ETERNAL LOVE

27 8 5
                                    

~10~

waktu demi waktu dan bulan berganti bulan tahun pun berganti tahun Segara pria yang sangat setia menunggu sang wanita yang ia cintai sembuh dari penyakitnya kini sedang menyuapi sarapan kepada sang kekasih

"Akkk dulu sekali lagi"

"udah Ega, Jena udah kenyang"

"sekali lagi jen dikit ini"

"Ega man suka banget maksa"

"kalo ga di paksa kamu kapan sembuhnya"

"iya deh si paling pengertian"

"kan emang pengertian"

"terserah, oh iya Ega Jena mau tanya"

"tanya aja "

"Jena jelek ya, muka Jena jelek kaya nenek-nenek Jena juga penyakitan sekarang Jena ga punya rambut indah seperti cewek-cewek lain"

"siapa bilang, Jena cantik kok di mata Ega "

"gitu ya?"

"heem" Segara menyuapi satu suap bubur ke arah mulut Jena

"pinter anak Papa "

"ishh Ega pake masuk-masukin aja"

"lama si pake drama mulu kamu"

Setelah perdebatan itu Jena tertidur sambil memeluk pinggang Segara, karena itu kebiasaan Jena setelah makan karena Jena tidak dapat berjalan karena berdiri saja kepalanya akan terasa sakit dan penglihatannya buram, semala menjalankan terapi Jena selalu di temani oleh Segara, saat Segara pergi ke kantor ia akan menitipkan Jena kepada Saka dan Jake mereka kini menjadi teman Saka sering mengajak Jena bermain video game

saat malam tiba Segara membawakan makan malam untuk Jena seperti biasanya

"taraaa, ini makan" Segara menyodorkan makanan kearah Jena

"makasih Gara"

"iya sayang di makan ya"

"oke"

"oh iya Gara, Jena mau ngomong sesuatu" ucap Jena sambil melahap makanannya itu

"hmm? iya ngomong apa?" Segara menoleh kearah Jena tetapi ia masih fokus dengan ponselnya

"eh nanti aja Jena habisin mamnya dulu"

"yaudah" ucap Segara yang masih fokus kepada ponselnya

"Gara tumben banget ga liatin Jena kalo ngomong"

"bentar sayang ini ada tugas kantor, sabar ya"

"uhh, iya"

karena makannya sudah habis Jena beralih bermain game di kamar sejenak, dan karena jam sudah menjelang malam Jena memutuskan tidur di sebelah Segara yang masih mengerjakan tugas-tugas kantor miliknya

"udah mau tidur?"

"iya"

"mau di temenin?"

"kalo sibuk ga usah gapapa" ucap Jena sedikit malas berbincang bersama Segara

"Beb? kamu kenapa"

"gapapa udah sana lanjutin kerjaannya"

karena merasa aneh Segara berbaring di sebelah Jena, lalu Segara memeluk Jena dan mengelus pipi lembut milik Jena

"kamu itu kalo ngambek ga bisa boong ya"

"apasih aku mau tidur tau"

"ya udah tidur "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐒𝐞𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐒𝐚𝐦𝐮𝐝𝐫𝐚 || 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐒𝐮𝐧𝐠𝐡𝐨𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang