BAB 2

174 24 6
                                        

.
.
.

"Eh, ini dimana? Kenapa aku bisa sini. Aku ingat tadi tidur di rumah, kenapa aku bisa ada si tempat tidur yang besar?" Ucap Qu jiang kala melihat ruangan dan tempat tidur yang asing si penglihatan nya.

"Gak mungkinkan aku di culik. Mnn, coba aku lihat lihat dulu deh." Ucapnya dengan dia yang mulai turun dari tempat tidur.

Menelusuri setiap ruangan, dan saat sampai di kamar mandi. Dia melihat pantulan wajah yang tidak asing untuknya.

Ini wajahnya, sama persis seperti biasa tapi entah dari kapan wajahnya memiliki fitur yang lembut. Setaunya fitur wajahnya itu sedikit kasar, dia meneliti setiap wajahnya dan menyadari sepertinya ini bukan tubuhnya.

Dan disaat ia berfikir seperti itu,tiba-tiba kepalanya terasa penuh dan beberapa memori berkelebat di bayangannya.

Oh, sekarang ia tahu dimana dia sekarang. Ternyata ia berada di tubuh seorang 'Qu jiang' di novel yang dia baca sebelum tidur.

Tapi kenapa dia ada di tubuh Qu jiang?

Ah, terserahlah yang penting doa nya terkabul. Ya walau dia tidak tahu kenapa bisa ada di sini.

Oh, apakah aku seperti Pei Shaoze yang dibawa oleh sistem? Mari kita coba.

'sitem... Sistem....???....Sistem....HEY SISTEM!!!!!......!!??."

"Ternyata tidak, baiklah. Mn, dari ingatan terakhir 'Qu jiang' beberapa hari yang lalu adalah pertemuan keluarga besar Qin, Lu, Pei, dan keluarga Qu. Yang berarti semua peran Qu jiang dalam novel sudah berakhir." Ucapnya dengan memikirkan alur cerita yang dia baca sebelumnya.

"Beruntung Pei Shaoze dengan sistem sudah datang kalau tidak aku akan berada dalam masalah besar." Ucapnya saat melihat lebih dalam ke ingatan beberapa hari yang lalu.

Ia ingat plot itu, plot di mana semua jalan Qu jiang untuk menjadikan Pei Shaoze cadangan terputus. Dan dimana Pei Shaoze meningkatkan nilai baik dari Lu Xuan.

Hah, lalu apa yang harus dia lakukan dengan Lu Xuan. Apakah dia harus menepati janjinya untuk menyayangi kekasihnya.

Tapi, keadaan sepertinya tidak mendukung. Karena Lu Xuan mungkin berpikir bahwa saat ban cadangannya telah pergi ia akan mencoba memegang dia, karena hanya dia yang tersisa.

Ia tak ingin itu terjadi. Tapi, ia juga bingung harus apa.

Pikiran Qu jiang berkecamuk memikirkan apa yang akan terjadi dan apa yang akan ia lakukan.

Didepan cermin kamar mandi dia menunduk dengan ekspresi yang kosong.

Tidak menyadari seseorang yang tengah mencari nya dikamar. Dan saat melihat kamar yang kosong seseorang itu pun masuk tampa permisi kedalam kamar Qu jiang.

Melihat sekeliling yang kosong, seseorang itu mencari keseluruh ruangan sampai berhenti di kamar mandi yang pintunya  tidak tertutup.

Ia mencoba mengintip apakah seseorang yang ia cari ada di dalam, dan ternyata orang yang dia cari ada di depan cermin dengan kepala menunduk dan pandangan yang kosong seperti memikirkan sesuatu.

Memikirkan apa yang sedang orang itu pikirkan membuat ia mengepalkan tangannya dan berjalan maju tanpa menimbulkan suara.
.
.
.
Qu jiang yang sedang melamun merasa ada seseorang yang datang, namun ia dihiraukan karena mana mungkin ada yang bisa masuk kamar seseorang tanpa ijin.

Namun, entah dari mana ia mencium aroma anggur merah yang mendominasi dan ada sedikit tekanan pada aroma tersebut.

Belum sempat ia mencari asal aroma tersebut, ia merasa ada yang meraih pinggang dan menutup matanya. Ia tersentak, dan mencoba memberontak.

Namun aroma anggur merah yang mendominasi semakin kuat saat ia memberontak.

Dan karena suatu alasan ia merasa lututnya tidak mampu menahan tubuhnya. Beruntung ada tangan yang menopangnya, dan ia mencoba menopang tubuhnya dengan berpegangan pada pinggiran wastafel.

"Si..siapa!!??" Dengan suara bergetar Qu jiang bertanya.

Ia tak bisa mengucapkan kata-kata lebih panjang. Tubuhnya terasa panas dan nafasnya menjadi tak teratur.

Hembusan nafas hangat yang berada di belakang lehernya, membuat Qu jiang mengecilkan lehernya dengan waspada. Ia tidak tahu kenapa ia merasa malu dan dalam bahaya saat nafas hangat itu menerpa leher belakangnya.

Terkekeh kecil, orang yang mendekapnya semakin mempererat pelukan tangan yang ada di pinggangnya.

"Kau lupa padaku?" Ucap orang itu yang membuat Qu jiang takut.

Ia baru ingat bahwa dunia ini adalah dunia ABO. Dan sekarang ia adalah seorang Omega.

Ia semakin gemetar saat ia memikirkan bahwa ia sedang di tubuh seorang omega. Dan sekarang ia berada diperlukan seorang Alpa.

Ia semakin berontak saat ia memikirkan bahwa tubuh ini sudah memiliki seorang tunangan.

"Si..siapa? Lepas kau siapa!!?? Lepaskan aku!!" Qu jiang terus melawan walau ia tahu itu tidak ada gunanya karena perbedaan fisik Alpa dan Omega.
.
.
.
.
.
.
.

TBC...

Halo, ketemu lagi.

Di bab ini mungkin kurang jelas kata-kata nya, aku sendiri bingung tapi yang ada di otak aku ya kelanjutan kata yang menurut aku masuk akal.

Maaf kalo kurang memuaskan
Dan makasih yang udah baca.

BYE BYE (^-^)...





Transmigrasi Qu JiangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang