I

547 65 6
                                    

SANA POV: on

Aku terbangun di pelukan seorang pria, ia masih terlelap pulas. Luka goresan yang ada di pipi-nya tidak menutupi wajah tampannya

Tanganku bergerak mengelus pipi pria itu, bibirnya mengukir senyuman, tatapannya penuh cinta dan ketulusan

merasa adaa yang mengelus pipinya membuat pria itu terusik, perlahan matanya terbuka melihatku

"puas liatinnya?" ujar pria itu, pelukannya di pinggangku ia eratkan lagi, kepalanya bersandar di dada ku yang tak memakai sehelai baju-pun

Aku mengusap kepala pria itu "belum, aku masih kangen kamu, Tzu"


Chou Tzuyu, pria yang lebih muda 3 tahun dariku ini adalah pemilik bar kecil, dia mengelola bisnisnya sendiri sejak pindah dari Taiwan ke Korea

Jika kalian bertanya hubunganku dan Tzuyu maka aku tidak akan bisa menjawabnya, tepat pada hari ini, setahun lalu aku bertemu Tzuyu di pesta ulang tahun sahabatku, Chaeyoung

Aku mengenalnya dengan baik, ia bukanlah seseorang yang mudah berbagi cerita, lebih banyak mendengarkan

Aku tak tau harus menyebut hubunganku dan Tzuyu ini apa. Ia tak pernah menyatakan perasaannya, membahas soal hubungan dan komitmen adalah hal yang selalu Tzuyu hindari, Tzuyu membencinya

Tzuyu tiba-tiba bangun, melepas pelukannya lalu beranjak mengambil HPnya

"Anjing, gue lupa" ia buru-buru memunguti pakaiannya yang berserakan dibawah

"Ada janji sama anak-anak di bar" ia pergi berlari menuju kamar mandi

Ini lah kami yang sebenarnya, aku tak pernah tau bagaimana perasaan Tzuyu kepadaku. Sikapnya tak mudah ditebak, tak bisa dibaca. dan jika kalian menganggap Tzuyu kasar dan jahat, benar, ia memang kasar namun ia bukanlah orang jahat, aku lah yang bodoh disini, mau bertahan se-jauh ini tanpa tau hubungan apa yang sedang aku jalin

Yang Tzuyu panggil anak-anak tadi adalah anggota geng motor yang tak pernah aku tau apa tujuan mereka, yang aku tau, Tzuyu adalah orang yang penting di geng itu, seluruh anggota bukanlah orang asli Korea, mereka berbicara dalam bahasa Mandarin

Tzuyu selesai dengan mandinya, pakaiannya sudah jauh lebih rapih. Dari dalam saku jaketnya ia keluarkan sebatang rokok

"Gue pergi dulu ya" Tzuyu mendekat ke arahku, lalu membungkuk mengecup keningku

Menahan Tzuyu untuk tidak pergi adalah hal yang sia-sia, Tzuyu tak pernah mendengarkan perkataanku, bahkan untuk kebaikannya

Ada dihubungan seperti ini bukanlah hal yang mudah, rasanya aku ingin pergi, namun perasaanku padanya terlalu besar








Wdyt?
Kalo ada saran pliss kasih tau aja, mau lewat komen atau pun dm boleh

APOCALYPSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang