Yeri mengetuk pintu dengan brutal, menganggu kegiatan seseorang yang berada di balik pintu sana.
"Ngapain woy gedor gedor?!"
"Hehe pinjem iPad kak"
"Enggak mau, terakhir kali Lo pinjem iPad gue gimana nasibnya"
Yeri meringis, menatap takut takut pada kakaknya "kecemplung di kobak ikan"
"Nah itu tahu, gak lagi lagi gue pinjemin"
"Tapi kak pinjem bentar"
"Gak"
Sooyoung atau yang sering di panggil Joy menutup pintu dengan keras di hadapan Yeri, buru buru Yeri mengetuk ngetuk pintu lagi dengan brutal.
"Kak bentar aja kak! Gue pinjem! Kak! Woyy Joy!!"
Pintu seketika di buka kembali, Yeri langsung mundur beberapa langkah "apa Lo bilang tadi?" Tanya Joy begitu mengintimidasi dan bersiap siap meledakan api panas yang sudah sedari tadi ia simpan.
"Hehe MAAFF!"
Yeri langsung lari terbirit birit ke kamar emaknya hanya itu satu satunya cara untuk selamat. kalo kekamarnya Yang ada pintu kamarnya habis di dobrak Joy.
"Emakk!!" Buru-buru Yeri menutup pintu kamar emaknya, menahannya sebelum menguncinnya lalu berbalik menatap kaget pada emak dan bapaknya yang sedang errrr
Mak Irene yang mengerti situasi langsung mendorong tubuh bapak Yeri tersebut sehingga membentur pada dinding kamar.
"Emak ngapain?"
"Eee— ngapain kamu kesini?" Mak Irene buru-buru mengalihkan topik sebab yang awal susah untuk di jelaskan.
"Kak Joy ngamuk" untung Yeri itu mudah sekali di kelabui, selamatlah riwayat bapak Yeri untuk kali ini.
"Udah ah ngapain kamu di sini, keluar gih"
Emak Irene sedikit mendorong bahu Yeri supaya keluar dari kamarnya.
"Kan berlindung Mak"
Setelah Yeri benar benar keluar dari kamarnya Mak Irene langsung menutup pintu, meninggalkan Yeri yang lagi lagi mengetok dengan bruntal.
"Mak, emak, buka dulu Mak. Huaa emak!!"
Karena pintu tak kunjung terbuka, Yeri buru buru lari kekamarnya mengambil jaket, lalu pergi keluar, entah kemana.
'''
Disinilah Yeri berakhir di bascame ternyaman alias rumah Eunchae. Yeri sedari tadi masih gelendotan di kasur Eunchae, kamarnya beuh nyaman gak ketolong. Kasurnya empuk banget kayak di gulung kapas pokoknya selembut itu.
"Mak ngapain sih Lo masih disini"
"Yaelah mampir bentar Chae, eh bukan mampir sih, maen hehe"
"Keruang tamu buru, kak jiwoo sama yang lain nungguin"
"Eh ngapain mereka disini"
Eunchae memutar mata malas "ya nemenin emak lah"
"Kan ada Lo?"
"Emang Chae mau nanggepin ke gak warasan emak seorang, gak mau lah"
"Yeu dasar bocah!"
Yeri bangkit dari duduknya mengikuti langkah Eunchae yang menuju ruang tamu, dan benar saja para bocil bocil yang gemar berada di prasmanan itu ada disini.
"Yoo watsap" sapa Jiwoo pada Yeri, sebelum dijitak di area jidat.
"Wasap bukan watsap"
"Oh iya hehe"
Yeri kembali merebahkan tubuhnya di samping Kyujin, bocah satu itu sibuk dengan tontonan Spongebob dan cemilan di pangkuannya.
"Eh ada temen temennya Eunchae, halo" sapa Sakura tersenyum begitu ramah, Sampai sampai Eunchae bergidik ngeri melihat senyuman Sakura. Kakaknya itu tidak pernah tersenyum seperti itu padanya, itulah mengapa Eunchae agak takut.
"Anggap rumah sendiri aja ya, kalo ada apa apa minta Eunchae"
"Hah?!"
"Siap kak" semua bocah bersorak kecuali Eunchae sama Sakura.
"Eh dek iso sama siapa kesini?"
"Eh dik isi sini siipi kisini" cibir Eunchae pelan
Pandangan Leeseo beralih pada Sakura, lalu setelah nya ia menunjukan cengirannya "Sama kak jiwoo hehe"
"Ntar jangan pulang dulu yah, katanya kakak kamu mau kesini" Leeseo hanya mengangguk sebagai jawaban
"Eh kakak ke dapur dulu yah" pamit Sakura, lalu mulai menghilang di balik dinding yang membatasi ruang tamu dan dapur.
"Enak banget njir ni sofa"
"Ya iyalah, sofa mahal"
"Sombong amat cil" Ujar Yeri sebari melemparkan cangkang kuaci bekasnya pada Eunchae.
"Haloo!! Penghuni rumah, Kazuha kambekkk!!!"
Kazuha, kakak Eunchae juga, dia datang dengan segerombolan eh gengnya mungkin.
"Duh ada bocil bocil. Eh, halo kak" sapa kazuha pada Yeri.
"Eh halo juga"
"Aw aw sakit, lepasinn ih"
"Dicariin ternyata disini, kalo mau main tuh izin dulu" Jiwoo sama Kyujin cuma cengar cengir, melepaskan kaitan pada kupingnya dengan perlahan.
Haewon, kakak si Upin Ipin masih menatap garang keduanya. "Hehe ampun kak"
"Di kamar gue aja yuk!" Ajak Kazuha pada teman temannya.
"Yaudah yuk!"
"Iso nanti pulang bareng kakak ya" Leeseo mengangguk menatap Yujin sang kakak perempuan pertamanya.
"Siap"
Para gadis gadis seumuran itu berlalu pergi meninggalkan bocil bocil dan Yeri yang masih terdampar di ruang tamu.
"Cil temen kakak Lo banyak amat"
"Tau tuh, tiap hari bawa rombongan"
"Kalo ada cowoknya aja, gue picut satu dah"
"Eh emang emak belum punya pacar? Kirain udah punya"
"Yahh kita gak punya bapak dong"
Yeri langsung melemparkan cangkang kuaci pada Yeseo "makannya bantuin cari dong, sedih gue jomblo Mulu"
"Usaha dong Mak, jangan minta tolong Mulu"
"Yakan minta tolong juga usaha benge"
Jiwoo mengganti channel tv lalu berbalik menatap Yeri "yang kemaren Jiwoo liat siapa Mak, bukannya pacar emak?"
"Bukan lah, itu pacarnya si Yuqi"
"Kenapa gak Lo rebut aja Mak, lumayan sebelum jalur kuning melengkung" ujar Kyujin
"Bacot, mau Lo gue di cakar habis habisan sama tuh orang"
"Eh, eh bukannya kemaren lusa pas pulang Emak dianterin sama cowok?" Tanya Eunchae, mengingat ngingat sebab kemarin sore melihat emaknya jalan sama cogan.
"Ooh Itu sih, si Yeonjun pacarnya Xiaoting"
Yeseo repleks melotot melihat Yeri "kakak Yeseo? Kak Xiaoting?"
Yeri hanya mengangguk menjauhkan kepala Yeseo dari wajahnya "hooh"
"Kak Xiaoting punya pacar gak bilang bilang njir"
"Idih, Ngapain bilang juga. Lo penting, Kagak"
"Yeu si Emak"
Eunchae yang sedari tadi diem ikut angkat bicara "tapi Mak, Lo harus secepatnya punya pacar ya, kasihan kita gak punya bapak"
"Bantuin tapi"
"Gak mau!!" Serentak para bocil
"Bocah ngen"
"HEH!"
Yeri berbalik menatap Mak Irene dengan senyuman lebar "Eh emak hehe"