"Nah dim, mulai hari ini kamu bakal sekolah disini ya" Kata Nopal yang beberapa hari yang lalu sudah mendaftarkan Dimas ke TK ceria. Dimas hanya membalasnya dengan mengangguk sambil melihat tempat pertama kali ia akan menuntut ilmu itu.
"Vid, kamu juga akan belajar disini sama Dimas ya"ucap Dika, David tidak mengatakan apa-apa dan juga hanya melihat tempat itu.Sebelum bel berdering, David dan Dimas sudah duduk di kelas yang sama. Guru merekapun datang ke kelas dan memperkenalkan dirinya "halo, apa kabar semuanya?" Namun pertanyaan itu tidak ada yang menjawabnya "baiklah kalau begitu kita perkenalan dulu satu satu ya" "yang dipanggil namanya angkat tangan, ok?"
Merekapun akhirnya sudah boleh pulang setelah melewati hari pertama masuk sekolah "bagaimana tadi rasanya" tanya Nopal yang tadi rela sempat tidak kerja bersama Dika demi melihat pertama kali anaknya masuk sekolah "kenapa ada banyak olang tadi pa?" Ucap Dimas bertanya balik ke Nopal "tadi juga disuluh keljain soal mah" kata David menambahkan, kedua orang tua itu hanya tersenyum sambil menjelaskan dengan sabar sambil riil di universitas ke rumah.
"Daah David" "daah Dimas" Setelah berpamitan kedua anak tersebut langsung masuk ke rumah dan membersihkan dirinya, hari yang melelahkan bagi mereka.
Beberapa hari kemudian David dan Dimas sudah tidak ditemani lagi setelah mereka diantar, kecuali pada saat istirahat "anak-anak, ibu akan mengingatkan ke kalian agar mencoret di kertas saja dan jangan dimeja ya" ucap wali kelas mereka yang bernama Mika.
Namun tiba-tiba, Dimas melihat seorang anak menggangu murid lain yang sedang menggambar di meja, Dimas yang mengingat kata-kata Mika, langsung menghampirinya dan mencoba menghentikannya "eh, tadi kata Bu gulu ga boleh" "bialin terselah aku dong" jawabnya tidak terima "Bu, ada yang colet meja" Mika yang sedang mengawasi murid lain, langsung menuju ke arah Dimas dan anak itu "udah Dimas, kamu duduk aja ya" "tapi diakan colet meja Bu, kan...kata ibu..." Kata kata Dimas terhenti seketika saat ia mulai meneteskan air matanya, Mika lalu mencoba menenangkan Dimas, David yang melihat itu menghampiri Dimas dan mengusap punggungnya supaya Dimas tidak menangis lagi. Anak yang mencoret itu adalah Rafa, Mika tidak menghentikannya karena takut anak itu akan tidak berani lagi mencoba hal baru.
"Mah, tadi Dimas nangis gala gala mau tahan Rafa bial enggak colet colet meja" kata David membeberkan kejadian tadi itu "hah, kamu gapapa kan nak?" Tanya Chandra khawatir Dimas hanya diam dan melangkah ke depan gerbang sekolah dengan pelan "Bu, anak ibu mempunyai rasa kedisiplinan yang sangat tinggi, semoga ia tidak takut ke sekolah karena bertemu Rafa" kata Mika yang baru menghampiri mereka "ah, iya Bu makasih sudah menjaga anak saya" "sama sama Bu" Davidpun langsung Salim saat orangtuanya akan pergi "ayo bu" ucap Indah basa basi.
Nopal dan Dika yang harus mengerjakan urusan jadi tidak tahu tentang hal itu "apa benar sayang kamu begitu?" Tanya Nopal yang baru pulang "Dimas hanya melanjutkan perbuatannya yang sedang bermain.
Malam harinya saat Dimas sudah tidur, Chandra dan Nopal mengobrol tentang hal itu "kita biarkan saja supaya dia bisa berani menghadapi tantangan atau situasi lain setelah lulus TK" ucap Nopal sambil menghisap rokok "duh tapi kalau dia gangguin lagi tuntut aja deh" " eh eh jangan dong kita bisa bicaraiin itu baik baik sama keluarga mereka.
"Tok tok tok" suara pintu rumah pun berbunyi "siapa ya" kata Nopal sambil membukakan pintu "misi Pak, Chan, ini si David katanya mau tidur bareng Dimas" "oh yaudah gapapa, toh besok libur" "makasih ya, kamu jangan nakal di sini ya" "iya mah, dadah" David pun masuk ke rumah Nopal dan Chandra tapi mungkin karena suara itu Dimas jadi terbangun "haduh kamu bangun sayang? Mau susu?" Tanya Chandra dan dibalas Dimas dengan anggukan setuju "aku juga Tante" kata David sambil tertawa, Chandra pun tersenyum dan menjawab "ok"
Kalian sadar ga guys kalau ceritanya tambah panjang? Ini ga ada maksud apa-apa cuma lagi gabut aja hehe, daah good 98
KAMU SEDANG MEMBACA
Selalu Jadi Teman Dan Sahabatku
Teen FictionSinopsis David dan Dimas sudah berteman sejak lama sekali dari lahir, karena orang tua mereka juga saling kenal. Mereka menjalani hidup bersama sama, melewati suka duka bersama, bahkan rumah mereka bertetangga. Banyak hal yang terjadi di antara mer...