PART 26

3 0 0
                                    

l☪️ MENJAGA LISAN DARI MENGUMPAT DAN BERKATA KOTOR...✨

🔹🔷Mengutuk dan sumpah serapah dalam kehidupan modern yang serba materialistis sekarang ini seperti menjadi hal yang dianggap Kebaikan. Seorang yang sempurna akhlaknya adalah orang yang paling jauh dari kata-kata kotor, kutukan, sumpah serapah dan kata-kata keji lainnya.

🔷Ibnu Mas’ud Radliyallaahu anhu meriwayatkan, Nabi Shallalloohu alaihi wa Sallam bersabda:

لَيْسَ اْلمـُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَ لَا اللَّعَّانِ وَ لَا اْلفَاحِشِ وَ لَا اْلبَذِيِّ (رواه أحمد والبخاري والترمذي)

“Bukanlah seorang mukmin orang yang suka mencaci, orang yang gemar melaknat, orang yang suka berkata-kata keji dan orang yang berkata-kata kotor/ jorok”.
📚(Ahmad, Bukhari, Tirmidzi).

🔶Tho’-'aan adalah orang yang suka-merendahkan kehormatan manusia, dengan mencaci, menggunjing dan sebagainya.

Melaknat atau mengutuk adalah do’a agar seseorang dijauhkan dari rahmat Allah.

🔷Imam Nawawi rahima-hullah berkata: "Mendo’akan agar seseorang dijauhkan dari rahmat Allah bukanlah akhlak orang-orang beriman. Sebab Allah menyifati mereka dengan rahmat (kasih sayang) di antara mereka dan saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa. Mereka dijadikan Allah sebagai orang-orang yang seperti bangunan, satu sama lain saling menguatkan, juga diumpamakan sebagaimana satu tubuh. Seorang mukmin adalah orang yang mencintai saudara mukminnya yang lain sebagai-mana ia mencintai dirinya sendiri. Maka, jika ada orang yang mendo’akan saudara muslimnya dengan laknat (dijauhkan dari rahmat Allah), itu berarti pemutusan hubungan secara total. Padahal laknat adalah puncak doa seorang mukmin terhadap orang kafir".

Diriwayatkan dari Abu ad-Darda’ RA, Rasul  bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ

Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat di timbangan kebaikan seorang mu'min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar.
📚 [HR Tirmidzi].

Al-fahisy al-badzi' (Mesoh ; jawa) yang kami maksud adalah mengeluarkan kata-kata kotor yang biasanya dimaksudkan untuk melampiaskan kekesalan ketika sedang jengkel.

Dalam term jawa timuran seperti kata-kata Sy3tan, J4ncuk, C0n9or, IbL15,Jing, dus! Dan lainnya.

Perkataan ini adalah perkataan yang amat kasar dan tidaklah pantas keluar dari mulut orang yang berpendidikan dan berperadaban.

Dahulu setiap orang tua akan mewanti-wanti anak-anak kecilnya untuk tidak meniru ujaran tersebut. Namun yang terjadi sekarang miris, Jamak ditemui remaja bahkan anak-anak kecil mengucapkan kata-kata umpatan (mesoh) dengan lancar dan fasihnya. Bahkan secara reflek, ketika seseorang tersandung batu langsung saja umpatan tersebut keluar dari mulutnya. Tidak hanya dalam guyonan mereka, namun dalam situasi serius pun kata-kata umpatan tersebut dianggap hal yang biasa bahkan luar biasa. Ya "Luar biasa" bagi orang yang tidak faham tentang pentingnya akhlaq karimah.

Melihat fenomena mengumpat yang sudah menjadi rutunitas keseharian ini, hati ini berontak bahkan lebih parahnya ketika kita mendengar perkataan tersebut secara vulgar dilontarkan orang-orang panutan yang berprofesi sebagai penceramah bahkan mereka yang berlabel Kyai, Gus, bahkan Habib. Sungguh miris dan memilukan karena perkataan tersebut kemudian menjadi viral di dunia medsos dan banyak ditonton orang dari segala usia dan kalangan. Hal ini kemudian dipahami sebagai legalitas formal akan halalnya mengumpat dengan kata-kata tersebut karena perkataan tersebut dilakukan tanpa ada perasaan bersalah ataupun permintaan maaf ataupun semacam ralat.

Hal ini adalah sebuah kemungkaran yang apabila dibiarkan begitu saja maka semua orang termasuk kita sendiri akan terkena imbas kejelekannya, sebagaimana sabda Rasul Saw :

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ

Barang siapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.
📚[HR Muslim].

Setuju atau tidak, kata-kata umpatan dan kasar seperti di atas tidaklah pantas menjadi perkataan orang beriman karena orang beriman akan selalu menjaga lisannya. Bukankah Rasulullah Saw bersabda :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.”
📚[HR. Bukhari]

Dan sangatlah jelas dalam hadits utama di atas bahwa Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar.

Dalam versi lain, Kata Fahisy dalam hadits tersebut diartikan sebagai Orang yang bertutur kata dengan sesuatu yang gak enak didengar atau orang yang mengumbar lisannya dengan mengatakan sesuatu yang tak pantas. Sedangkan kata Badzi’ diartikan sebagai orang yang berkata-kata kotor.

Suatu ketika Abdullah bin Mas’ud RA naik ke atas bukit shofa kemudian memegang mulutnya sambil berkata :

يا لسان، قل خيرا تغنم، واسكت عن شر تسلم، من قبل أن تندم

“Wahai lisan, berkatalah yang baik niscaya engkau akan memperoleh kebaikan atau diamlah dari perkataan jelek niscaya engkau akan selamat sebelum engkau menyesal”.

Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:

أَكْثَرُ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ فىِ لِسَانِهِ

“Kebanyakan dosa anak-anak adam itu ada pada lisannya”.
📚[HR Thabrani].

🤲 Semoga Manfaat...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Islam Itu IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang