02/05

447 49 10
                                    

Belanja~

-♡

Sekarang adalah hari sabtu. Kamu sedang mengikat rambutmu menjadi kuncir kuda, lalu setelah itu mengambil tas dan keluar dari kamar. 

Saat turun tangga kamu melihat Chifuyu, anak itu sudah siap dengan setelan sederhananya, ia sedang menunggu sambil mengayunkan kedua kaki kecil itu. 

Imut. 

"Ayo, Chifuyu." Anak itu, kemudian mendongak lalu mengangguk. Dia turun dari sofa dan mengenggam tanganmu, kamu kemudian pergi bersama Chifuyu ke mall, untuk membelikannya pakaian dan perlengkapan lainnya. 

.

.

.

"Selamat datang! Apa yang nyonya dan tuan muda butuhkan?" seorang pegawai di toko baju anak memasang senyum ramah.

"Baju untuk anak laki-laki yang berkualitas bagus."

Pakaian pertama, Chifuyu mengenakan pakaian santai dengan baju berwarna kuning cerah dan celana hitam selutut dan juga bucket hat berwarna hitam.

"Yang ini aku beli."

Pakaian kedua, Chifuyu mengenakan  baju kodok berwarna coklat lembut. 

"Yang ini juga."

Chifuyu kali ini menggunakan jaket kuning dengan celana pendek selutut lengkap dengan tas kecilnya. 

"Ini juga aku beli."

Berkali-kali Chifuyu berganti pakaian, dan semua pakaian tersebut di beli olehmu. 

"Tolong antar ke alamat ini." kamu sedang memberikan kertas yang tertulis disana alamat rumahmu.

"Baik! Terima kasih atas kedatangannya, jangan lupa datang kembali! Sampai jumpa~"

Kamu dan Chifuyu keluar dari toko pakaian, wajah anak itu tampak lesu dan kelelahan. Kamu berjongkok menyamakan tinggimu dengannya. 

"Mau makan?" tawaranmu cukup membuatnya langsung menatapmu berbinar, kamu pun berdiri kemudian ia mengenggam kembali tanganmu. 

"Eh, [Name]." sebuah suara yang menyebut namamu membuat kamu menoleh ke kiri, seorang pria dengan anak perempuan di gendongannya. 

"Kenma." pria bernama Kenma itu tersenyum, lalu kemudian kalian berjalan bersama. 

"Tumben kamu disini, jarang sekali menemukan [Name] Yeza ada di mall." urat kesal muncul di pelipismu, agaknya tersinggung Mendengar ucapan Kenma. 

"Aku hanya membeli pakaian untuk anakku."

"Oh? Jadi itu anakmu? Kamu menikah dengan siapa? Kok dia nggak mirip banget sama kamu [Name]?" kamu reflek ingin memukul Kenma, tapi tak jadi karena takut membangunkan putri kecil yang sedang tertidur itu. 

"Aku mengadopsinya."

"Hoo, jadi begitu. Kalian mau kemana?" tanya Kenma masih mengikuti kalian berdua. 

"Mau makan, apakah kamu punya rekomendasi tempat restoran yang enak?"

"Hmmm, sepertinya ada. Ayo ikut aku, restorannya dekat sini kok."

Setibanya di restoran, kalian masuk dan kemudian duduk di meja. Membuka menu dan mencari makanan yang enak. 

Kamu memperlihatkan menu itu ke hadapan Chifuyu. 

"Pilihlah makanan yang menurutmu enak." anak itu mengerjap pelan, jarinya kemudian bergerak menyentuh satu menu. 

Oyako-don? 

Setelah memesan dan menunggu, akhirnya makanan yang di pesan pun datang, anak Kenma telah bangun karena menghirup aroma enak. 

"Papa!" seruan anak perempuan itu membuat Kenma tersenyum dan mengusap pucuk kepala anaknya. 

Kenma kemudian mengambil sesuap nasi dan lauk pauk lalu mengarahkannya ke mulut si anak, anak itu pun langsung melahapnya. 

Kamu menoleh kearah Chifuyu, anak itu masih memegang sendok makannya ragu dan tak ada niat untuk memakan donburi di depannya.

Sodoran sendok berada di sampingnya, Chifuyu mendongak dan menatap dirimu yang ingin menyuapinya juga. 

Hap~

"Bagaimana rasanya?" tanyamu lembut. 

"...Enwak." sepertinya suapan yang kamu anggap kecil terlalu banyak hingga membuat pipinya mengembul lucu. 

Kamu kemudian terus menyuapinya, mengabaikan makanan dan juga Kenma yang menatap datar karena dia seperti tak di anggap disana. 

"Walau terlihat kaku sebagai ibu, kamu cukup peka juga ternyata." kamu mendongak, Kenma tampak tersenyum tipis melihatmu dan juga anakmu. 

"Aku tak melihat istrimu, kemana dia?"

Kenma menaruh anaknya di pangkuan agar anak itu bisa meminum ice tea dengan mudah. "Hah, dia sibuk sekali akhir-akhir ini, bahkan melebihi aku."

"Jadi kalian bertukar tugas untuk menjaga Hanna?" kamu melirik anak perempuan yang asik dengan minumannya, anak bernama Hanna itu menyadari tatapanmu lalu tersenyum lebar. 

"Tentu, dia benar-benar tak mau menggunakan pengasuh, jadi aku yang akan menjaga Hanna sementara."

"Hoo, susah juga punya istri Ceo."

"Aku juga seorang Ceo tahu, tapi lebih sibukan dia sih." Kenma menggerutu tak jelas mengingat istrinya yang benar-benar sibuk. 

.

.

.

Siklus waktu berganti menjadi malam, lampu-lampu kota pun bersinar menerangi sekitarnya. Kamu sekarang sedang fokus mengendarai mobil, dan Chifuyu berada di kursi belakang sedang tertidur karena kelelahan. 

Mobil kalian telah sampai di parkiran rumah. Kamu keluar dan membuka pintu mobil, masuk dan secara perlahan mengendong Chifuyu yang sedang memeluk bonekanya. 

Setelah menutup kembali pintu mobil, kamu membawa Chifuyu masuk ke dalam rumah. 

"Unghh,... ibu?" kamu menunduk, Chifuyu terbangun sambil mengucek matanya. Tanganmu menghentikan tangan kecil itu. 

"Jangan di kucek, nanti sakit." kemudian kamu menaruh Chifuyu di atas kasurnya. Nuansa kamar di dominasi warna kuning dan hitam, ada banyak buku karena Chifuyu suka membaca. 

Kamu pun menarik selimut, mengucapkan selamat tidur dan berniat mematikan lampu. 

"Ibu…" lirihan anak itu membuatmu berbalik, ia menatapmu dengan tatapan memohon.

"Bisa, tidur bersama?" kamu mengerjap pelan, mencerna kata-katanya. Kemudian kamu mengangguk dan masuk ke dalam kasur. Untung saja kasur yang kamu beli lumayan besar, jadi setidaknya cukup untuk dua orang. 

Kamu melepas ikat rambutmu, surai [Hair colour] milikmu terurai indah. Tangan kecil Chifuyu mengapai sedikit rambutmu. 

"Rambut ibu lembut, aku juga mau rambutku lembut." kamu menatap Chifuyu yang fokus memegang rambutmu. 

Kamu kemudian merebahkan diri di sampingnya, lalu mengusap rambutnya. 

"Rambut Chifuyu juga lembut kok." kamu mendapat anggukan kecil dari Chifuyu, anak itu kemudian mendekat. 

Seakan tahu kamu mendekap Chifuyu, dan ia terlihat nyaman dengan hal itu. 

"Selamat malam… ibu."

"Hm."

-♡

 𝑰𝒃𝒖 | 𝑪𝒉𝒊𝒇𝒖𝒚𝒖 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang