~3

0 0 0
                                    

kalau kamu punya rasa dengan seseorang maka katakanlah, cinta itu jangan sekedar diibaratkan, apalagi ditimurkan, opomaneh diselatankan, tapi harus diutarakan

POV NISA

" Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh"Ucapan gus rafan, ya allah merdu sekali suaranya,batinku. Untuk pertama kalinya aku lihat live streaming pengajian gus rafan, biasanya aku hanya lihat pengajian seminggu yang lalu atau sebulan yang lalu di salah satu account youtobe. "waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawabku. Kulihat suasana disana cukup ramai sebab banyak sekali para penonton yang bersorak kegirangan dengan tausyiah gus rafan. Sungguh jika aku bisa mengikuti pengajian itu secara offline pastilah sangat menyenangkan dan menggembirakan. " pasti suatu saat nanti aku bisa ketemu panjenengan gus, sekarang via online dulu. Nanti jika waktunya sudah pas dan takdir mendukung pastilah kita bertemu" monolog ku. Aku mendengarkan setiap kata yang diucapkan, meresapi setiap makna yang ada. Hingga ada sebuah kata yang lucu menurutku " kalau kamu punya rasa dengan seseorang maka katakanlah, cinta itu jangan sekedar diibaratkan, apalagi ditimurkan, opomaneh diselatankan, tapi harus diutarakan,eaaa" lelucon gus rafan ditengan pengajian itu. "ya allah gus kok bisa sepuitis itu sih, makin ter-rafan rafan aku ini" lebay ku muncul lagi. Kulihat semua para penonton disana sungguh sangat terhibur dengan tausyiah yang disampaikan gus rafan. Tak terasa pengajian pun telah usai, ditutup dengan doa yang dipimpin oleh gus rafan.

***
Kembali ke Gus Rafan

Setelah pengajian tersebut akupun pulang, sesampainya dirumah aku langsung bersih-bersih dan menaruh pakaian kotor ditempatnya. Biasanya setelah pengajian seperti ini aku hanya duduk sambil membuka account instagramku. Tak terasa hari sudah sore, adzan ashar pun berkumandang. Aku bergegas untuk ke mushola dekat rumah melaksanakan sholat ashar berjamaah. Selepas sholat ashar seperti biasanya, aku mengajar anak-anak kecil mengaji iqro' maupun al-qur'an.
" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucapku sebagai salam pembuka. " Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab anak-anak secara serempak. " anak-anak hari ini pelajarannya adalah tajwid. Ayo segera dibuka bukunya dan disalin dibukunya masing-masing apa yang pak guru tulis dipapan tulis ya" sambil kutunjuk papan tulis didepanku. " nggeh gus" jawab anak-anak. Akupun menulis tajwid bab iqlab. Setelah selesai aku menunggu anak-anak yang masih menyalin tulisanku.
....

" Sudah apa belum nulisnya?" tanyaku " kirang sekedap maleh gus" jawab sebagian anak-anak. Sambil menunggu anak-anak tak sengaja aku melamun, membayangkan bagaimana senangnya nanti jika aku sudah punya anak. Anak-anak yang sholeh ataupun sholehah, yang sangat lucu-lucu dan menggemaskan. Hingga aku tak mendengar anak-anak mengatakan jika mereka sudah selesai. " gus,gus,gus jangan melamun" sambil menggoyangkan badanku, akupun tersentak dan langsung mengucap istigfar " Astafirullahaladzim,maaf anak-anak ayo duduk kembali. Pak guru jelaskan biar makin paham" kutunjuk papan tulis " iqlab,suara nun mati atau tanwin berubah menjadi mim mati.'' " apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan ba' contoh:

سَمِیعاً بَصِیْرَ # مِنْ بَعْذِ

"Sekarang gus tanya, huruf iqlab ada berapa?" tanyaku mengetes anak-anak "setunggal, yaitu ب " jawab anak-anak. " Pinter semuanya, jadi sampai hari ini sudah ada berapa bacaan tajwid yang kalian ketahui?". " sampun wonten tiga, gus" jawab anak-anak
" apa saja coba sebutkan, dan beri sedikit penjelasan!"
" yang pertama idzhar dibaca jelas hurufnya ada 6, yang kedua iklab yaitu suara nun mati atau tanwin berubah menjadi mim mati dan hurufnya ada satu, dan yang ketiga idgham billagunnah dibaca masuk dengan tak dengung hurunya ada 2" jawab anak-anak. " subhanaallah, pinter-pinter semuanya. Baiklah karena hari sudah mulai sore, kita tutup ngaji hari ini dengan bacaan alhamdulillah bersama" " alhamdulillah" jawab anak-anak.
" Waallahumafik illaaqmathoriq wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucapku " waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" dan anak-anak pun berbaris untuk bersalaman denganku. Selesai mengaji akupun duduk-duduk diteras mushola untuk menunggu sholat magrib, tak lama datanglah teman sebayaku yang juga ingin berjamaah di masjid. " fan, nyapo ning kene dewekan ki? (fan kenapa disini sendirian?) gurauan eko " halah bar ngulang ngaji bocah-bocah, pisan nunggu magrib yo ning kene wae?" jawabku " healah yowes tak baturi kene wong kurang 10 menit wae. Ngomong-ngomong kapan lekmu rabi, nko lek ra ndang tak dipikki, hahaha" gurauan eko " hahaha yo rapopo to, nikah iku dudu perkoro cepet-cepetan. Tapi perkoro persiapan, lan perkoro wes enek calon opo durung. Lha aku ngene iki durung nduwe, wong mencintai wae koyo bacaan iqlab, ada namun tak dianggap." Sambil kudebah dadaku, untuk meyakinkan eko. " halah-halah sok puitis wkmu ki, tak dongakne mugo-mugo ndang cethuk mbi jodohmu." Tak terasa sudah memasuki waktu magrib, aku menyuruh eko untuk adzan dan aku yang ber-pujian.
Btw, eko adalah tetanggaku yang juga dulunya teman sma ku, dia sekarang kerja serabutan didesa.

__Maaf banyak typo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GUS ONLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang