Sepenggal Kisah

6 0 0
                                    

Kisah persahabatan antara Oliv dan Okta kini hanya menjadi sepenggal kisah yang pernah mengiringi langkah hidupnya. Persahabatan yang baru terjalin namun harus diakhiri karena akan semakin banyak yang terluka jika diteruskan. Walau persahabatan mereka berakhir namun Oliv tetap tersenyum dan berbicara jika mereka berpapasan atau saat sedang menyelesaikan hukuman. Seminggu sudah hukuman mereka jalani dan dengan begitu berakhir juga kebersamaan dalam menjalani hukuman itu. Dan juga hari ini hari pertama masuknya Mahmud kembali setelah menjalani skorsing.

" Oliv, boleh aku bicara berdua sama kamu ." Ucap Mahmud. " Iya kak boleh ." Jawab Oliv singkat. " Maaf ya karena kecemburuan diriku kemarin membuat kamu terkena masalah. Bukan maksud hatiku membuat kamu terluka aku hanya ingin dia supaya sadar diri kalau kamu itu pacar aku jadi jangan coba-coba didekati ." Ucap Mahmud kembali. " Maaf kalau kamu salah paham karena sikap diriku selama ini Kak. Aku ramah dan selalu sama kamu bukan karena aku memiliki rasa yang sama tapi karena aku hanya ingin memiliki pertemanan yang tulus selain dari abang ku. Tapi nyatanya aku salah kamu menyalah artikan sikap ku selama ini. Karena kamu juga aku semakin yakin iya kamu benar tidak ada pertemanan yang tulus antara perempuan dan laki-laki. Karena semakin lama akan ada salah satu yang berharap atau keduanya berharap hubungan yang lebih lagi seperti kamu yang salah mengartikan sikapku dan berharap kita memiliki hubungan padahal itu semua hanya kamu yang ingin. Maka dari itu aku memutuskan untuk mengakhiri semua ini maaf jika kamu sakit hati dan maaf juga kalau aku sudah membuat kamu banyak berharap. Bukan maksud hati ingin memutuskan pertemanan yang baru terjadi namun ini jalan terbaik bagi kita semua aku, kamu juga Okta. Biarkan kisah kita menjadi sepenggal kisah yang mengiringi langkah pertama ku di sekolah ini hari-hari indah pertemanan kita akan selalu ku kenang ." Ujar Oliv panjang lebar.

Oliv melangkah pergi dari Mahmud walau terlihat tegar dan biasa saja namun air mata tidak tertahankan. Dengan tergesa Oliv ingin segera berlalu ke Mushola tempat yang dirasa tepat untuk menyendiri. Terdengar suara tawa yang cukup ramai dari luar Mushola Oliv yang terusik akhirnya mencoba mengintip ternyata Sinyo dan kawan-kawannya yang tertawa. Indah sekali pertemanan mereka beda sekali dengan kisah pertemanannya. Semakin lama mengintip Oliv semakin terpesona dengan tawa dari Sinyo entah sejak kapan rasa terpesona itu semakin membuat Oliv penasaran dengan Sinyo. Sambil menghapus air matanya Oliv masih terus mengamati tingkah mereka dari Mushola.

Setelah mereka semua beranjak baru Oliv memberanikan diri keluar dari Mushola dan berbarengan dengan suara bel masuk kelas. Oliv seperti magnet yang mampu menarik orang sekitarnya meski dirinya tidak mencari perhatian dari orang disekitarnya. Pak Marmo yang merupakan orang tua angkatnya saja sampai dibuat bingung tanpa Oliv menjelaskan dan membenarkan dirinya seiring waktu berjalan sudah membuat semua guru di sekolah dahulu sempat menganggap Olivia seorang murid pembawa masalah justru sekarang malah merasa kasihan karena kesalah pahaman jadi bahan bullyan juga tidak memiliki teman. Namun Oliv cukup cuek memghadapi hal ini karena baginya inilah dia sosok introvert yang hanya bisa diterima apa adanya oleh Vichan dan Adon juga Awan walaupun kini Oliv cukup jaga jarak dengan Awan baginya mereka bertiga tetap yang terbaik.

Pak Marmo dan guru lainnya sering tanpa sengaja memergoki Oliv yang sedang dibully juga laporan Okta kalau Oliv masih banyak yang membully juga main fisik akhirnya meminta pihak sekolah untuk turun tangan menyelesaikan ini semua. Capek sudah pasti itu yang Oliv rasakan namun mau bagaimanapun dia yang seorang diri tidak mungkin bisa melawan mereka semua. Selama ini Oliv hanya bisa mengacuhkan dan menghindari mereka semua dengan menghabiskan waktunya di ruangan kesiswaaan baik saat istirahat ataupun jam kosong pelajaran jika Guru berhalangan hadir. Guru-Guru yang saat ini sudah mendapatkan cerita yang sesungguhnya dari Pak Marmo dan semua yang terlibat saat itu cukup prihatin dengan kondisi Oliv mereka memiliki ketakutan suatu saat mental Oliv bisa saja terluka dan menjadi trauma jika harus ke sekolah karena pembullyan yang selalu terjadi secara verbal. Para guru akhirnya meminta Oliv untuk membantu mereka jika jam istirahat atau jam kosong untuk mengoreksi tugas kelas lainnya di ruang kesiswaan karena hanya itu ruangan tertutup meski ada kaca dijendelnya. Namun itu kaca searah yang bisa melihat hanya yang ada di dalam ruangan sedangkan yang di luar ruangan tidak dapat melihat apa yang ada di dalam atau siapa yang ada di dalam ruangan. Jadi Oliv lebih merasa nyaman dengan kesendirian di sana, meskipun itu ruangan kesiswaan namun jarang ada Guru ataupun siswa sebab dipakai hanya jika ada siswa yang bermasalah.

OLIVIA & SINYO ( Perjalanan Menemukan Cinta )Where stories live. Discover now