Hot As Hell

12.3K 521 81
                                    


Ah mantap, semat semut lagi.

***

"Ahh Jenahh jangan disitu~ Mhh Ri auhh Riri sensitif sayanghh ouhh!" pria di bawah Jena menggeliat nikmat sebab gempuran nakal yang Jena berikan. Kakinya mengangkang lebar dan terangkat keudara, dengan ujung kaki menekuk menahan nikmat dan denyutan vaginanya yang bahagia.

"Shh just enjoy it, darling." Jena membalas, lalu tangan nakalnya berpindah meremas pinggul Adrian, sedangkan tangan kirinya memainkan klit pria itu dengan brutal hingga pelumas alaminya keluar deras.

"Ahhh emhh enakh Jena hahh enakkhh, pussy Riri shh jadi enakhh!" Adrian merasa menyuruh Jena perlahan adalah mustahil, lagipula dia menyukai gempuran Jena. Jadi menjerit dan mengatakan apa yang ada di benaknya lebih baik.

"Gemesnya, mulai jadi lonte, pak?"

Adrian tersenyum. Ia merobek kemejanya sendiri dan menarik wajah Jena tenggelam di dadanya. "I'm sassy subbie who love to fuck with my domme with a little brat vibes. Suck my nipple, lil'girl."

Jena, yang lebih terangsang dengan m(d)ilf, menjadi lebih liar karena Adrian. "Yes, mommy."

Mereka menjadi lebih intens dan panas, Jena berpikir kalau ia akan meledak saking panasnya hawa yang tercipta antara dia dan Adrian. Jika mereka tidak segera berhenti, maka Jena akan-

BYURRRR

"Sadar Jena goblok! Mimpi jorok sama uke lo ya?!"

Ok, Jena lupa kalau dirumahnya sendiri pun adik femboynya tidak aman karena sesuka hati masuk ke kamarnya.

***


Tepat sudah tiga bulan sejak kejadian tidur bersama itu. Tidur terbaik sekaligus paling pulas Jena. Dia bangun dengan segar dan langsung mandi tanpa pulang, sedangkan Adrian izin sakit jadi dia tidak masuk di hari itu.

Jena masih belum tahu apa saja yang ia lakukan pada gurunya, soalnya saat dia bangun tangannya memegang selimut dan tidak ada Adrian disana.

Dia belum tau saja kalau Adrian selalu salting kalau bertemu dengannya.

Jena jelas menyukai sang guru. Dia selama ini ingin menikahi pussy boy, merawat dan menjaganya bagaikan seorang suami yang baik pada istrinya. Meski nanti baik Jena dan Adrian tidak punya anak, mereka bisa mengambil satu dan merawat anak dengan baik. Jena yakin Adrian dibalik sosok kemayunya bisa menjadi ayah yang hebat, ia tau itu.

Kringgg

Set!

Adrian masuk dengan gugup kedalam kelas. Jena bisa melihat pria itu semakin salting begitu mendapatinya menatap Adrian. Gadis itu segera menyadari bahwa tatapannya membuat Adrian tidak nyaman, jadi dia segera mengarahkan pandangannya untuk fokus ke sketchbook di hadapannya. Menggambar lagi perkiraan bagaimana pussy Adrian dan pose pose mesum dengan pria itu di berbagai posisi dan lingerie.

Kau mesum, Jena.

"Nah Ayen, i want you to answer the question on the blackboard, hurry up!" Adrian menunjuk kursi di depan Jena.

"Yah pakk, saya udah 7 kali lho minggu ini." Ayen protes.

"Iya pak, saya juga udah 5 kali an." Bangku di sebelah kanan Jena protes.

"Si Jena dong pak, padahal dia jago enggres tapi ga pernah bapak panggil." bangku sebelah kanan nomor 2 dari belakang menyahut.

"Eh iya, dipikir-pikir si Jen ga pernah dipanggil dah."

"Hooh, dia free pass mulu!"

"Pak suruh Jena dong!"

"Iya pak, suruh Mas Jen! Suruh Mas Jen!"

Eater ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang