Chapter 3: Rahasia Sara

26 2 0
                                    

Sara menyalakan tuas lampu, membuat tempat itu menjadi lebih terang.

"Istirahatlah walau terasa tidak nyaman, tapi tempat ini tempat persembunyian teraman karena para Zombie perlu menggli tanah jika ingin masuk ke tempat ini." Sara yang memang sudah tidak asing dengan tempat itu langsung pergi berkeliling ruangan, sedangkan yang lainnya masih terdiam di tempat sembari melihat sekeliling.

"Kau baik-baik saja?" Jibeom memegangi Donghyun yang hampir tumbang.

"Ayo duduk di sana." Jibeom kemudian membantu Donghyun untuk duduk dn beristirahat.

"Tempat ini sedikit...." Seungmin tidak tau bagaimana cara menggambarkan tempat ia berada sekarang.

"Sudahlah ayo istirahat saja."  Jangjun kemudian berbaring di sebuah meja yang berada di tengah ruangan.

"Apa yang sedang kau cari?" Tanya Daeyeol saat melihat Sara berjalan mengitari seluruh ruangan sambil mengarahkan pandangan kesana kemari.

"Kotak persediaan."

"Apa seperti kotak hitam yang ada di bawah meja itu?." Sara kemudian melihat kearah meja yang di tunjuk oleh Taek.

Ia mendekati meja itu, menggeser bagian atas meja sehingga ia bisa membuka kotak yang ada di bawahnya. Di dalam kotak itu, Sara mendapati persediaan makanan beserta beberapa bahan kimia yang di awetkan.

"Untunglah semuanya masih bagus." Gumam Sara setelah memeriksa isi kotak itu.

"Kotak apa ini?" Jangjun yang penasaran ikut mendekati kotak itu.

"Bukankah ini freezer?" Joochan yang juga merasa penasaran mengikuti Jangjun untuk melihat isi kotak.

Sara mengambil sebotol air mineral tanpa menghiraukan dua orang yang berdiri di belakangnya, ia menutup kotak itu lalu melangkah menuju pemuda yang tadi mereka temui.

"Ngomong-ngomong siapa namamu?" Sara berdiri di depan pemuda itu seraya menyerahkan air minun yang ia bawa.

"Namanya Jaehyun." Sahut Bomin, membuat Sara menatap ke arahnya.

"Dia pekerja paruh waktu di cafe yang sering kami kunjungi." Jelasnya kemudian.

Seongyoon menatap Jaehyun sejenak, pantas saja sejak awal ia merasa tidak asing dengan wajah pemuda itu.

"Istirahatlah, kau perlu mengembalikan tenagamu, dan jangan melakukan hal bodoh."

"Hey kau!, lebih baik kau aqasi anak ini." Tegur Sara kepada Jangjun yang hanya berkeliling ruangan seraya melihat barang-barang di sana.

"Ok! No problem." Jawab Jangjun yang kemudian duduk di samping Jaehyun.

Sara pergi menuju ruang kerja Ayahnya, saat ia yakin tengah sendirian, ia kemudian melepaskan balutan perban yang menutupi bagian bawah kaki kirinya, ia memijit-mijit kakinya yang terlihat biru pucat sembari teraenyum hampa.

Kakinya yang mulai terasa kaku dan tidak bisa merasakan apapun membuat Sara menghela nafas berat

"Ada apa dengan kakimu? Kenapa membiru sepeeti itu?" Seongyoon yang melihat ruang kerja Sara terbuka lantas menghampiri pintu dan membuat Sara refleks menutupi kakinya kembali.

"Tidak ada, ini hanya memar biasa." Sahut Sara seraya mencoba bicara sesantai mungkin.

"Bukankah kau harus segera mengobatinya, memarnya akan semakin parah jika tidak segera aku obati."

"Aku akan mengurus diriku sendiri." Sahut Sara yang kemudian melangkah mendekati Seongyoon dan berdiri tepat di depan pria itu.

"Maaf, tapi bisakah kau meninggalkan aku sendiri, aku perlu melakukan sesuatu." Seongyoon menatap Sara sejenak sebelum ia mundur selangkah dan membiarkan Sara menutup pintu ruang kerjanya.

Seongyoon sadar memar di kaki Sara bukanlah memar biasa, ia tau Sara mencoba menutupi sesuatu, akan tetapi Seongyoon memutuskan untuk tetap diam sampai Sara sendirilah yang memberi tau semuanya.

"Hyung, ada apa?" Tanya Bomin yang datang menghampiri Seongyoon.

"Tidak ada." Jawab Seongyoon, ia tidak mungkin mengatakan apa yang baru saja ia lihat kepada Bomin.

"Ayo kita istirahat saja." Seongyoon merangkul bahu Bomin seraya mengajaknya pergi dari sana.

Sara kembali duduk di kursinya, ingatannya kini memutar kembali kenangan lama saat insiden itu terjadi, Insiden saat Sara tidak sengaja menabrak meja kerja Ayahnya dan membuatnya menumpahkah cairan kimia yang membuat kakinya menjadi seperti sekarang.

Seiring berjalannya waktu Sara merasa kakinya semakin kaku, penawar yang selama ini ia suntikkan ke tubuhnya seakan-akan tidak bereaksi lagi pada tubuhnya. Ia merasa waktunya tidak banyak lagi sebelum tubuhnya membeku sempurna, Sara harus segera membuat penawar baru yang bisa membuat tubuhnya bertahan lebih lama, ia tidak boleh mati sebelum menghentikan virus Zombie ini.

Sara keluar dari ruangannya, ia merasa canggung saat harus bertemu Seongyoon, tapi ia juga tau jika ia menghindari Seongyoon maka suasananya akan menjadi semakin aneh.

"Bisa bicara berdua sebentar?" Sara akhirnya memberanikan diri mengajak Seongyoon bicara.

"Apa ini? Kenapa dia ingin bicara berdua dengannya?" Seungmin menatap penuh selidik kepada Sara dan Seongyoon.

"Mencurigakan."

"Apanya?" Daeyeol tidak mengerti apa yang mencurigak saat Sara ingin bicara berdua dengan Seongyoon.

"Bukankah kau terlalu ingin tau masalah orang lain." Tegur Jibeom.

"Wajar saja penasaran dalam situasi seperti ini." Seungmin membenarkan tindakannya.

"Hidup kita di pertaruhkan." Sambungnya, membuat Jibeom tidak habis fikir.

"Bagaimana kalau mereka membicarakan hal pribadi?" Sanggah Daeyeol.

"Tidak mungkin mereka punya hal pribadi untuk di bicarakan, mereka dan kita sama-sama baru bertemu jadi mana mungkin."

"Tunggu dulu, mungkin saja ada."

"Bagaimana kalau begini." Jangjun mulai berimajinasi.

"Seongyoon sebenarnya jatuh cinta pada Sara saat peryama kali bertemu, saat kita semua tidak melihat Seongyoon lalu menyatakan cintanya tapi Sara perlu waktu berfikir dan sekarang Sara mengajaknya bicara berdua untuk memberikan jawabannya."

"Bagaimana? Masuk akal bukan?"

Jibeom menghela nafas saat mendengar imajinasi liar Jangjun, Donghyun terdiam, Daeyeol yang tidak bisa percaya apa yang baru saja ia dengar dan Seungmin yang menganggukan kepala seperti merasa kata-kata Jangjun ada benarnya.

"Apa kalian sedang syuting drama?" Tegur Bomin.

"Kakian cocok menjadi penulis naskah." Bomin kesal saat Seongyoon di bicarakan seperti itu, sedangkan Seoyoon hanya diam karena apapun itu ia percaya kepada kakaknya.

Di dalam ruang kerja Sara, sara aedang berdiri membelakangi Seongyoon, ia benar-benar tidak tau bagaimana harus mengatakan maksudnya.

"Ada apa?" Tanya Seongyoon karena Sara tetap diam.

"Kau, apa kau bisa merahasiakannya?" Sara berbicara tanpa menatap Seongyoon.

" Merahasiakan apa?"

"Kau tau, kakiku. Jangan beri tau yang lainnya."

"Aku tidak akan mengatakannya pada siapa pun."

"Baguslah kalau begitu."

"Apa hanya itu yang ingin kau katakan?"

"Hmm."

"Kalau begitu aku akan keluar."

"Hmm." Sahut Sara, membuat Seongyoon akhirnya pergi.

Seongyoon yang baru saja keluar dari ruang kerja Sara membuat semua mata tertuju padanya.

"Ada apa?" Seongyoon tidak mengerti dengan tatapan yang di arahkan padanya.

"Tidak ada." Sahut Jangjun seolah-olah percakapan tadi tidak terjadi.

I'm A LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang