Kepala ular raksasa tersebut terpelanting setelah terkena hantaman kuat yang dilakukan seseorang. Salah satu tanduknya hilang karena tebasan pedang di awal-awal sebelum dihantam. Wu Xie menaikkan pandangan dan melihat sesosok laki-laki yang tampak tidak asing membelakanginya.
"Xiao Ge?" lirihnya ragu.
Sosok yang dipanggil menoleh, meraih pergelangan tangan Wu Xie dan menariknya pergi. Namun, Zhang Qiling menghalangi mereka dan menyerang Xiao Ge; sementara Wu Xie tampak kebingungan menyaksikan perkelahian dua orang bak kembar identik di depannya.
Kenapa ada dua Xiao Ge di sini? Mana yang asli?
Wu Xie mengamati keduanya lekat-lekat. Saat sedang fokus, tiba-tiba dari arah belakang ular raksasa itu kembali menyerang. Wu Xie melompat menghindar, lalu meraih sebongkah batu cukup besar dan dia lemparkan ke bagian belakang kepala Zhang Qiling. Melihat kesempatan, Xiao Ge segera menendang perut Zhang Qiling dengan kuat hingga terpental membentur ular raksasa yang tengah siaga.
Wu Xie segera menarik Xiao Ge untuk berlari ke arah kepala patung Buddha yang tergeletak di permukaan tanah---tempat di mana Wu Xie menginjakkan kaki di wilayah kota mati ini. Dia yakin itu adalah gerbang masuk dan keluar dari sini.
Benar, begitu melewati patung kepala Budha itu Wu Xie dan Xiao Ge akhirnya bertemu hutan. Keduanya berhenti untuk mengambil napas, dengan tubuh membungkuk telapak tangan bertumpu pada kedua lutut, Wu Xie mendongak menatap Xiao Ge cukup lama.
"Xiao Ge," panggilnya.
Respons berupa anggukan itu membuat Wu Xie mengulas senyum lebar di sela napasnya yang terengah-engah. Dia tahu, kali ini dia tidak salah mengenali. Sosok di hadapannya ini, benar-benar Xiao Ge, Xiao Ge-nya, Zhang Qiling yang asli.
Bagaimana dia bisa mengetahuinya?
Itu mudah. Xiao Ge selalu membawa pedang pemberiannya, sementara Zhang Qiling palsu sejak awal bertemu sampai detik terakhir tadi Wu Xie sama sekali tidak melihat dia mengeluarkan pedang. Melainkan, pisau lipat kecil berwarna hitam.
"Akhirnya kau datang. Aku pikir aku akan mati di sini. Untung saja kau segera---"
Wu Xie sedang mengoceh ketika Xiao Ge mulai mengarahkan pedang. Dia mengambil jarak dan ancang-ancang, kemudian memanggil lirih, "Wu Xie."
Dari apa yang Wu Xie ketahui setelah sekian lama. Jika Xiao Ge memanggil dalam keadaan siap siaga seperti itu, pasti ada sesuatu berbahaya di belakangnya. Dengan tenang dia mengangguk, melihat pergerakkan Xiao Ge dan bersiap lari saat Xiao Ge melancarkan serangan.
Begitu melihat Xiao Ge menganggukkan kepala, Wu Xie segera berlari ke arahnya dan memegang erat-erat lengan kiri Xiao Ge sebelum membalikkan badan. Melihat apa yang ada di belakangnya tadi, tubuh Wu Xie tiba bergidik ngeri. Itu rupanya seekor ular, beda dari yang ada di dalam kota mati tadi. Bentuknya lebih sederhana, seperti ular piton dengan ukuran super besar bak anaconda.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower Ocean Hill [✓]
Fiksi PenggemarKabar burung berembus mengenai kerajaan mistis yang disebut Shambala. Konon katanya, kerajaan ini berada di antara wilayah pegunungan Himalaya dan gurun Gobi. Sebagai seorang penjarah makam kuno, Wu Xie tertarik untuk menemukan tempat misterius te...