"Eomma, ada apa?" ucap Haruto yang kebingungan melihat ibundanya menangis di lantai sambil memegang kursi di ruang makan.
Sang ibu memeluk Haruto dengan erat.
"Eomma, kumohon katakanlah sesuatu padaku."
Haruto merasakan tubuh ibunya yang gemetar.
"Sayang─ eomma baru mendapat kabar─ appa─ mengatakan Jeongwoo sedang kritis. Dokter yang menangani Jeongwoo mengatakan─ mujizat yang bisa membuat Jeongwoo sembuh."
Haruto menggelengkan kepalanya.
"Eomma, tidak boleh. Ini tidak boleh terjadi pada Jeongwoo.Eomma, kita harus ke rumah sakit," ucap Haruto dan sang ibu menahannya.
"Kondisi rumah sakit sangat kacau. Begitu banyak pasien yang terjangkit penyakit serupa dengan Jeongwoo. Ayah melarang kita untuk kesana."
"Eomma, Jeongwoo sedang sekarat. Jika kita tidak kesana, kita mungkin akan kehilangan kesempatan untuk melihat Jeongwoo terakhir kalinya."
"Haruto─"
"Eomma─"
"Haruto dengarkan eomma. Jikalau kita kesana, kita pun tidak akan diizinkan untuk menemui Jeongwoo. Bahkan ayah yang berada di rumah sakitpun, tidak pernah bisa menemui Jeongwoo."
"Eomma─"
Haruto lantas berlari ke dalam kamar dan menguci pintu kamarnya.
"Haruto─"
"Kumohon eomma, biarkan aku sendiri. Kumohon," ucap Haruto sambil berjongkok dan bersandar di pintu kamarnya. Deraian air mata membanjiri wajah Haruto. Ia merasa hidup ini sungguh tidak adil. Mengapa saudara yang ia sangat sayangi harus mengalami kondisi seperti ini? Mengapa ada penyakit yang begitu mengerikan harus hadir ketika Haruto dan keluarganya hidup? Mengapa semua ini harus menimpa keluarganya?
Haruto membenamkan diri dan tanpa sadar terkulai lemah di atas ubin kamarnya.
୧| ͡ᵔ ﹏ ͡ ᵔ |୨ ୧| ͡ᵔ ﹏ ͡ ᵔ |୨ ୧| ͡ᵔ ﹏ ͡ ᵔ |୨
Haruto bingung dengan apa yang dilihatnya. Berulang kali ia menggosok-gosok kelopak matanya, untuk memastikan kembali apa yang ia lihat saat ini. Haruto masih ingat jika dirinya menangis memikirkan nasib saudaranya yang tidak menentu. Tetapi yang Haruto lihat sekarang adalah dirinya berdiri tegak diluar sebuah bioskop.
"Permisi,"
Ia merasakan beberapa orang menabraknya karena dirinya yang berdiri tepat di depan pintu masuk bioskop tersebut. Haruto dapat merasakan tubrukan orang-orang tersebut dengan nyata. Haruto memandang pergelangan tangannya dan ia sungguh terkejut melihat pergelangan tangannya sudah dihiasi oleh sebuah gelang.
"Jeongwoo─"
Haruto lantas begegas masuk ke dalam bioskop. Ia mengamati setiap inci bioskop tersebut dan Haruto melihat sekumpulan pemuda sedang duduk sambil membawa popcorn dan minuman. Haruto dapat mendengar suara tawa yang sangat ia kenal. Dengan cepat, Haruto berlari ke arah kerumunan pemuda tersebut dan ia melihat orang yang selama ini dirindukannya.
"Haru─"
Jeongwoo berdiri tegak hingga popcorn yang ada di tangannya jatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Watanabe Haruto] Can We Always Together?
Fanfiction**Completed** Haruto, sang bintang basket sekolah, sangat menyayangi saudara kembarnya dan menjaganya dengan penuh kehati-hatian, layaknya menjaga sebuah gelas kristal. Sayangnya, saudara kembarnya itu semakin lama terikat dengan sahabat-sahabatnya...