Mimpi Buruk

2 1 2
                                    

Malam ini begitu tenang. Siang yang melelahkan di sekolah sudah berlalu dan aku sangat bersyukur untuk hari ini tidak ada hal-hal aneh yang mengganggu ku.

Seperti biasanya, aku melakukan rutinitas sebelum tidur yaitu buang air kecil, sikat gigi, mencuci muka dan kaki. Setelah semuanya sudah aku lakukan, aku bergegas ke kamar karena mataku sudah terasa sangat berat menahan kantuk ini.

"Dev.." teriak ibu terdengar samar dari dapur.

"iya, Ibu." Jawabku sambil berjalan cepat  menuju dapur.

Anehnya, tak seorang  pun ada di sana.

"Ibu.." aku memanggil ibu. Mencoba memastikan jika ibu benar-benar ada di dapur.

"Ibu..." ku panggil ibu sekali lagi.

Tapi tak ada satu pun jawaban. Perasaan ku mulai tak enak, jadi aku putuskan untuk berlari ke kamar ayah dan ibu untuk memastikan sekali lagi. Mungkin saja ibu benar-benar memanggil ku dari kamar tidurnya.

Tok..tok..tok

Ku ketuk pintu kamar ayah dan ibu. 

Tok..tok..tok

Sekali lagi ku ketuk, tetapi tidak ada yang membukakan atau pun menjawab dari dalam.

Ah, sial. Aku lupa kalau ayah dan ibu akan pulang tengah malam. Sedangkan sekarang baru saja pukul 22.35. 

Lalu, siapa yang memanggil ku?

Ku abaikan saja. Mungkin saja pendengaran ku yang tidak beres untuk malam ini  karena rasa takut ku.

Aku segera berlari menuju kamar ku. menutup rapat pintu kamar dan segera merebahkan diri ke kasur, tidak lupa menarik selimut tebal favorit ku.

Mataku mulai terasa semakin berat dan tanpa sadar aku sudah berpindah ke alam mimpi.

"Siapa di sana?" teriakku memecah keheningan di dalam ruangan yang remang-remang dengan banyak daun kering berserakan di lantainya. 

Saat ini aku sedang berbaring di sebuah kasur usang. 

Tampak seorang perempuan berjalan ke arah ku, badan ku tak mampu ku gerakan karena terasa sangat  berat dan kram. 

Rambutnya terjuntai panjang menyentuh lantai dan ia semakin menakutkan karena ia memakai pakaian berwarna merah dan wajahnya tidak begitu terlihat.

Perasaan ku sudah tidak karuan. Aku hanya ingin melompat dari kasur ini dan segera berlari.

Tapi sekali lagi, aku tidak berdaya untuk bergerak dari tempat ini.

Ia berjalan menuju bagian kepalaku dan betapa terkejutnya aku. Ia menatap ku dengan senyum aneh yang membuat bulu kuduk ku berdiri.

Astaga apa lagi ini? Teriakku dalam hati.

Wanita ini tidak mempunyai bola mata. Wajahnya pucat pasi seperti tidak punya darah sama sekali.

Badan ku terus memberontak memaksa untuk bergerak dan segera kabur tapi apa daya itu hanya khayalan. Aku masih tetap terpaku di sini dan bertatapan dengan monster ini. 

Tangan pucat nya perlahan menyentuh wajah ku. Terlihat kuku-kukunya panjang dan hitam. Tangannya terasa sangat dingin.

Perlahan meraba wajah ku dengan lembut, tapi entah kenapa semakin lama rasanya semakin kasar. Wajah ku terasa sangat sakit.

Kulit wajah ku perlahan terkelupas. Darah-darah mulai bercucuran terasa sangat perih karena luka di wajah ku terus bergesekan dengan tangannya yang terasa semakin kasar.

Aku mencoba berteriak tapi semuanya percuma. Suaraku tak dapat keluar. Aku menjadi semakin panik dan takut. Nafas ku mulai terasa berat dan kondisi wajah ku kini sudah tidak bisa ku bayangkan lagi.

Tangannya berhenti meraba wajah ku. Tapi tatapan yang terasa kosong itu terus saja terpampang di depan mata ku.

Ia mulai bergerak beranjak dari tempat sebelumnya berjalan ke arah ujung kakiku. Perasaan ku makin menjadi takutnya.

tangannya perlahan memegang kedua kakiku dan genggaman nya terasa begitu kuat. ia menarik ku membuat badan ku terbanting jatuh dari kasur usang itu.

Terus terseret jauh ke dalam ruangan yang gelap tanpa setitik cahaya. Wajah ku yang menghadap ke lantai pun terasa panas dan lecet karena terseret di lantai yang penuh debu dan berpasir.  

'Bukk...'

Badan ku terasa tersentak jatuh dari langit, badan ku berkeringat dingin dan tanganku gemetar dengan hebatnya.

"Ah, sial. Mimpi buruk macam apa ini?" 

Hello FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang