PERKEBALAN

6 0 0
                                    

Jam yang sangat sangat ditunggu oleh siswa atau siswi pada umumnya sudah menampakkan suaranya yang nyaring dan sangat membuat telinga kehilangan fungsinya itu justru membuat semua siswa atau siswi gembira dan aku termasuk di dalamnya. Yah…sedari tadi aku sudah sangat lelah mendengarkan guru sosiologi yang seperti membacakan dongeng, rasanya aku sudah ingin segera memeluk guling dan kasur di kamarku.

 Yah…sedari tadi aku sudah sangat lelah mendengarkan guru sosiologi yang seperti membacakan dongeng, rasanya aku sudah ingin segera memeluk guling dan kasur di kamarku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Eh..Dar keluar yuk ke cafe depan gang ada yang baru opening pasti banyak promo." Celetuk Dinda di suara hatiku yang sudah sangat lelah.

"Ogah, gue mau pulang memeluk guling dan kasur kamar gue." Ucapku sambil membereskan barang barangku ke dalam tas ranselku.

"Eh...Ra pulang sama siapa?? Mau bareng gak?? Sekalian sama ada tugas yang mau gue tanyain?" Ucap Fano yang tiba tiba masuk ke pembicaraanku dan Dinda.

    Seketika aku dan Dinda saling bertatapan dan sontam aku menaikkan satu alis dan bergantian menatap Fano dengan tatapan yang bisa dianggap aneh. Fano Pun yang melihat ekspresiku dan Dinda Pun juga kebingungan dan ikut menaikkan sebelah alisnya seakan bertanya"kenapa?".

"Em…gue dijemput bokap gue,gimana kalo sama Dinda aja sekalian Dinda juga pengen keluar tadi ke cafe yang baru opening,tenang aja dia gak begok begok amat kok nanti kalo emang gak bisa biar Dinda yang chat gue insyaallah gue pasti bantuin kok, gimana Din?" Ucapku menatap Dinda dan Fano.

"Ih..boleh juga sih…gimana Fan mau gak?? Ucap Dinda yang kini bertanya kepada Fano.

"Em…ya udah deh gak apa apa." Jawab Fano.

"Ya udah yah gue balik bokap gue udah nunggu di depan bay…" ucapku berlalu meninggalkan Gano dan Dinda.

  Sungguh sebenarnya aku merasa sangat kurang nyaman dan aneh mendapati perlakukan seperti tadi dari cowok. Aku hanya sedikit merasa takut, jikalau aku yang terlalu percaya diri berpikir bahwa  orang memiliki perasaan padaku. Itu akan terasa tak nyaman jika orang lain mengetahuinya bisa ku bayangkan seberapa malunya aku. Mungkin itu sebabnya aku mungkin aku harus cuek untuk keadaan seperti ini walau aku tidak bisa berjanji.

"Eh Dar! Kok lu sendiri Dinda mana??" Panggil Rifal tiba tiba saat aku sampai di depan sekolah dengan motor hitam yang dinaiki dari kelihatannya dia akan segera pulang.

"Emm…Dinda?? Dia mau keluar sama Fano katanya mau liat liat opening cafe baru di gang depan sambil katanya Fano mau nanyain tugas gitu." Ucapku tanpa ragu.

"Tunggu….Dinda?? Ngajarin Fano? Yang bener aja lu Dar yang ada Fano yang ngajarin Dinda, kan Dinda oon gimana sih lu." Ucap Fano yang sontak membuat aku gugup karena sebenarnya itu adalah perbuatanku yang beralasan sudah di jemput hanya karena agar tidak menerima tumpangan dari Fano.

Rifal yang menyadari sikap ku merasa curiga itu terlihat sekali di tatapan yang dia berikan padaku.

"Tunggu…jangan bilang sebenernya lu yang diajak sama Fano tapi..lu alasan karena gak mau keluar sama dia??wahh…wahhh…wah…valid sih ini kenapa sih Dar?? Lagian Fano orang baik kok, kenapa lu kayak cuek gitu sama dia??" Ucao Rifal yang memang tepat sasaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE OR FRIENDS ( Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang