Berharap pada seseorang adalah
luka yang dibuat diri sendiri...
CERITA INI SUDAH ADA VERSI NOVELNYA, VERSI NOVEL LEBIH LENGKAP DAN LEBIH RAPI. YANG ADA DI SINI HANYA SEBAGIAN PART YANG BELUM DIREVISI!
KAMU BISA BELI VERSI NOVEL
DI ONLINE SHOP!DUNIA SUNYI KARAM
🍂
Gadis malang yang tidak bisa bicara itu terlelap di sofa setelah lelah menangis. Matanya benar-benar sembab. Setelah beberapa jam tertidur gadis itu menjadi gelisah dan terbangun karena kekosongan lambungnya.
Gadis itu memegangi perutnya sambil mendudukan diri. Dia benar-benar merasa lapar. Setelah diingat-ingat dia sama sekali belum makan sejak siang. Kedua orang tuanya sejak pagi bekerja dan ketika pulang hanya sebentar, kemudian pergi kembali bersama saudaranya untuk menghadiri acara. Di rumah tidak ada makanan yang disiapkan untuknya. Mungkin orang tuanya lupa jika mereka masih memiliki seorang anak yang selalu mereka tinggalkan di rumah.
Andai saja kakak laki-lakinya masih perhatian padanya. Dia tidak akan pernah merasakan lapar sehebat ini dan terbangun karena rasa lapar. Saking laparnya tubuhnya sampai merasa lemas dan tangannya ikut gemetar.
Mendongak melihat jam dinding yang sudah pukul 12 malam, Karam kemudian mematikan televisi yang masih menyala. Setelah tidak terdengar suara apapun lagi ruang tengah terasa sangat hampa. Melihat sekeliling ruangan, Karam merasakan betapa sunyinya hidupnya selama ini. Di rumah besar ini dia seakan terperangkap. Tidak seorang pun yang peduli kepadanya. Tertidur di sofa ini dengan TV yang terus menyala dan tidak seorang pun datang untuk membangunkannya atau sekedar memberinya selimut, semua itu membuktikkan bahwa dirinya benar-benar sendirian.
Dulu akan ada saudaranya yang membangunkannya. Dulu selalu ada kakak laki-lakinya memberinya selimut ketika dirinya terlalu nyenyak tidur sehingga sulit dibangunkan. Sekarang?Karam menghela nafas beratnya. Sekarang tak seorang pun ada untuknya. Melihat ke arah samping dia menyadari bahwa orang tuanya sudah kembali dan kakak laki-lakinya berarti juga ikut pulang. Sepatu yang tersimpan di depan pintu kamar orang tuanya menandakan kepulangan mereka. Artinya orang tua dan saudaranya melihat dirinya di sofa ini. Namun, mereka memilih mengabaikannya.
Karam beranjak ke dapur. Mungkin kepulangan orang tuanya membawa makanan yang bisa mengganjal rasa laparnya. Akan tetapi, harapannya pupus saat melihat meja makan tanpa apapun di atasnya.
Ketika memeriksa kulkas, lemari dingin itu juga sama seperti terakhir kali dia periksa di siang hari tadi. Tidak ada makanan yang bisa dimakan. Lemari dingin itu kosong. Orang tuanya semakin sibuk dan semakin lupa bahwa ada seseorang di rumah yang masih butuh makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Sunyi Karam [TERBIT]
Teen Fiction{SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI SHOPEE & TIKTOKSHOP} "Apakah anak disabilitas tidak layak dicintai?" Ini tentang Karam Jisa Ambian, seorang gadis kurang beruntung yang ditolak keluarganya. Meskipun orang tuanya menolak kehadiran Karam, ia masih memiliki...