Entah apa yang ada di pikiran perempuan ketika sedang patah hati. Nomor teleponnya tidak aktif, story di media sosial berisikan quote galau. Belum lagi lagu-lagu yang dipasang seolah mengisyaratkan isi hati. Oh ya, bukan hanya itu, foto profil whatsapp dihapus dan last seen dimatikan.
"Gue yang tiap hari ngenes gak gini-gini amat perasaan. " monologku setelah mengecek kontak Ayu pada ponsel.
Aku menarik napas lelah dan hal itu memancing rekan kerjaku di sebelah.
"Nape lu? " tanyanya. Laki-laki berbadan lebih kecil dariku itu bertanya seolah penasaran.
"Biasa lahh, Wen, si Ayu. " jawabku yang sudah kuyakini dia mengerti maksud ucapanku ini.
Dia mendengus. "Cari cewek lain aja sih, Van. Si Ayu gak pernah ngelirik lu! " sarannya.
"Kalo gampang, udah gue lakuin sebelum lu ngomong. "
Wendi berdecak. Sebal sudah pasti. Tapi, itulah kebenarannya.
Dulu aku mengutuk orang-orang yang mendewakan cinta. Bagiku mereka berlebihan.
Mencintai pasangannya secara membabibuta. Mengorbankan apa saja tanpa pikir panjang. Dari tenaga, waktu hingga uang hanya untuk pasangannya bahagia.
Ternyata sekarang aku diberi karma oleh Tuhan dan lebih parahnya, mencintai orang yang cintanya bukan untukku. Baginya aku seperti hantu. Yang sudah jelas-jelas ada, tapi tidak pernah nampak di matanya."Tau deh. Yang goblok lu apa Ayu. Apa malah gue yang tiap hari cuma denger ngeluhnya lu doang gara-gara cinta. Makan ah. Laper. Ikut gak lu? "
"Lu duluan aja. Gue nyusul! "
Wendi lalu berdiri dari duduknya menuju pintu keluar.
"Van, ke ruangan saya sebentar! "
Robby, atasanku yang baru saja keluar dari ruangannya memanggilku. Kubalas anggukan dan berdiri untuk berjalan menyusulnya.
****
Sudah selarut ini pesanku belum juga dibaca. Kemana sebenarnya perempuan ini. Ingin kudatangi saja rumahnya segera. Tapi, rasanya tidak mungkin. Penjagaan di sana sudah seperti istana negara. Ketat.
Bosan melanda. Aku tidak tau baiknya melakukan apa. Bolak-balik melihat layar handphone membuatku muak. Ingin makan, tapi stok makanan menipis. Jika saja aku sekaya perempuan yang aku taksir, aku tidak akan berpikir untuk makan sesukaku. Mau apa saja tinggal tunjuk. Tidak lagi melihat harga. Ahhh dunia memang penuh perbedaan.
Salah satu faktor penyebab pengecutnya aku mengungkapkan perasaan pada Ayu adalah strata sosial kami. Dia kaya Raya, sedang aku laki-laki sederhana. Satu-satunya penghasil uangku adalah dengan bekerja. Aku mencari uang. Beda dengan keluarganya yang istilah kata dikejar-kejar uang.
Dan satu lagi, fisiknya terlalu sempurna untuk aku yang serba kurang."Huft,,, Ya Allah, gak bisa aja gitu ubah aku jadi kaya dalam satu malam? Bosen miskin terus! " selorohku tak bersyukur.
"Astagfirullah,,, kufur nikmat banget aku! " sadarku beberapa saat kemudian.
"Gak jadi ya Allah. Ampun! "
*******
"Sungguh aku lebih mencintaimu dibanding dia....
Aku bakal buktikan perasaanku seutuhnya...
Sungguh aku lebih mendalamimu dibanding dia...
Aku mohon padamu dengarkanlah bisikanku.. "Aku menghela napas. Mendengar lagu galau di saat seperti ini sama saja bunuh diri.
Mataku terbuka, kubuka playlist dan menggantinya dengan lagu lain.Baru di bait pertama, ponselku berdering tanda mendapat panggilan. Nomor yang tertera tidak aku kenal.
Aku berpikir sejenak. Jujur saja, menerima panggilan dari nomor yang tidak terdaftar di handphone membuatku kapok. Dulu aku hampir tertipu karena asal menjawab panggilan. Ditelpon seseorang yang mengaku polisi yang mengatakan bahwa adikku ditangkap perihal narkoba. Padahal jelas-jelas aku anak tunggal. Panik membuat orang seperti keledai. Bodoh.
Satu panggilan tidak terjawab. Aku lega. Setidaknya aku bisa melanjutkan untuk mendengar musik kembali. Beberapa detik musik diputar, ponselku kembali berdering dan dari nomor yang sama.
"Ck, siapa sii? Ganggu orang galau aja! " rutukku.
Dengan kesal aku geser icon hijau tanpa sapaan. Aku ingin si penelpon yang menyapaku terlebih dahulu.
"Halo, A', tolongin aku! "
Dan sekarang aku berada di kantor polisi akibat satu kalimat yang keluar dari mulut Ayu setengah jam yang lalu.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
FanfictionSeperti langit yang tinggi, nampak dekat untuk didekap namun kenyataannya sulit diraih. Ayu, anak seorang pengusaha yang menjadi idaman setiap kaum adam, justru diselingkuhi oleh seorang lelaki yang amat dia cintai. Bukan hanya paras yang cantik, A...