Setahun sudah berlalu namun Mile tak pernah berhenti mencari Bear. Sudah tak terhitung berapa banyak uang yang ia habiskan untuk menyewa dektektif swasta guna mencari informasi Bear namun tak ada hasil.
Mereka tak dapat menemukan siapa orang dibalik username Bear dengan gambar 3 beruang yang sedang mendaki.
Mile mengetik sesuatu, dia ingin bertanya pada menfess yang dulu membuat ia bertemu dengan Bear. Ia harap cara ini dapat membuahkan hasil. Mile sudah sangat putus asa.
Mile segera bergegas menuju taman pusat kota, hatinya berdebar seperti ingin meledak. Ia tak sabar.
Mile duduk dibangku taman, seorang pria dengan kulit putih menghampirinya. Duduk tepat disebelah Mile.
"Mile?" Pria itu bertanya.
"Iya, Zee?" Mile balik bertanya.
"Iya.."
"Mile sebelumnya gue pengen lo dengerin semua yang gue bilang dengan tenang dan gak nyela perkataan gue. Dan lo harus terima semuanya dengan lapang dada."
Perasaan Mile tak enak mendengar kata kata Zee namun ia hanya menangangguk.
Zee mulai bercerita, siapa itu Bear yang selama ini menemaninya setiap malam. Bagaimana Bear bisa tau bahwa Mile lah yang mengirim menfess malam itu, dan karna itu Mile, Bear memutuskan membantunya.
Bagaimana Bear selama ini memuja nya bahkan jauh sebelum Mile mengirim menfess itu. Lalu kenapa Bear akhirnya menghilang setelah mengakui perasaannya pada Mile.
Mile bergetar.
"Mati?" Mile terlihat bingung. Dia menatap kosong Zee, bibirnya berkedut saat ia mengulang, "Siapa yang mati?"
"Apo. Apo Nattawin. Bear yang nemenin lo tiap malam." Zee tau kalau berita ini akan menjadi pukulan berat bagi lawan bicaranya.
"Satu tahun lalu, setelah berjuang melawan kanker selama 3 tahun dan hidup di bangsal rumah sakit Apo akhirnya pergi. Pergi dengan tenang karna tujuan nya udah tercapai."