Saat yang Sana tunggu akhirnya tiba, malam ini mereka akan berangkat menuju tempat wisata karyawan.
Setiap karyawan diberi kebebasan untuk mengajak anggota keluarganya untuk ikut, mengingat kursi bis yang masih banyak tersisa
Dan di sinilah Sana sekarang, duduk tepat di samping Tzuyu yang sibuk memainkan permainan di ponselnya. Di depannya ada Wonwoo dari divisi pemasaran sedangkan di belakangnya ada Mina dan Chaeyeong
"Selamat malam semua, 15 menit lagi kita siap berangkat jadi pastikan ga ada barang yang tertinggal ya" kata Jeongyeon, ketua tim pemasaran
"Kita akan lewat jalan yang jauh dari pemukiman, jadi pastikan kalian bawa makanan yang cukup selama 10 jam ke depan" lanjut Dahyun, ketua tim perancang
Seisi bis terlihat sangat bersemangat, Sana juga sudah mempersiapkan makanan untuk nanti
Tzuyu mengeluarkan selimut dari dalam tas yang Sana persiapkan, ia tak paham kenapa bawaan Sana begitu banyak padahal mereka hanya pergi 2 hari 2 malam
Sepanjang jalan, Sana dan yang lainnya bernyanyi bersama, sedangkan Tzuyu ia asyik dengan dunianya sendiri. Saat ini jam menunjukkan pukul setengah 1 dini hari, sesuai jadwal kegiatan mereka akan mendirikan tenda sebelum melanjutkan perjalanan di pagi hari
Setiap kelompok sudah menentukan lokasi tendanya masing-masing, Sana dan teman-temannya akan tidur di tenda yang sama sedangkan Tzuyu tidur bersama Chaeyoung dan yang lainnya
Tzuyu sedang memperhatikan gambar pistol yang Lisa kirim, itu adalah senjata pesanannya. Sahabatnya itu selalu bisa memenuhi ekspetasi Tzuyu, sembari menghisap rokoknya ia membaca pesan di grup chat gengnya itu
Teman-temannya sedang berada di tempat yang tak jauh dari Tzuyu, mereka juga mendirikan tenda. Ini bukan bagian dari misi, katanya mereka juga ingin sekalian berlibur seperti Tzuyu
"Sini biar gue bantu San" suara itu mengalihkan perhatian Tzuyu, dari jauh Tzuyu melihat Sana yang kesulitan mendirikan tenda, lalu seorang lelaki menghampirinya untuk membantunya
Tzuyu mematikan rokoknya, ia mendekat lalu mengambil alih ujung tenda yang sedang dipasang lelaki itu
Senyum sahabat-sahabat Sana hilang seketika, Tzuyu selalu muncul disaat yang tidak tepat!
"Makasih Woo..." kata Sana, sebelum mendekat ke arah Tzuyu
"Kalau butuh bantuan bilang aja ya San" dari tatapannya, Sana jelas tau bahwa Wonwoo tidak menyukai kehadiran Tzuyu
"Buat apa, dia ga akan butuh bantuan lo" sahut Tzuyu
Dalam hati, Sana merasa tak enak ditambah pandangan sahabat Sana yang semakin memperlihatkan ketidak sukaan mereka terhadap Tzuyu
Pukul 2 dini hari, sebagian besar orang sudah tidur namun lain hal nya dengan tenda Sana, mereka masih berbincang ria
"Duh gue pengen pipis nih, anterin yuk" kata Nayeon tiba-tiba
"Ga ah gue males" kata Mina
"Sama gue yuk, gue juga pengen pipis nih" sahut Momo
Mereka berjalan menuju kamar mandi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tenda mereka, samar-samar mereka mendengar suara
"Lo denger sesuatu ga sih?"
Nayeon mengangguk, dia melihat sekitar untuk memastikan. Dari jauh Nayeon melihat cahaya, nampaknya ada sebuah mobil yang terparkir di sana
Diam-diam mereka mendekat sambil bersembunyi di balik pohon, benar saja sebuah mobil van camping terparkir di sana, ada beberapa tenda juga yang mengelilinginya.
Dari jauh mereka melihat Tzuyu yang sedang berbincang dengan seseorang, sambil tersenyum Tzuyu memperhatikan pistol yang sedang ia genggam. Keluarlah seorang wanita dari dalam van itu, ia membawa segelas minuman lalu memeluk Tzuyu sembari mencium kedua pipinya
Nayeon dan Momo saling melempar pandang, sudah mereka duga Tzuyu adalah seseorang yang seperti itu!
Selain karna identitas Tzuyu yang tidak jelas, ini salah satu alasan mengapa mereka tidak merestui hubungan Sana dan Tzuyu
Selama 1 tahun mengenal Tzuyu, mereka tidak tau sama sekali mengenai asal usul Tzuyu, percuma saja bertanya pada Sana dia sama tidak tahunya
Setelah diam-diam mengintip, mereka kembali ke tenda. Teman-temannya sudah tertidur, menyisakan Sana yang sedang melihat-lihat hasil fotonya bersama Tzuyu. Momo dan Nayeon paham, Sana sangat mencintai Tzuyu.
"Tzuyu tidur dimana San?" Momo duduk di samping Sana sambil membereskan tempar tidurnya
"Tenda laki-laki" jawab Sana tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya, dia menghapus beberapa foto yang menurutnya tidak bagus
Nayeon menatap Sana iba, "Lo udah tau soal geng yang sering bareng sama Tzuyu itu?" pertanyaan Nayeon membuat Sana menghentikan aktivitas nya
"Belum sih, tapi feeling gue mereka bukan geng aneh yang suka buat onar"
"Emang lo ga tanya sama Tzuyu?"
"Gue udah pernah nanya sama Tzuyu, tapi dia cuman jawab kalau itu temen mainnya aja"
"Lo ga takut apa San, siapa tau gitu Tzuyu sama gengnya itu pembunuh bayaran atau.... Komplotan mafia yang sembunyiin identitasnya" celetuk Momo
"Lo ga bisa ya ngatain Tzuyu kayak gitu, meski hubungan gue sama dia rumit tapi lo ga berhak ikut campur sampe ngehakimin Tzuyu. Gue kecewa sama lo, Mo"
Sana bangun dari duduknya, ia memasukan ponselnya ke dalam saku celananya"Gue gini karna gue peduli sama lo, gila ya lo lebih milih cowok ga jelas kayak Tzuyu daripada sahabat lo sendiri" kata Momo sebelum Sana keluar tenda, Nayeon yang menyaksikan itu hanya diam, ia sendiri bingung harus bagaimana
Bermaksud mencari udara segar dan mendinginkan kepala dari emosinya, Sana malah kedinginan di tengah perkemahan ia juga merasa sedikit takut melihat keadaan sekitar yang sudah sepi
Apa yang Momo ucapkan tadi melukai hatinya, Sana tak suka orang yang ia sayang dituduh seperti itu. Namun di dalam hatinya juga terlintas pertanyaan, bagaimana jika apa yang Momo ucapkan tadi benar?
Tidak tidak... Buang jauh jauh pikiran jahatnya ituKedatangan seseorang menyadarkan Sana dari lamunannya
"Ngapain di sini?" Sana tersenyum, itu Tzuyu yang sedang mencari korek api di saku celananya sendiri
"ga bisa tidur" kata Sana manja, ia berdiri sebelum mengambil rokok yang sedari tadi Tzuyu pegang. Tzuyu mengerti, Sana sedang tidak mengizinkannya merokok
"Ikut gue" Tzuyu merangkul bahu Sana, lalu mengajaknya jalan ke luar daerah perkemahan. Sana tidak bertanya-tanya ia akan dibawa kemana, selama dengan Tzuyu ia ikut
KAMU SEDANG MEMBACA
APOCALYPSE
FanfictionDi-usianya yang menginjak 25, Sana membutuhkan kejelasan tentang sebuah hubungan. Ia menginginkan sesuatu yang pasti dan jelas untuk masa depannya, namun orang yang ia cintai tak pernah bisa membuka diri. Tzuyu yang tak pernah siap akan sebuah komit...