Sana menunggu Tzuyu didepan gerbang, sekarang ia sedang berada di rumah Miyeon
sahabatnya itu baru saja melaksanakan pertunangan dengan kekasihnya, mereka bahkan baru menjalin hubungan selama 6 bulan, namun sudah berani melangkah ke jenjang yang lebih serius. Sangat bebeda dengan hubungannya dan Tzuyu
Memikirkan hal ini membuat Sana tak sadar, kalau Tzuyu sudah ada didepannya
"San" panggil Tzuyu
"h-hai Tzu" tanpa disuruh, Sana naik ke atas motor berwarna hitam milik Tzuyu itu, rencananya mereka akan makan malam bersama di resto favorite Tzuyu
...
Sambil memakan-makanannya, Sana ingin mencoba membicara-kan hubungannya dengan Tzuyu, terlebih mood Tzuyu yang terlilhat sedang baik
"Tzu"
"hmm" jawab Tzuyu tanpa mengalihkan fokusnya dari mie yang sedang ia makan
"tadi aku ke acaranya Miyeon, dia cerita kalau mereka baru kenal 7 bulan" Tzuyu menanggapinya dengan anggukan
"mereka baru pacaran selama 6 bulan, dan udah berani buat ambil keputusan" lanjut Sana, ia berharap kali ini Tzuyu akan peka dengan perasaannya. nihil, Tzuyu tetap asyik dengan makanannya. Sana tau, akan selalu seperti ini
"Coba aja kita kaya gitu" cicit Sana, pelan namun masih bisa Tzuyu dengar
"Kita udah sering bahas ini San, gue ga siap sama hubungan kaya gitu" tegas Tzuyu
"mau sampe kapan sih Tzu, aku capek!!" Sana berdiri, meninggalkan Tzuyu sendirian disana, tidak peduli meski jalanan sudah gelap, sekarang ia hanya ingin pergi dari Tzuyu
Masih di tempat yang sama, Tzuyu menendang kursi sebelahnya dengan frustasi. Sana selalu membahas hal yang sama, ia muak
Setelah membayar semua makanannya, Tzuyu tak berniat untuk mencari Sana, lagi pula ia harus kembali ke tongkrongannya setelah ini
Saat mulai berkendara, Tzuyu melihat Sana yang diikuti seseorang yang menaiki motor. Bisa Tzuyu lihat, laki-laki bermotor itu menggoda Sana, dan ia tak suka
Tepat didepan motor laki-laki itu, Tzuyu menghadang motornya, membuat laki-laki itu hampir terjatuh. Tzuyu menatapnya tajam, sebelum laki-laki itu pergi dengan motornya
"Ayo balik, gue anterin" Sana bersyukur Tzuyu datang diwaktu yang tepat, namun di sisi lain ia sudah sangat lelah dengan Tzuyu
"Aku bisa pulang sendiri" Sana kembali melanjutkan langkahnya, dengan cepat Tzuyu mengikutinya
"Udah malem, lo mau digodain lagi sama om-om kaya tadi?" Nyatanya Sana selalu ada diposisi membutuhkan Tzuyu, ia butuh Tzuyu. Air mata Sana mulai menetes, tanpa banyak bicara, Tzuyu mendekat memeluknya
Ini Sana, hanya dengan sebuah pelukan saja ia bisa luluh, amarahnya pun hilang seketika. "It's okay, mungkin Tzuyu masih butuh waktu buat jalin hubungan" ucap Sana yang ke seribu kali dalam hati
Ia duduk dibelakang Tzuyu, dengan tangan yang melingkar di pinggang Tzuyu
Saat di lampu merah, pengendara motor yang tadi menganggu Sana datang kembali, sekarang ia bersama dua motor yang mengikutinya di belakang
"Ini nih cewe yang tadi gue bilang"
"Wih emang cantik ini" Tzuyu memainkan gas motornya hingga sangat berisik, seolah menantang ketiga lelaki itu untuk balapan
Tak mau kalah, mereka bertiga pun melakukan hal yang sama. Sana mencoba menenangkan Tzuyu agar tidak terpancing emosi, namun sepertinya ia terlambat
Tzuyu melajukan motornya dengan sangat kencang, diikuti ketiga laki-laki tadi
"Tzuuu, please ga usah diladenin" pinta Sana, percuma, Tzuyu tidak akan mendengar, jalanan terlalu bising
Salah satu diantaranya mulai mendekat, lalu meneriaki dan mengolok-olok Tzuyu
Tzuyu semakin melajukan motornya, didepannya ada mobil dari arah berlawanan, ia sengaja memelankan motornya agar lelaki tadi mendahuluinya
dan
braaaakkk
Sesuai rencananya, laki-laki itu bertabrakan dengan mobil. Kedua temannya berhenti dan terlihat sangat panik melihat temannya berlumuran darah
Tzuyu dan Sana berhenti di warung pinggir jalan, hari semakin malam tapi mereka malah terjebak hujan disini
Karna balapan dadakan tadi, mereka berakhir disini, jauh dari kota
Tzuyu memberikan selimut yang tadi ia pinjam dari penjaga warung, Sana menolaknya, merasa tak enak mengenakan barang orang lain
"pake dulu, daripada menggigil gitu" dengan telaten Tzuyu memakaikan selimut di badan Sana, ia duduk disampingnya agar Sana bisa bersandar padanya
"Kita dimana Tzu?" Sana menyandarkan kepalanya di pundak Tzuyu, tangannya menggenggam erat tangan Tzuyu
Jujur saja, tempat ini asing, dikelilingi oleh hutan dengan pencahayaan yang redup, belum lagi suara hujan yang makin membuat suasana menjadi horror
"ini dipinggir kota, perbatasan kota sama kabupaten" jelas Tzuyu, tangannya mengusap tangan dingin Sana
"Lo tidur aja, nanti kalau hujannya reda gue bangunin" Sana mengangguk, mengeratkan genggamannya ditangan Tzuyu
Meski ada disituasi yang menegangkan seperti tadi, atau saat ada di tempat menyeramkan seperti ini. Sana tidak merasa takut, dengan Tzuyu, ia merasa aman
KAMU SEDANG MEMBACA
APOCALYPSE
FanfictionDi-usianya yang menginjak 25, Sana membutuhkan kejelasan tentang sebuah hubungan. Ia menginginkan sesuatu yang pasti dan jelas untuk masa depannya, namun orang yang ia cintai tak pernah bisa membuka diri. Tzuyu yang tak pernah siap akan sebuah komit...