Happy Reading
***
"GUYS!!" Teriak pemuda yang baru saja tiba di kantin dengan kembarannya yang berwajah datar+dingin.
"Aduh Gripin, lo bisa gak sih, gak usah teriak-teriak? Sakit nih kuping gue!" ucap seorang gadis yang sedang duduk bersama Bagas dan ke 4 sahabatnya.
"Yah maaf, oh yah lo ngapain di sini kutu! Ini tempat para lelaki ngapain lo di sini?"
"Gue gak mau sama Vita dan sahabat-sahabatnya, mereka sangat lebay. Apa-apa di gosipin, apa-apa di gosipin. Mana lagi kalau bercanda suka mukul punggung dan tampar gue seenaknya. Mereka pikir gue ini tempat pelampiasan?"
"Ye itukan nasib lo jadi lo yang harus hadapin lah. Lo juga pernah jadi tempat pelampiasan sih Ibnu tuh."
PLAK!
Stela memukul lengan tangan Grivin dengan kuat sehingga mampu membuat Grivin meringis kesakitan.
"Lo bisa gak sih, gak usah bawa-bawa pengecut itu?" Kini Stela sedang menahan kekesalannya terhadap Grivin.
"Yeee gitu-gitu juga lo masih sayang ke dia." Stela langsung menatap pemuda yang ada di depannya dengan tajam.
"Daripada lo, JOMBLO KARATAN!" ucap Stela dengan menekankan kata Jomblo Karatan.
"Yeee dasar lo Kutu!" Stela menatap Grivin dengan tajam. Sedangkan Bagas, Zidan, Leon, dan Grivan hanya menggelengkan kepalanya karena sifat satu sahabatnya itu.
"Astaga gue lupa!" Grivin menepuk keningnya. "ini-nih semua salah sih kutu. Gara-gara si kutu makanya gue lupa."
"Kok lo salahin gue?"
"Yah lo sih di sini dan ajak ribut makanya gue lupa kan."
"Itu bukan salah gue ye Gripin, Ini salah lo sendiri. Siapa suruh pikun?"
"Nama gue Grivin bukan Gripin. Gripin pala kau!" Stela memutar bola matanya malas karena sudah malas berdebat dengan dedemit letoy.
"Oh yah gue mau kasih tau kalau di kelas 10 ada kekacauan tuh." ucap Grivin antusias.
"Hah? Kekacauan kenapa?" Tanya Bagas penasaran.
"Anak kelas 10 ips 1 lagi berantem dengan anak SMP."
"Kok mereka bisa masuk?" Zidan mengkerutkan kedua alisnya dengan bingung. Bagaimana bisa anak SMP bisa masuk ke sekolah mereka? Secarakan pintu gerbang setinggi 4 meter, dengan gembok yang besar mana mungkin mereka bisa masuk?
Grivin menaik-turunkan bahunya. "Yah bisalah, main trobos aja."
"Yah udah mending kita ke sana saja, bantu pisahin anak kelas 10 dan SMP."
Akhirnya Bagas beserta ke 5 sahabatnya dan Stela pergi berjalan keluar dari kantin menuju kelas 10.
Sesampainya di sana, mereka bisa melihat ada beberapa anak kelas 10 dan beberapa anak SMP sedang berantem.
"Weh sekolah kita rame!" Bagas terlihat bersemangat dia memasukan tangannya di saku celana.
Mereka mendekati kerusuhan tersebut, sampai memisahkan salah satu murid kelas 10 dan anak SMP.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMP&SMA
Teen Fiction"Kita belajar dari kegagalan, bukan dari kesuksesan." tegas Reval sambil bersedekap di atas perutnya. "nah bener, jangan taunya Lo pada malas di rumah doang!" ucap Bagas pada sahabat-sahabatnya sekaligus sahabat Reval yang tengah duduk di kantin bag...