0.3

647 41 4
                                    

Pada malam hari, barulah Jisung dan Haechan pulang ke rumah, Setelah Jisung memastikan Haechan aman masuk ke kamar nya, baru lah ia turun dari lantai atas, baru saja dirinya me nginjak ke lantai bawah sudah ada seseorang yang memukul nya kencang. "Kau bangsat" katanya orang itu

Jisung hampir kehilangan keseimbangan sehingga hampir saja membuat nya jatuh, ia pegang daerah pipi dan bibir nya, ternyata ada sedikit darah yang keluar, tak terima, Jisung tatap seorang yang memukul nya tadi. Jisung mendekat mengambil ancang-ancang untuk memukul, dan terjadi lah adu tinju di sana antara anak dan ayah.

Jimin dorong Jisung kebelakang, ia tarik kerah baju Jisung, 'Brak' bunyi barang jatuh terkena badan Jisung yang di dorong Jimin. "Kau anak sialan, sudah ku bilang tidak boleh Ternyata kau masih saja melakukan nya, Dasar anak Pembangkang" Jisung tak terima, ia berikan Jimin pukulan yang kencang sebagai balasannya, cukup membuat Jimin tersungkur dengan darah yang mengucur ke luar dari muluk nya, 'bugh' bunyi pukulan, "kau Appa sialan sialan, aku hanya membawa eomma berkunjung ke rumah kakek, tidak lebih" bela Jisung pada dirinya.

Jimin bangkit, ia tarik Jisung, memukul lagi wajah Jisung keras, mereka bertengkar disana, membuat barang hiasan yang di terkena oleh mereka pecah dengan bunyi yang keras. Para maid yang melihat itu mencoba memanggil para penjaga dirumah yang sesiapa bisa melerai kedua ayah dan anak itu, tapi gagal, Jimin berikan tatapan nyalang pada semua, mengancam jika ada yang ikut campur maka mereka akan mendapat balasan nya.

"Dia itu istri ku, milik ku, kau tidak ada hak menentukan meskipun kau anak nya!" Brak, kedua nya terjatuh dengan Jimin di atas Jisung, tetap memukul Jisung, Jisung balik kan keadaan, dia di atas, ia tarik kepala Jimin agar ke atas, lalu ia hantamkan lagi ke lantai dengan sekali hentak, kepala Jimin mengeluarkan darah, Jisung ber pukulan bertubi tubi di perut dan wajah Jimin, "Dasar aneh! Hentikan sifat posesif mu kepada eomma ku". Jimin bertahan ia tampar pipi Jisung dan mendorong nya menjauh dari atas dirinya, Jimin berdiri meskipun darahnya mulai menetes makin cepat, para maid di sana berteriak histeris dengan rasa kaget sekaligus takut melihat pertikaian yang terjadi. "Kau keterlaluan pada Appa mu. anak brengsek" teriak Jimin murka, suara nya menggema.

"Kau yang keterlaluan, pertama pada Eomma, Keponakan mu sendiri! Kau buat ia hingga sekarang jadi seperti ini bajingan!! Kedua, pada ku! Ke tiga pada kakak mu! Dan ke empat pada orangtuanya mu! Dan ke 5 pada seluruh keluarga mu Park" Jisung meneteskan air matanya, ingatan nya tentang masa lalu mulai berputar dikepala, ingatan yang menjadi alasan Jisung pergi pada 3 tahun lalu.

Jisung hapus air mata, ia tak ingin terlihat lemah. Ia muak, ia dekati Jimin, di dorong nya kencang hingga badan Jimin mundur mengenai meja di belakang nya, cukup kencang, membuat Jimin meringis sakit, badan Jimin perlahan mulai turun ke lantai, rasa sakit di kepala dan belakang badan mulai mendominasi di dalam tubuh nya, Jimin tak kuat, matanya perlahan mulai menutup, pandangan nya memburam.
Jisung tak peduli ia naik ke atas, mencari sang eomma yang berada di kamar, meninggalkan sang Appa dengan para maid dan pengawal yang panik dengan keadaan Jimin pingsan.

Jisung buka pintu kamar sang eomma kasar, Haechan sedang tidur dengan nyaman tak sadar akan keributan di bawah, Jisung yang masih dengan emosi nya menarik tangan Haechan dengan kasar, Haechan kaget dalam sadarnya, tau tau dia ditarik Jisung keluar kamar, menuruni tangga. Ia bingung sangat. Haechan berusaha mengimbangi langkah cepat dan kasar milik Jisung, sebelum akhirnya kepalanya menoleh ke samping, dimana Jimin di angkat dengan para penjaga, darah berlumuran di tangan para penjaga, dilihat nya lantai yang juga sudah basah darah. Haechan hentikan langkah, melepaskan tangan Jisung secara paksa, mencoba mendekati Jimin.

Mata Haechan mulai berlinangan air mata, "hiks, ada apa?" Tanya nya pada orang orang yang mengangkat Jimin, mereka ingin menjawab tapi rasa sedikit susah karena ada Jisung, Jisung kembali menyekal tangan Haechan, ia tarik Haechan secara paksa, Haechan berontak tak karuan, Mencoba melepas genggaman Jisung dan mendekat pada Jimin, tapi ia tak berdaya, menangis dan mengamuk tak membuat Jisung menyerah menarik nya menjauh, Jisung angkat Haechan layak nya karung beras, ia angkat Haechan menjauh pada Jimin. Haechan terus memberontak, ia pukul badan Jisung beberapa kali walau tak ber efek apa apa, karena pukulan nya Haechan hanya seperti seorang anak kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[FIGHT WITH DESTINY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang