Lu Xuan membawa Qu jiang menuju arah dapur.
Dia menempatkan Qu jiang di meja dapur, lalu mundur selangkah.
"Baiklah, kau buatkan aku sup mabuk lalu aku akan ke ruang tamu dan mengerjakan beberapa berkas yang belum selesai." Ucap Lu Xuan.
Dia menepuk ujung kepala Qu jiang beberapa kali. Lalu pergi menuju ruang tamu. Namun, dia berhenti berjalan saat Qu jiang bertanya.
"Lu Xuan, kau ingin makan makanan apa?" Tanya Qu jiang saat melihat Lu Xuan akan beranjak pergi.
"Terserah, aku bukan pemilih makanan." Ucap Lu Xuan
"Baiklah, aku akan bubur. Karena sepertinya sebentar lagi waktunya makan siang. Jadi, saat makan siang nanti tidak akan terlalu kekenyangan." Ucap Qu jiang.
Ia sempat melihat jam saat menuju ke dapur. Dan ternyata sebentar lagi menuju makan siang.
"Baiklah." Ucap Lu Xuan.
Kemudian Lu Xuan pergi ke ruang tamu, sementara Qu jiang di dapur menyiapkan sup mabuk untuk Lu Xuan, dan bubur untuk mereka berdua.
.
.
.Setelah, semua siap Qu jiang memanggil Lu Xuan untuk ke meja makan.
Mereka berdua makan dengan tenang. Kemudian setelah selesai Qu jiang membersihkan meja dan Lu Xuan kembali ke ruang tamu.
Qu jiang yang sudah selesai membersihkan meja makan kemudian pergi ke kamar.
Qu jiang merebahkan diri di tempat tidur hingga hampir terlelap. Tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada seseorang yang menelpon.
Di layar tertulis 'Liu ge'.
Nama aslinya adalah Liu An, agen Qu jiang. Liu An adalah seorang Beta laki-laki yang sudah menikah dan memiliki dua anak.
Qu jiang meraih ponselnya dan menjawab panggilan tersebut. "Halo, Liu ge ada apa?"
"Xiao jiang, aku hanya ingin mengingatkan kegiatan untuk pemotretan besok. Naskahnya sudah aku kirim ke e-mail. Tolong pelajari dan aku akan menjemputmu, kamu berada di vila Lu Xuan kan?" Jelas Liu ge.
"Ah, syukurlah kau mengingatkan ku aku hampir lupa. Dan yah aku ada di vila Lu Xuan." Jawab Qu jiang.
"Besok aku akan menjemput mu, bersiap lah dan jangan lupa pelajari naskah iklannya. Oke?". Kata Liu ge.
" Baiklah ge, jangan khawatir." Ucap Qu jiang.
Setelah panggilan telepon berakhir, Qu jiang kemudian membuka email yg diberi oleh Liu ge.
Naskah yg berisi alur iklan produk parfum yg lumayan terkenal.
Secara keseluruhan tindakan yg akan di ambil tidak rumit, tapi walau begitu Qu jiang mempelajarinya naskah tersebut dengan serius.
Sebenarnya dulu sebelum pindah ke dunia novel ini Qu jiang sangat ingin menjadi model. Namun Qu jiang tidak bisa memilih jalur ini karena dia terpikir tentang seksualitas nya.
Qu jiang tidak terbiasa hidup nya terlalu di ekspos oleh banyak orang. Ia juga tidak terbiasa hidup di lingkungan yg ramai karena ia dulu adalah anak yatim piatu, bahkan sempat ia berpikir bahwa seksualitas nya itu karena ia membutuhkan bimbingan dan kasih sayang seorang ayah dan ibu, namun condong ke arah membutuhkan kasih sayang ayah.
Namun ia menampik pikiran itu karena ia berpikir bahwa ia terlalu tidak bersyukur.
Sekarang ia diberi kesempatan untuk mewujudkan impiannya yang terpendam, bagaimana mungkin ia melepaskan itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Masih bisa nyambung gk sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Qu Jiang
Fantasyyah ngunu. :-) :-) :-) :-) :-) :-) :-) :-) :-) :-) :-) :-) :-) :-) :-)