1

3.7K 189 1
                                    

Happy reading♡

Hanan Mahendra, seorang lelaki manis yang sudah kelas 12. Dia memiliki watak yang baik hati, ramah dan ceria. Dia juga dikenal pintar di sekolahnya. Hanan berbeda dengan kebanyakan laki laki lainnya, dia memiliki tubuh yang kecil dan paras yang cantik dan manis, terkadang dia dibully karena fisiknya itu. Dianggap lembeklah, lemahlah, kayak perempuanlah. Tentu itu membuat dia sedih, tapi untungnya dia mempunyai teman yang selalu ada untuknya yaitu Arta Bramantyo, dia selalu meyakini Hanan agar tidak mendengarkan dan menepis hinaan hinaan itu.

Saat ini Hanan dan Arta sedang memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran yang diampunya, yaitu matematika. Semua murid yang ada dikelas itu serius memperhatikan. Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi dan guru berhenti menjelaskan.

"Baik anak anak, sekian untuk pembelajaran hari ini. Semua yang saya jelaskan tadi mungkin akan keluar disoal ujian nanti. Ingat ya sebulan lagi akan diadakan ujian, jadi mulai dari sekarang belajarlah dengan giat agar mendapat nilai yang memuaskan" ucap guru itu dengan jelas.

"Ya bu..!" Jawab semua murid serentak

Guru itu pun pamit dan keluar dari kelas itu, kelas 12 IPA 2.

"Han, ke kantin yuk" ajak Arta

"Hayuk, bentar aku beresin buku dulu"

"Iya"

Setelah selesai membereskan buku, Hanan dan Arta pergi ke kantin. Mereka pergi memesan di ibu kantin dan membawa makannanya ke meja yang terletak agak pojok. Mereka makan sambil berbincang sedikit.

"Eh Han, nanti kalau lu udah lulus mau lanjut di Universitas mana?"

"Emm aku sih maunya yang deket deket aja kayak Universitas A, aku pengen ngambil jurusan kedokteran, biar bisa jadi dokter" ucap Hanan yakin

"Ooh, bagus ituu"

"Kamu sih Ar?

"Gue pengennya langsung nikah aja deh hehe"

"Cepet amat Ar kamu masih muda loh, udah mau nikah aja. Gak mau lanjut sekolah lagi apa?"

"Gue masih lanjut sekolah kok Han biar bisa ngurus perusahaan papa, cuman ya gue pengen langsung nikah"

"Emang udah ada calonnya?"

"Udah dong"

"Siapa? Siapa? Kok kamu gak pernah cerita sih Ar"

"Gue belum lama kenal sama dia Han, namanya Kamala dia anak sekolah sebelah, kelas 12. Nah karena gue suka banget sama dia, gue tembak aja tuh, tapi dia nolak gue dengan alasan dia tuh gak mau pacaran tapi mau langsung nikah aja. Yaudah gue mau nikahin dia. Ntar gue kenalin deh"

"Kamu yakin Ar? Kamu udah pikirin baik baik? Kamu udah ngomong sama orang tua kamu?" Tanya Hanan bertubi tubi, berusaha meyakinkan Arta agar nanti dia tidak menyesal.

"Gue yakin Han, gue yakin dia cewek baik dan setia. Gue udah pikirin baik baik, gue setelah lulus bakal segera nikahin dia. Gue udah ngomong sama orang tua gue dan mereka setuju"

"Syukur deh kalau gitu, aku sebagai temen ikut seneng"

"Makasih Han"

Hanan hanya tersenyum dan meminum minumannya

"Kalau lu Han, udah ada cewek belum nih?"

Sontak Hanan tersedak oleh minumannya "Uhuk"

"Eh Han hati hati minumnyaa"

"Kamu kenapa sih nanya itu?"

"Gue cuma pengen tahu Han"

"Aku ya.. belum punya, siapa sih yang mau punya cowok lemah kayak aku" ucap Hanan lesu.

"Hei! Gak boleh ngomong kayak gitu!"

"Emang kenyataannya gitu Ar" ucap Hanan lesu.

"Lu gak boleh pesimis gitu, banyak tau yang suka sama lu. Tapi merekanya aja yang malu malu ngungkapinnya" jelas Arta agar Hanan senang.

"Begitukah?" Tanya Hanan dengan komuk lucu.

Arta yang melihatnya jadi gemas sendiri "Iya Han! Jadi gak boleh ngomong gitu lagi, oke?"

"Oke" jawab Hanan tersenyum manis.

Lagi lagi Arta dibuat gemas, membuat tangannya terangkat dan mengacak rambut Hanan.

• • •

Akhirnya sekolah sudah usai, semua murid berhamburan pulang, ada juga yang masih diarea sekolah.

Hanan turun dari motor Arta.

"Makasih ya Ar"

"Iya, gue pulang ya"

"Gak mau mampir dulu?"

"Gak usah deh Han, gue mau langsung pulang aja. Capek, mau bobo ganteng"

"Dasar kebo, yaudah hati hati"

"Dih enak aja gue disama samain sama kebo"

Hanan terkekeh "cuma bercanda Ar"

"Yaudah, gue pulang dulu. Bye Hanan!"

"Bye Arta!"

Arta pun melajukan motornya. Setelah dirasa motor Arta menjauh, Hanan masuk ke rumahnya.

"Hanan?" Dia Kareen Mahendra, bundanya Hanan

"Iya bun"

"Akhirnya kamu pulang, bersih bersih, ganti baju, terus ke meja makan ya, kita makan"

"Siap bun!" jawab Hanan tersenyum, dia bersyukur ibunya selalu perhatian seperti ini.

Hanan pergi ke kamarnya yang ada di lantai kedua. Dia mandi dan ganti baju. Lalu ke meja makan, seperti yang disuruh bundanya.

"Gimana sekolah kamu Hanan?"

"Baik bun, semua yang guru jelaskan aku dengarkan dengan baik"

"Bagus deh, bunda senang mendengarnya"

"Hanan nanti sebulan lagi juga akan ujian kelulusan. Nanti Hanan bakal belajar lebih giat"

"Harus itu, tapi pentingin juga kesehatan kamu, jangan sampai kamu sakit gara gara waktu kamu hanya untuk belajar"

"Iya bun, Hanan ngerti kok. Hanan udah besar, Hanan bisa membagi waktu"

Bundanya tersenyum mendengarnya.

• • •

Malam telah tiba, Hanan dan kedua orangtuanya sedang makan bersama. Ayahnya, Haris Mahendra sepertinya akan membicarakan sesuatu yang penting pada Hanan.

"Hanan"

"Ya yah?"

"Ada yang ingin ayah sampaikan padamu"

"Apa itu yah?"

Ketika Haris akan bicara, Kareen menepuk pundaknya dan berbisik.

"Nanti saja"

Haris menyentuh tangan Kareen yang berada dipundaknya, dia mengangguk dan meyakinkan Kareen, kalau semua pasti akan baik baik saja.

"Hanan, ayah akan menjodohkanmu dengan anak dari teman ayah"

Jangan lupa votment^^

Married a ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang