13. Perkara remaja komplek
Pagi tadi, sepulang membeli sayuran di komplek depan. Jeyna tidak sengaja melihat kucing lucu milik tetangganya yang sedang berkeliaran di depan rumah.
Jeyna yang gemas, berhenti sejenak untuk mengelus bulu bulu lembut milik kucing itu.
"Hallo meong..." sapanya.
Kucing di hadapan jeyna itu merespon dengan mengosok gosokan kepalanya di kaki jeyna.
Jeyna tertawa geli lalu mengelus elus kepala kucing itu. Kuncingnya mendekat ke belanjaan jeyna sembari mengedus ngendus.
Jeyna tertawa gemas lalu mengambil ayam mentah yang ia beli tadi. "Haha kamu mau ini?" Tanyanya lembut.
Membuka plastiknya. Jeyna langsung menuangkan semua ayam yang ia beli di tukang sayur tadi tanpa sisa, setelah itu berdiri.
"Aku pulang ya puss, makan yang banyak!"
Setelah itu jeyna pergi meninggalkan kucing yang lahap menyantap ayam yang dia berikan tadi.
Berjalan dengan santai sembari menikmati angin pagi di hari minggu ini.
Dari ujung komplek. Jeyna bisa melihat empat remaja yang mungkin sedang joging pagi.
Namun masalahnya disini, keempat remaja itu berhenti tepat di depan rumahnya sembari melihat lihat ke dalam seperti ingin mencuri.
"Ngapain sih?!" Gerutu jeyna kesal.
Gadis itu mempercepat langkahnya agar cepat sampai di rumahnya dan mengusir keempat gadis gadis itu.
Dan wajar saja remaja remaja itu berhenti di depan rumahnya sembari terus menatap ke dalam.
Ternyata ada agas yang sedang mencuci mobil tanpa mengenakan atasan.
Jeyna yang merasa tidak terima, segera meghampiri remaja remaja itu. Dan berdiri tepat di depannya.
Keempat remaja itu kaget dengan kedatangan jeyna yang tiba tiba menutupi pemandangan indah mereka. "Ih apaan sih mbak?. Mba itu ngehalangin kita!"
Jeyna menukikan alisnya tajam. "Hei!. Gasopan banget ngelihatin suami orang segitunya!"
"Lah, suka suka saya dong mba. Istri masnya aja ga masalah suaminya kita lihatin." Ujar salah satu remaja di depan jeyna dengan wajah songong.
Jeynas semakin menampakan wajah tidak terimanya. "Heh!. Masalahnya disini saya istrinya!"
Agas yang mendengar gaduh gaduh di depan. Mematikan kran airnya lalu menyusul ke sumber suara.
Melihat istrinya yang sedang beradu mulut dengan empat anak sma. Membuat agas gemas dan memilih menyaksikan sembari bersandar pagar.
"Mbak?, ga bercanda?"
"Ga meyakinkan banget mukanya kalau istri masnya."
"Heh bocah bocah!. Emang muka gue kurang se meyakinkan apa?" Teriak jeyna tak terima.
Agas yang mulai merasa istrinya semakin emosi, memilih menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGASKARA
Fiksi Remaja"Mau sekeras apapun mereka coba pisahin kita. Kalau kita udah ditakdirin berjodoh, juga ga akan bisa. " - JEYNARA MAUREN