Kembalinya Luka 2

5 4 42
                                    

Hujan turun dengan lebat, menyelimuti sebagian besar kota Tokyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hujan turun dengan lebat, menyelimuti sebagian besar kota Tokyo. Menandakan bahwa musim dingin telah tiba. Di bawah guyuran hujan, Saara menengadah dengan satu tangan terangkat menampung air. Ia biarkan tubuhnya basah dijamah oleh sang hujan.

Rasa sakit di sekujur tubuh hasil dari latihan Karate tidak ia hiraukan. Karena, sakit di hatinya lebih parah. Bagaimana tidak? Laki-laki yang begitu ia cintai telah pergi mengejar seorang gadis lemah.

"Aku telah berjuang sejauh ini, jangan harap kau bisa bahagia bersamanya, Yuli!" geram Saara.

Gadis manis berambut panjang itu terus menengadah menatap butiran hujan di atas sana.

"Tidak akan aku biarkan kau merebutnya kembali."

Saara berjalan membelah hujan, masuk ke dalam rumah mewah bernuansa modern classic. Ia telah disambut oleh seorang wanita paruh baya di ambang pintu. Wanita yang sama cantik denganya itu memberikan sebuah handuk untuk sang putri.

"Kau bisa sakit jika hujan-hujanan seperti ini, Saara," nasehatnya.

Saara tersenyum dan memeluk sang ibu. "Aku baik-baik saja, Ma. Mama tidak perlu khawatir," ujarnya menenangkan.

Ibu Saara tersenyum manis sebelum memboyong sang anak ke kamarnya. "Kau mandilah dulu, lalu minum obatmu," ingatnya.

Saara hanya bergumam dan mengangguk singkat. Lalu berjalan menuju kamar mandi. Setelah memastikan Saara sudah menghilang dari pandangan. Wanita paruh baya itu meraih ponselnya dan menghubungi seseorang yang baru saja mendarat di Jepang.

"Kau yakin ini akan berhasil?" bisiknya.

"Kau tenang saja, Kak. Dia adalah dokter terbaik di Amerika. Dia juga telah menyembuhkan puluhan orang seperti Saara," jelas seorang pria di ujung sana.

Ibu Saara menghela napas berat. "Ia semakin pendiam setelah kepergian Sasuke, Bayu. Aku takut dia akan merencanakan sesuatu yang akan membahayakan untuk kita semua," lirihnya.

"Kak Santi tenang saja, ya. Kami akan segera ke rumahmu setelah sampai di Kyoto."

Santi mengangguk lemah. "Aku tunggu."

💖💖💖

Kia mengerjap beberapa kali untuk menetralkan penglihatan. Ia merasakan sebuah tangan yang memeluknya dengan erat .

"Zaki?" gumamnya terkejut.

Zaki mengernyit sebelum membuka mata dengan malas. "Hn ... aku ngantuk, biarkan seperti ini sebentar saja," ujarnya sambil mengeratkan pelukan.

Kia tidak tahu apa yang terjadi, seingatnya dia sedang berjalan ke arah pintu untuk mengecek siapa yang mengetuk. Lalu ada seseorang yang menyeretnya, dan berakhir di ... sini?

Kia hendak melepas pelukan ketika Zaki menyusupkan kepala di lehernya. Membuat gadis itu mendesah karena geli.

"Ah, Za-zaki ...," gumamnya.

ASRAMA WPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang