Kadang suka kepikiran sesuatu, yang sebenarnya gak ada kelanjutannya
Tahun Baru,
bolehkah aku menyukaimu?.
.
." Cepet bawa sini sosisnya!"
" WAAHAHA GOSONG!"
" Chel, beli es sana!"
" Eh, kuas olesnya mana?"
Seperti ini lah kegaduhan malam itu. Malam yang hanya ada satu tahun sekali, tepatnya di akhir tahun. Yap! Malam tahun baru.
Para remaja duduk melingkar sembari meributkan kegiatan masing-masing. Ada juga beberapa anak kecil yang berkeliaran bermain kejar-kejaran. Biarlah kakak-kakak saja yang sibuk, kita tinggal makan..mungkin begitu pikir mereka.
" Eh! Rion, sosisnya gosong! Gimana sih?!" Pekik Frizi.
" Nih es batunya, bantuin berat tau!" Nichel datang dengan beberapa plastik es batu di dekapannya.
" Heh Zeda! Jangan nanyi terus, capek gua dengerinya," Zeda yang mencibir ucapan Eldo.
Ricuh? Memang.
Jam masih menunjukkan pukul 21.04 dan mereka sudah siap dengan menata segala hidangan di atas piring. Terkadang ada yang mencomot satu tusuk karena alasan ingin icip.
" Main game yuk! Kalian gak bosen apa?" Ziko menyeletuk.
" Lo mah enak dari tadi ngambilin sosisnya, sini gantian ngipasin bego!" Rion dengan muka kesalnya mendorong kelapa Ziko mendekati api.
" Woo, Ngawor!" Keluar deh logat jawanya.
Sementara itu Soya memilih menggoreng nugget-nuggetan di dapur. Bukan tipenya untuk ikut berbaur di depan sana, tapi bukan berarti dia tidak bisa bermain.
Begitu pula dengan Bian yang anteng membakar berbagai macam bahan makanan bersama Rion, ah tidak kini sudah digantikan oleh Ziko.
Banyak anak kecil yang juga berlarian hendak menyambut malam tahun baru. Ini hanyalah pesta kecil-kecilan yang diadakan oleh remaja-remaja kurang kerjaan, yang gak punya doi buat di ajak jalan. Ada sih, tapi doi lagi jalan sama doi yang lain..eh
" Nugget kere dah siap!" Soya membawa dua piring berisikan otak-otak dan nugget eskrim, yang harganya 500-an itu loh.
" Sini, aku mau!" Zeda menerimanya dengan sukacita.
" Soy, es nya mana?" Tanya Frizi dengan muka memelas. Gadis yang sering dipanggil Zizi itu apa tidak peka jika Soya baru saja menempel bokong dikarpet.
" Bikin sendiri ya adek manis kakak capek banget nich," Soya ingin menerkam temannya ini.
Semuanya sudah siap dan saatnya santap. Tak lupa bocil-bocil itu dipanggil oleh Soya. Merasa perut telah penuh, mari kita singkirkan piring-piring dengan isi yang tinggal beberapa itu ke tepian.
" Jadi main game gak nih?!" Nadanya benar-benar dibuat ngegas oleh Zeda.
" Main apa?" Soya menyahuti, Ia hanya akan ngikut saja.
" Hmm.. idk," ucap Zeda sambil mengedikkan bahu.
" Gak jelas anying!" sahut Eldo. Dasar mereka, musuh bebuyutan.
" Main tatap-tatapan? Kayak yang di drakor itu.." seru Nichel sambil membayangkan oppa Korea kesukaannya. Begitupun Soya yang juga menggemari artis negara tersebut.
" Tapi milihnya gimana? Kalo milih langsung dikira suka, dih!" Zeda berucap sambil memandang risih Eldo. Eldo yang menyadari nya hendak melayangkan sebuah pukulan jika saja Zeda bukan betina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu;
Short StoryHanya beberapa kisah pendek dalam imajinasiku Peristiwa indah, dan menggelitik perut yang tidak terjadi di kehidupan nyataku. Itulah aku, yang suka berhalu,yeah! Satu, ya hanya satu; One chapt, one story