[] Didedikasikan untuk ship kesayangan; Maitake.
• • •
TAKEMICHI tidak pernah menduga, sisa hari yang begitu dinantinya malah bawa petaka. Yang harusnya ia nikmati justru disesali. Yah, adalah hari kelulusannya. Tiga tahun sudah Takemichi bergelar mahasiswa, tapi nahas, runtuh harapan ia berganti sarjana.
Kini, tinggal menghitung detik sampai napas terakhir dihembus.
Malang tak dapat ditebak, pun hari sial tidak ada di kalender. Tanpa pertanda, isyarat maupun firasat, ia tergeletak tak bergerak. Usai sebuah truk beton laju kencang tanpa acuh keselamatan orang banyak. Yang apesnya, Takemichi lah korban kesekian.
Boom!
Begitu lantang suara benda tertabrak, tergesek, dan beradu. Khalayak yang menatap, termangu di tempat. Lalu tercipta kegaduhan. Buat massa ricuh dan gempar tidak terelakan. Rintihan mengundang teriak, napas lirih juga undang suara tercekat.
Mereka beramai-ramai menolong para korban. Diantaranya banyak yang tidak sadarkan diri, dan mungkin juga telah hembus napas penghabisan. Siapa yang tahu?
Dari banyaknya umat yang terbaring entah selamat atau tidak, Takemichi tidak termasuk yang buntung. Ia bisa mengucap syukur karena diberi satu kesempatan hidup, yang entah berapa lama lagi. Merenung, ia tatap langit putih bercampur biru. Bertanya dalam hati, mengapa?
Hidupnya baru setengah jalan. Belum sempat ia menikmati hasil keringatnya sendiri, haruskah ia lepas? Tapi dalam ego Takemichi, ia tidak rela, sangat.
Menyedihkan.
Iya, inilah hidup seorang Takemichi yang memang mengenaskan. Sudah terlahir tanpa orang tua, kini ia akan mati tanpa siapapun yang berada di dekatnya. Malang.
Takemichi memejam mata, pasrah. Napas tersengal jadi bukti ketidak-mampuan tubuhnya bertahan. Ngilu sekujur tubuh tak dapat dikata. Alir panas menggenang di dekat kepala, yang ternyata adalah darahnya. Betul kawan, kepalanya bocor.
Coba tebak, berapa lama lagi ia bertahan? Jawabannya, 0 detik.
Ya, Takemichi menyerah.
Di akhir napas Takemichi, bayangan seseorang nampak bersuara panik. Memanggil pilu namanya. Genggam tangannya, elus lembut sejumput surainya.
Ah, siapa ya?
Apa ia punya seseorang yang khawatir terhadapnya? Mungkinkah halusinasi? Yah, entahlah.
Jadi, begini akhir seorang Takemichi. Selamat tinggal dunia.
●●●
Ting!
╰Welcome back, Master. Please, confirm yourself first. Then, download the data for information about what happened at this time╮
HAHHHHH
##
(n).
Yeah, halo?
Beribu sorry gue ucapkan atas unpub cerita Maitake dengan judul "Insane" cause gue-ehem-gak percaya diri.
Jd, ni ak bawa yg anget anget lg ya gesssssss. Tema transmigrasi, ok. Tentunya pair ofc dan always my kesayangan Maitake, hihihi
Gak muluk muluk, cuma minta like, komen and shareeeeeeeeeee okay? [mnatap sdih]
Kalo bisa mah uhuk-follow-sabi kali hehehehehe
Cirebon,
23/6/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Villain
Fantasy[On Going] . . . Takemichi terkena sial sepulang dari kampus, ia terlibat kecelakaan. Tidak tanggung-tanggung, dirinya ditabrak oleh truk beton bermuatan besar. Kini, hidupnya berada di ambang kematian. Namun..., tunggu! DIA TERJEBAK DITUBUH SEORANG...