The Cursed Hand

966 115 26
                                    

Wu Xie mencengkeram erat-erat tangan Zhang Qiling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wu Xie mencengkeram erat-erat tangan Zhang Qiling. "Apa yang kau lakukan?!"

Dari intonasinya yang tinggi dan rahang menegas, jelas Wu Xie tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Zhang Qiling. Tidak tahu apa maksudnya, tetapi Wu Xie tidak akan membiarkan siapapun menyakiti dirinya sendiri.

Masih memegangi tangan Zhang Qiling, Wu Xie mengamati baik-baik beberapa luka sayatan yang menghiasi telapak tangan berlumuran darah tersebut. Dia menarik Zhang Qiling masuk ke dalam pondok, mendudukkannya di kursi panjang, kemudian mengambil kasa dari dalam ransel. Wu Xie membersihkan luka-luka tersebut menggunakan kapas dan cairan alkohol, lalu membalutnya dengan kasa steril setelah ditaburi antibiotik.

"Aku tidak akan bertanya lagi, tapi jangan melakukan hal seperti itu." Wu Xie memalingkan pandangan.

Dia bangun lalu menggelar jaket dan jas hujan di atas bangku dari kayu utuhan sebesar lengan orang dewasa yang disusun berjajar, lalu merebahkan diri dan memejamkan mata. Wu Xie tahu Zhang Qiling masih memperhatikannya, tetapi dia memilih diam.

Kenapa juga aku harus memperhatikannya? Dia bukan Xiao Ge. Tapi ... bagaimana mungkin ada orang yang benar-benar mirip dengan Xiao Ge, bahkan nama lahir hingga suaranya pun terdengar sama?

Wu Xie menghela napas panjang, mencoba terlelap meski pikirannya saat ini tidak tenang. Ada banyak pertanyaan dan misteri yang ingin dia kuak, tetapi untuk malam ini sebaiknya mengistirahatkan diri dulu untuk menghemat tenaga.

Keesokan paginya, ketika embun belum beranjak dari atas permukaan daun, ketika kelopak bunga baru mulai terbuka Wu Xie sudah duduk di teras mengedarkan pandangan ke sekeliling pondok. Kabut yang menyelimuti, lembab dan udara yang menyejukkan sedikit menghilangkan pikiran was-was dalam diri.

Iris kelamnya terperanjat saat tanpa sengaja menangkap sekelebat bayangan seorang wanita cantik menggunakan pakaian khas zaman dulu. Wu Xie mengucek mata, memicingkan dan menajamkan penglihatannya untuk memastikan bahwa yang dilihatnya benar-benar manusia. Namun, ketika tengah fokus mengamati sosok yang berdiri di tengah-tengah lautan bunga itu tiba-tiba tubuh Wu Xie berjengit terkejut.

Zhang Qiling datang tanpa suara langsung menepuk pundak dan bertanya, "Ada apa?"

"Ah! Tidak. Tidak apa-apa." Wu Xie menggelengkan kepala dan mengulas senyum lebar. "Aku hanya menikmati pagi yang tenang dan keindahan alam saja."

"Ikut aku." Zhang Qiling melangkah ke luar teras berdiri tepat di depan sebuah bunga yang baru saja mekar. "Lihat ini baik-baik."

Zhang Qiling membuka perban yang membalut tangan kanan. Mengulurkan telapak tangan penuh luka untuk menyentuh kelopaknya, dalam sekejap ... bunga dengan daun berwarna kelabu, kelopak kuning pucat---Asphodel---itu berubah menjadi pasir dan hilang bersama angin lembut yang berembus.

Wu Xie belum bereaksi, masih terpegun dan menatap tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Merasa belum puas, Zhang Qiling kembali menunjukkan kemampuannya dengan menyentuh bunga berwarna kuning cerah dengan kuncup oren kemerahan. Sama seperti sebelumnya, bunga itu dalam sekejap berubah menjadi pasir.

The Flower Ocean Hill [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang