Prolog

50 1 0
                                    


Kalau ditanya kapan terakhir kali jatuh cinta, Saka dengan jujur akan menjawab kemarin. Ya, kemarin, saat lelaki itu baru menyadari bahwa sahabat kecilnya, Hana, memiliki segudang sisi menarik yang membuat Saka jatuh cinta.

Hana Athalia, gadis mungil itu memiliki senyuman yang memabukkan bagi Saka, membuat lelaki bergigi kelinci itu salah tingkah sepanjang hari, apalagi setelah Hana memberinya pelukan saat tim olimpiade matematika mereka berhasil masuk ke babak final. Hana yang semringah saat itu semakin cantik saat Saka melihatnya dengan sangat dekat.

Jatuh cinta pada Hana jujur saja tidak membuat Saka berekspektasi besar karena konon gadis itu disukai banyak orang karena sifatnya yang ramah dan pandai berteman. Saka juga tidak berniat memacari Hana karena ia yakin Hana tidak mau berpacaran dengannya.

"Nih pesenan lo." Bitha, teman satu tim Saka dan Hana, menaruh nampan berisi dua seporsi batagor untuk Saka karena tadi gadis berponi itu kalah main suit.

Saka tertawa kecil, merasa sedikit senang karena di waktu istirahat mereka setelah latihan olimpiade, lelaki itu tidak perlu capek-capek antre di tempat batagor mengingat makanan dengan kuah kacang itu sangat digandrungi murid-murid SMA Mirae.

"Makasih, Bitha!" ucap Saka ceria sambil mengambil batagor menggunakan garpu.

Bitha membuang napas kecil. "Eh Sak, lo kenal Sansa dari mana?" tanya Bitha kemudian menyeruput es tehnya setelah lelah mengantre.

Hana yang tadi fokus makan bakso langsung ikut menoleh ke arah Saka, menunggu jawaban dari sahabatnya.

"Sansa siapa?" Saka malah balik bertanya karena nyatanya lelaki itu memang tidak mengenal banyak orang, berbeda dengan Hana dan Bitha yang temannya ada di mana-mana.

"Sansa temen sekelas gue?" Hana angkat bicara. Ah, Hana jadi ingat saat ia mendengar nama Saka keluar dari mulut Yumna, sahabat Sansa, dan membuat Sansa memarahinya setelah tak sengaja bertukar pandang dengan Hana.

Pertanyaan Hana tadi langsung diangguki oleh Bitha. "Iya, Na. Tadi pas gue antre sama Sansa, terus ngobrol gitu. Dia nanya-nanyain Saka. Kayanya naksir lo deh, Sak." Bitha menjelaskan dengan serius.

Mendengar hal itu, kedua telinga Saka jadi merah. Baru kali ini ia mendengar seseorang menyukainya. Rasanya aneh, Saka jadi penasaran dengan gadis itu.

Saka menoleh pada Hana untuk melihat reaksi gadis itu. Hana tersenyum lebar, menunjukkan seluruh gigi manisnya lalu berseru, "CIEEEE!!!".

Ah, Saka sedikit kecewa. Membuang muka dari Hana, Saka jadi bertukar pandang dengan gadis bertanda nama Sansa Nadhira.

1 ... 2 ... 3 ....

Jantung Saka berdetak semakin cepat seiring dengan tenggelamnya tatapan Saka di kedua mata indah Sansa. Ketika gadis itu tersenyum kecil, wajah Saka menjadi merona.

- to be continued

Cotton Candy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang