First Impresion ( Part 1 )

52 4 1
                                    

" aku bisa katakan pada temanku jika kau mau membatalkannya ji " ucap so yi

" ani, andwae " ucap jiran tegas

" so yi-aah, aku akan tetap pergi " jelas jiran

" tapi ji " so yi masih berusaha menahan jiran

" percayalah padaku, aku akan baik baik saja " jiran meyakinkan sahabatnya itu

" aku tau seharusnya liburan nanti itu untuk merayakan 1000 hari hubunganku dengan jeon, tapi aku tidak ingin uangku terbuang dengan sia-sia " jiran tertawa berusaha menyembunyikan kesedihannya

" berjanjilah padaku kau akan menikmati liburanmu nanti " so yi mendekatkan posisi duduknya mendekati jiran

" tentu saja, aku akan menikmati perjalananku dengan bahagia " ucap jiran

" anggap saja perjalananku besok adalah untuk menyembuhkan patah hatiku " timpa jiran

" jika kau tetap pergi untuk menyembuhkan patah hatimu aku tidak masalah, tapi jika nanti kau hanya akan menangis sendirian dihotel, akan ku seret kau pulang ke korea dari eropa " ancam so yi

" arraseo, aku akan berjanji bahwa aku akan bersenang senang disana " jiran memeluk sahabatnya itu

" gomawo karena telah mengkhawatirkanku "

" nikmatilah perjalananmu " ucap so yi membalas pelukan sahabatnya itu

liburan eropa yang jiran pesan dari jauh hari untuk perayaan 1000 hari hubungannya bersama jeon harus gagal, karena tepat seminggu sebelum tanggal keberangkatan jiran mengetahui bahwa jeon berselingkuh bersama perempuan lain, perempuan yang dikenal jiran, tetapi bukankah kehidupan harus tetap berjalan, lagipula jiran tidak bisa membatalkan cutinya dan membatalkan perjalanannya, tidak ada pilihan lain selain dia tetap pergi dan mencoba menikmati perjalanannya.

tok..tok..tok..
jiran mengetuk pintu ruangan soo jin, rekan kerjanya

" ji, masuklah " sapa soo jin

" soo jin-aah, apa kau sedang sibuk? " tanya jiran

" ani, kemari duduklah " soo jin beranjak dari mejanya lalu duduk di sofa yang terletak di ruangannya

" tentang cuti ku besok, aku membawa beberapa dokumen rekam medis pasienku yang akan digantikan olehmu sementara " ucap jiran sambil memberikan beberapa berkas pada soo jin

" heem, arraseo " soo jin mengambil berkasnya lalu memeriksanya

" gomawo soo jin-aah, aku akan membawakan oleh oleh sepulang perjalananku nanti " ucap jiran

" apa yang kau inginkan? " tanya jiran

" eobseo, aku hanya ingin kau kembali dengan selamat " ucap soo jin

" heem, aku pasti akan kembali dengan selamat agar tidak merepotkanmu lagi " ucap jiran seraya tertawa

" apa ada lagi yang kau perlukan? " tanya jiran

" ani, akan aku pelajari terlebih dahulu, jika ada yang kurang jelas aku akan bertanya pada so yi " jawab soo jin

" arraseo, kalau begitu aku pamit " jiran beranjak dari duduknya

" selamat menikmati liburanmu " ucap soo jin

" gomawo " jiran beranjak menuju pintu keluar

" aku akan sangat merindukanmu ji " ucap soo jin seraya pintu ruangannya tertutup.
jiran kembali keruangannya untuk berpamitan pada so yi

" so yi-aah, naa ganda " ucap jiran berpamitan

" apa kau serius ji? " so yi masih berusaha menahan jiran

" aku akan membawakanmu lelaki eropa yang tampan " jawab jiran

" heem bawakan aku laki laki paling tampan di eropa " so yi kembali memeluk sahabatnya itu

setelah selesai dengan segala urusan pekerjaan, jiran segera melangkahkan kakinya ke basement parkir, mengendarai mobilnya dan bergegas kembali ke apartemennya untuk menyiapkan keperluan perjalanannya besok.

setibanya diapartemen jiran menjatuhkan dirinya diatas kasur miliknya, sejenak dia menatap langit langit kamarnya, bagaimana bisa dia menatap tempat yang sama dengan perasaan yang berbeda.

" aku tidak percaya bahwa aku harus melakukan perjalanan ini sendiri " keluh jiran sambil memasukan barang bawaannya satu persatu kedalam koper

jiran tau bahwa saat ini hal ini tidak mudah baginya, selama 3 tahun bersama jeon melakukan segala sesuatu hal bersama dan kini dia harus melakukan segalanya sendiri.
tapi jika terus meratapi akhir hubungannya dengan jeon hanya akan membuat suasana hati jiran semakin buruk.

tak sedikit jiran mendapati beberapa pasien yang mengeluhkan betapa hancurnya hidup mereka hanya karena harus berpisah dengan orang terkasih, dia bisa membantu pasiennya untuk kembali bersemangat dalam menjalani hidupnya, mengapa dia tidak bisa mencoba mengatasi dirinya sendiri, pikir jiran.

keesokan paginya, jiran tiba dibandara incheon, dia segera bergabung dengan tour guide dan rombongan wisata lainnya.

ia segera mengenakan idcard dan gelang yang menandakan bahwa dia adalah peserta dari rombongan wisata tersebut.

" jiran dan jeon " tour guide itu menghampiri jiran dengan tatapan yang bertanya

" ah, mian aku baru memberitahumu bahwa jeon akan menyusul, dia tidak bisa berangkat hari ini " ucap jiran

" baiklah " jawab tour guidenya

jiran tidak mengerti mengapa dia berkata seperti itu, dalam hati terdalamnya dia masih berharap bahwa jeon tidak melupakan perjalanan mereka hari ini
tapi dengan segera dia tersadar, dia harus mencoba melupakan jeon.

tour guide segera mengumpulkan rombongan wisata jiran untuk bersiap masuk kedalam pesawat, jiran melihat sekitar, setidaknya karena perjalanan ini merupakan join trip, dia tidak akan merasa kesepian.

penerbangannya ke eropa memakan waktu 12 jam , setibanya dibandara munich, jiran dan rombongannya menunggu ditempat pengambilan koper, yang terlihat pertama adalah koper milik jiran, dia segera menuju gate keluar untuk menunggu bisa jemputan.
sambil menunggu, jiran mengeluarkan botol minuman dari tas nya, jiran minum sambil melihat sekitar sampai pandangannya fokus pada satu sosok laki-laki yang melambaikan tangan kepadanya, spontan jiran membalas lambaian tangannya dia pikir bahwa laki laki itu adalah salah satu crew perjalanan mereka.
sampai laki laki itu mendekat.

" annyeong, aku yang menghubungimu kemarin " ucap laki laki itu

jiran terdiam sejenak

" aku yang menghubungimu kemarin untuk tour guide " lanjut lelaki itu

tak berapa lama jiran tersadar

" mian, aku bukan tour guide, aku rombongan wisata " jawab jiran

" aah, begitu, maaf , aku mengira bahwa kau adalah tour guide yang aku hubungi, karena ada simbol bendera korea kecil ini ditas mu " jelas dia

" joesonghamnida " ucap laki laki itu sambil membungkukan badannya

" aah, gwenchana " jawab jiran yang membungkukan badannya juga

tak berapa lama bis jemputan rombongan wisata jiran datang, jiran segera bergabung bersama rombongan lainnya.
sesaat setelah duduk jiran melihat kearah jendela dan laki laki itu masih melihatnya.
jiran merasa canggung saat kedua mata mereka bertemu, saat bis melaju, laki laki itu spontan melambaikan tangannya pada nya, jiran membalasnya dengan senyuman.

" woaah, kesan pertama yang unik " ucap laki laki itu sambil menundukan wajahnya dan tersenyum, sampai ada seseorang yang menepuk pundaknya

" joesonghamnida, kim namjoon? " tanya wanita itu

" adana? " tanya namjoon

" nee, mian karena jalanan macet aku terlambat untuk datang " ucap adana

" gwenchana " ucap namjoon sambil tersenyum

FUN - Kim NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang