab.

"Ten kamu bawa cincinnya kan?" Tanya Heli pada anak nya.

"Nggak Bun, Ten lupa. Terus ini gimana?" Tanya Ten yang memang benar tidak membawa cincin pertunangan itu karena terburu-buru jadi ia lupa untuk membawanya.

"Yang bener kamu, awas aja kamu bohongin bunda!" Ancam Heli yang ikut panik.

"Serius Bun, tadi Ten buru-buru dan ngga sempat membawa cincinnya," ucap Ten menjelaskan apa yang dialami dirinya.

"Makanya dari awal di cek dulu biar ngga lupa jadi ngga bakal kaya gini kejadiannya," omel Heli pada Ten.

"Lagian ini salah bunda juga karena ngga ngingetin Ten tadi di mobil," ucap Ten menyalahkan bundanya.

"Kok malah nyalahin bunda kamu, jelas-jelas ini keteledoran kamu-" ucapan Heli terhenti karena suara bariton Niko .

"Sudahlah jangan ribut malu diliatin sama keluarga Billa," tegur Niko Ayah Ten.

"Mending kamu beli lagi cincin pertunangannya di toko perhiasan yang ada di dekat rumah Billa," tunjuk Niko pada Ten yang langsung diangguki oleh Ten.

"Sebaiknya tidak usah pak, ini sungguh sangat merepotkan nak Ten," ucap Ayah Billa pada Niko.

"Tidak apa-apa pak ini kesalahan Ten jadi sebagai hukumannya biarlah dia membelikan lagi cincin yang tertinggal itu," ucap Niko.

"Yasudah Ten pergi sebentar ya semua," pamit Ten yang langsung beranjak pergi keluar dari dalam rumah Billa dan dengan cepat masuk kedalam mobil miliknya.

Ten melesat pergi meninggalkan halaman rumah Billa guna mencari toko perhiasan yang masih buka pada waktu malam malam seperti ini.

Matanya melihat ke kanan dan ke kiri melihat adakah toko perhiasan yang masih buka dan pada saat ingin melewati pertigaan jalan, Ten melihat toko perhiasan yang terkenal dengan kemewahannya dan harga yang fantastis itu masih buka.

Dengan segera Ten memberhentikan mobilnya pada parkiran yang sudah tersedia,lalu beranjak berjalan memasuki toko itu.

Pertama kali memasuki toko itu, Ten disambut dengan Kilauan dari benda-benda kecil yang menggantung di etalase.

Ten berjalan menghampiri kasir atau penjaga yang menjaga toko itu.

"Maaf pak, ada yang bisa saya bantu," tawar penjaga itu menawarkan bantuan pada Ten yang terlihat sedang melihat lihat banyak cincin yang terpanjang sangat indah di dalam etalase tersebut.

"Jadi gini mbak, saya ingin mencari cincin pertunangan yang terbaik untuk calon istri saya, apakah ada?" Tanya Ten yang langsung diangguki sang penjaga dengan senyuman yang merekah.

"Tentu saja ada pak, kami menyediakan cincin yang sangat indah untuk anda. Baiklah biar saya ambilkan dahulu, tunggu sebentar ya pak," Ten pun mengangguk membiarkan Penjaga itu pergi mengambil cincin keinginan nya.

ARTHEN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang