Happy reading♡
Hanan sudah sadarkan diri sejak jam 12 siang. Kini waktu sudah menunjukkan jam 3 sore.
Seorang pemuda tiba tiba masuk dengan seragam sekolahnya. Dia Arta.
"Arta!" Hanan teriak
"Hai Hanan, tante Kareen"
"Eh Arta, sini Ar" ucap Kareen sembari mengisyaratkan Arta untuk mendekat.
Arta pun mendekat ke ranjang rumah sakit yang ditempati Hanan.
"Kok kamu bisa tau, Hanan bisa ada di sini?"
"Iya tan, ada guru yang ngasih tau aku kalo Hanan gak masuk karena sakit"
"Ooh" Kareen heran, padahal Kareen tidak izin ke guru maupun ke teman Hanan. Kareen duga mungkin Haris yang sudah izin ke gurunya Hanan.
"Hanan katanya sakit demam ya tan?"
"Iya Ar, tadi pagi badannya panas banget, tapi sekarang udah mendingan"
"Gitu ya"
"Arta, kamu bisa jagain Hanan tidak? Tante mau keluar"
"Ooh iya gakpapa tan, silahkan"
"Yasudah, Hanan, bunda pergi dulu ya sebentar"
"Iya bun"
"Arta, tinggal dulu ya"
"Iya tante"
Kareen pun pergi dari ruangan.
"Hanan, lu kenapa bisa sakit begini?"
"Panjang ceritanya, males"
"Yaudah deh gak usah cerita dulu. Nanti bisa cerita lain kali"
"Iya"
"Btw, sore ini lu pulang kan?"
"Iya aku pulang. Aku gak betah lama lama di sini"
Satu jam kemudian, ayahnya datang bersama bundanya untuk menjemput Hanan pulang. Arta pun pamit pulang, Kareen juga tak lupa mengucapkan terimakasih pada Arta karena telah menjaga Hanan sementara.
Setelah membereskan barang barang yang dibawa. Kedua orangtua dan Hanan pun masuk kemobil dan melajukan mobilnya menuju rumah mereka. Didalam mobil terasa sunyi, Hanan enggan berbicara karena masih kecewa pada ayahnya.
Sesampainya di rumah, Hanan segera keluar dari mobil. Namun Haris menahannya.
"Hanan, tunggu"
Hanan pun berhenti.
"Bunda masuk duluan"
Hanan mengangguk.
Sekarang tinggalah Haris dan Hanan dimobil.
"Hanan, ayah.. minta maaf"
Hanan hanya diam.
"Ayah tahu ayah salah, ayah seharusnya tak memaksamu dan menghinamu seperti semalam"
Hanan masih diam, enggan untuk menjawab.
"Ayah tidak akan memaksamu lagi nak, keputusan ada ditanganmu. Mau atau tidak ayah akan menerimanya."
"Beri aku waktu"
"Iya Hanan" ucap Haris tersenyum tipis.
"Yasudah ayo masuk" ajak Haris dan Hanan dengan senang hati masuk bersamanya. Kedua ayah dan anak itu pun kembali seperti biasanya.
• • •
Malamnya Hanan sedang belajar dimeja belajarnya. Tiba tiba suara ketukan pintu membuat kegiatan belajarnya terhenti.
Tok tok
"Masuk sja"
Kriet..
"Apa bunda mengganggumu Hanan?"
"Gaklah bun, memangnya ada apa? Tumben ke kamarku malam malam"
Kareen mendekati kasur dan duduk disana "Ada yang ingin bunda beritahu padamu"
Hanan heran, karena aura bundanya itu menjadi serius.
Hanan ikut duduk dikasur "Apa itu?"
"Bunda mohon jangan terkejut dan terima ya"
"Hanan.. alasan mengapa ayahmu menjodohkanmu dengan anak dari temannya itu pasti sudah tau kan?"
"Iya bun, Hanan tahu"
"Bunda akan menceritakan alasan lengkapnya."
"Anak dari teman ayahmu itu homo nak.., mengetahui putranya itu homo, ayahnya sangat menentangnya. Ayahnya sudah menasehatinya untuk berhenti memjadi homo dan berkencan dengan perempuan, namun nasehat itu dihiraukan begitu saja oleh anaknya. Lalu ayahnya itu mencoba untuk mengenalkan banyak gadis pada putranya itu. Berharap putranya tertarik, tapi tidak satu pun. Akhirnya ayahnya menyerah dan membiarkan putranya begitu saja."
Kareen berhenti sehenak.
"Lalu bun?"
"Ayahnya itu kan teman terdekat ayah, jadi dia bercerita tentang itu pada ayah. Mulai dari putranya homo dan sekeras dia mencoba mengenalkan gadis gadis cantik tapi tidak tertarik satu pun. Dia juga sedih karena pasti anaknya itu tidak akan punya keturunan. Mendengar itu ayah kamu langsung menawarkannya untuk menjodohkan putranya denganmu Hanan, karena kamu laki laki yang bisa menghasilkan keturunan"
Hanan terkejut mendengarnya, hal yang tidak pernah dia dengar. Dipikir secara logika pun tidak masuk akal.
"Apa? aku bisa.. menghasilkan keturunan? gak mungkin bu, Hanan laki laki!"
"Kamu laki laki spesial Hanan, didalam perutmu ini terdapat rahim yang bisa menumbuhkan manusia berharga" jawab Kareen sembari menyentuh perut rata Hanan dengan jari jarinya.
"Saat bunda mengandungmu, dokter kira jenis kelaminmu perempuan, tapi saat lahir ternyata kamu laki laki Hanan. Dokter berkata kamu memiliki kelainan mempunyai rahim disebabkan fisik kamu yang aslinya akan terbentuk menjadi perempuan tapi tidak jadi dan menjadi laki laki. Air mani kamu juga tidak bisa menghasilkan keturunan, namun kamu memiliki rahim yang sempurna"
(Maaf kalau gak jelas, aku ngarang soalnya:')
"Kenapa bunda tidak memberitahuku lebih awal?" Ucap Hanan lirih.
"Maaf Hanan, bunda ingin memberitahu kamu diwaktu yang tepat. Seperti sekarang, kamu yang sudah besar dan beranjak dewasa. Bunda harap kamu mengerti"
Hanan hanya diam, tak menjawab.
"Bunda keluar ya, jangan terlalu dipikirkan. Selesai belajar langsung tidur" ucap Kareen sembari mengelus sayang rambut coklat Hanan.
"Hanan mengangguk pelan.
Kareen pun keluar dari kamar Hanan. Dia harap Hanan tidak memikirkannya terlalu dalam.
Berbanding terbalik dengan harapan Kareen, Hanan masih saja memikirkannya. Disaat sedang belajar dan menggosok gigi dia masih memikirkannya. Sampai saat hendak tidur saja dia masih saja memikirkan dirinya yang mempunyai rahim.
"Bagaimana bisa?" Gumam Hanan sebelum dia masuk kealam mimpi
TBC